AS dan Sekutunya Buka Front Baru, Tuding China di Balik Serangkaian Aksi Peretasan

Senin, 19 Juli 2021 | 22:55 WIB
AS dan Sekutunya Buka Front Baru, Tuding China di Balik Serangkaian Aksi Peretasan
[ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Tokyo, Jepang. 16 Maret 2021. REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Pool ]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) dan negara-negara sekutunya, Senin (19/7), menuduh China melakukan kampanye peretasan dunia maya global. Tudingan ini membuka babak baru perseteruan di antara AS dan China.

“AS dan negara-negara di seluruh dunia meminta pertanggungjawaban Republik Rakyat Tiongkok atas pola perilakunya yang tidak bertanggung jawab, mengganggu, dan tidak stabil di dunia maya, yang merupakan ancaman besar bagi ekonomi dan keamanan nasional kita,” demikian pernyataan tertulis Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken, hari ini. Tudingan itu dilontarkan AS bersama dengan NATO, Uni Eropa, Inggris, Australia, Jepang, Selandia Baru dan Kanada.

Baca Juga: Pesawat militer AS mendarat di Taiwan, China gelar latihan pendaratan amfibi

Kementerian Kehakiman AS di hari yang sama mendakwa empat warga negara China, yang terdiri dari tiga pejabat keamanan dan satu peretas kontrak, dalam kampanye peretasan global yang ditujukan untuk lusinan perusahaan, universitas, dan lembaga pemerintah di AS dan negera-negara lain. Kegiatan peretasan berlangsung sejak 2011 hingga 2018, dan berfokus ke informasi yang secara signifikan akan menguntungkan perusahaan dan bisnis China, demikian pernyataan Kementerian Kehakiman

Pemerintah AS mengambil sikap keras terhadap aksi peretasan sebulan setelah Presiden Joe Biden bertemu dengan para pemimpin G7 dan NATO. Dalam pertemuan puncak G7 di Cornwall, Inggris, para pemimpin negara anggota G7 menyepakati tudingan AS tentang keterlibatan China dalam aksi peretasan global.

Pemerintah AS secara resmi mengaitkan aksi peretasan ke dalam Microsoft Exchange Server yang terungkap pada bulan Maret dengan “aktor dunia maya yang berafiliasi dengan” Kementerian Keamanan Negara China, demikian pernyataan Blinken.

Baca Juga: Korea Utara kembali serukan kaum muda untuk jauhi segala bentuk budaya asing

Kedutaan Besar China di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar. Pejabat China sebelumnya mengatakan China juga menjadi korban peretasan dan menentang segala bentuk serangan dunia maya.

Para pejabat AS mengatakan ruang lingkup dan skala peretasan yang dikaitkan dengan China, berikut perekrutan peretas, telah mengejutkan mereka. "Kementerian Keamanan Negara China telah membina ekosistem peretas kriminal yang melakukan aktivitas yang disponsori negara dan kejahatan dunia maya untuk keuntungan finansial mereka sendiri,” kata Blinken.

Badan-badan keamanan dan intelijen AS akan menguraikan lebih dari 50 teknik dan prosedur yang digunakan “aktor yang digerakkan Beijing” dalam menargetkan jaringan AS, kata seorang pejabat senior pemerintah.

Pelaku siber yang disponsori negara China secara konsisten memindai jaringan target untuk mencari kerentanan kritis dan tinggi dalam beberapa hari setelah kerentanan tersebut diungkapkan kepada publik, kata penasihat keamanan siber AS dalam laporan setebal 31 halaman yang dilihat Reuters.

AS dalam beberapa bulan terakhir telah memusatkan perhatian ke Rusia dengan mengungkap kiprah peretas asal negeri itu dalam serangkaian serangan ransomware di AS.

Dalam pengumuman Senin, pejabat AS secara resmi menyalahkan pemerintah China "dengan keyakinan tinggi" atas peretasan yang melanda entitas bisnis dan lembaga pemerintah di AS yang menggunakan layanan email Microsoft. Tudingan yang sama juga disampaikan Microsoft.

Operasi tersebut secara khusus mengeksploitasi titik lemah dalam program email milik Microsoft. Pakar keamanan siber terguncang oleh skala dan volume insiden, yang berjumlah ribuan calon korban AS.

Baca Juga: Kepala negara hingga jurnalis jadi target spyware buatan Israel

Pejabat senior administrasi Biden mengatakan kekhawatiran AS tentang aktivitas siber China telah disampaikan ke pejabat senior di Beijing. “Kami tidak mengesampingkan tindakan lebih lanjut untuk meminta pertanggungjawaban Tiongkok,” kata pejabat itu.

AS dan China telah berseteru di berbagiai hal mengenai perdagangan, pengembangan militer China, tindakan keras terhadap aktivis demokrasi di Hong Kong, perlakuan terhadap Uyghur di wilayah Xinjiang dan agresi di Laut China Selatan.

Pemerintahan Biden, Jumat (16/7), memperingatkan sektor korporasi di negerinya tentang risiko melakukan kegiatan di Hong Kong. Peringatan ini muncul setelah China memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang baru di Hong Kong, tahun lalu.

Baca Juga: Badan intelijen Inggris meminta dunia mewaspadai mata-mata Rusia dan China

Blinken menyebut dakwaan Kementerian Kehakiman terhadap empat warga China sebagai contoh bagaimana Amerika Serikat akan memberlakukan konsekuensi.

Para terdakwa dan pejabat di Departemen Keamanan Negara Hainan, sebuah kantor keamanan negara regional, berusaha menyembunyikan peran pemerintah China dalam pencurian informasi dengan menggunakan perusahaan kedok, menurut dakwaan, yang  dibuka pada hari Jumat.

Kampanye tersebut menargetkan rahasia dagang di berbagai industri, seperti penerbangan, pertahanan, pendidikan, pemerintah, perawatan kesehatan, industri biofarmasi dan maritim, kata pernyataan Kementerian Kehakiman.

Korban peretasan berada di Austria, Kamboja, Kanada, Jerman, Indonesia, Malaysia, Norwegia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Swiss, Inggris, dan AS.

Selanjutnya: ILO: Perempuan Menghadapi Risiko Kehilangan Pekerjaan Lebih Besar Selama Pandemi

 

Bagikan

Berita Terbaru

Kejayaan Jati dan Bisnis Furnitur yang Terancam Babak Belur
| Minggu, 06 Juli 2025 | 05:39 WIB

Kejayaan Jati dan Bisnis Furnitur yang Terancam Babak Belur

Ancaman tarif resiprokal ke Amerika Serikat, hingga banjir produk furnitur impor, menjadi tantangan industri.

Melaba dari Usaha Minuman Matcha
| Minggu, 06 Juli 2025 | 05:34 WIB

Melaba dari Usaha Minuman Matcha

Belakangan, olahan matcha digemari masyarakat. Peluang ini ditangkap pelaku usaha yang menuai omzet hingga ratusan juta

PR Perlindungan Investor
| Minggu, 06 Juli 2025 | 05:31 WIB

PR Perlindungan Investor

Nyoman terkejut karena dia merasa cuma mengorder 9 lot, namun mengapa bisa berubah menjadi 16.541 lot?

IHSG Turun 0,47% Sepekan, Intip Saham-Saham Top Gainers dan Top Losers Bursa
| Minggu, 06 Juli 2025 | 04:00 WIB

IHSG Turun 0,47% Sepekan, Intip Saham-Saham Top Gainers dan Top Losers Bursa

IHSG ditutup melemah ke 6.865,19 pada perdagangan terakhir, 4 Juli 2025 setelah melemah 0,47% dalam sepekan mulai 30 Juni 2025.

Akuisisi Tahap Pertama KRYA Terlaksana, Investor Asal Hongkong Lanjut Due Dilligence
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 18:00 WIB

Akuisisi Tahap Pertama KRYA Terlaksana, Investor Asal Hongkong Lanjut Due Dilligence

Akuisisi PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) oleh sejumlah perusahaan yang bergerak di bisnis kendaraan listrik mulai terlaksana.

Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 17:17 WIB

Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak

Kinerja emiten tambang PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) diprediksi semakin cemerlang hingga 2027 mendatang.

Sejumlah Emiten Diuntungkan Melalui Deregulasi Kebijakan Impor
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 17:01 WIB

Sejumlah Emiten Diuntungkan Melalui Deregulasi Kebijakan Impor

Kebijakan deregulasi impor memberi ruang memperlancar rantai pasok bahan baku, komponen produksi, hingga barang konsumsi tertentu.

Menilik Peluang dan Risiko Penguatan Rupiah di Semester II 2025
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 16:41 WIB

Menilik Peluang dan Risiko Penguatan Rupiah di Semester II 2025

Tantangan terhadap rupiah juga cukup besar dengan data PMI yang terkontraksi dan proyeksi defisit anggaran yang lebih tinggi menjadi 2,78%.

Volume Batubara dan Curah Hujan Tinggi, Kinerja UNTR Diproyeksi Turun
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 16:25 WIB

Volume Batubara dan Curah Hujan Tinggi, Kinerja UNTR Diproyeksi Turun

Tekanan harga batubara berasal dari akumulasi turunnya permintaan impor dari China sebanyak 5% year on year (YoY).

Menebak Motivasi Haji Isam di Hulu Ternak Ayam dari Pembelian Anak Usaha KFC (FAST)
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 15:05 WIB

Menebak Motivasi Haji Isam di Hulu Ternak Ayam dari Pembelian Anak Usaha KFC (FAST)

Pernyataan mengenai percepatan pelaksanaan proyek-proyek strategis, di dalam tujuan transaksi 15% saham FAST, memancing sas sis sus di pasar saham

INDEKS BERITA

Terpopuler