Aset Emiten Hasil Merger Indosat dan Tri Menggemuk, Gusur Posisi Telkomsel dan XL

Jumat, 17 September 2021 | 17:58 WIB
Aset Emiten Hasil Merger Indosat dan Tri Menggemuk, Gusur Posisi Telkomsel dan XL
[ILUSTRASI. Logo 3 (Tri), operator GSM dan penyedia layanan internet bergerak yang dikelola oleh PT Hutchison 3 Indonesia. KONTAN/Daniel Prabowo/03/04/2007]
Reporter: Nur Qolbi, Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Entitas hasil merger antara PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) menghasilkan emiten dengan aset yang jauh lebih besar. 

Bahkan, entitas yang nantinya akan bernama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk, itu memiliki aset yang jauh lebih besar ketimbang dua pesaing utamanya; Telkomsel dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Per 31 Maret 2021, Tri memiliki total aset Rp 50,417 triliun. Sementara total aset Indosat mencapai Rp 62,891 triliun. Dus, jika total aset kedua perusahaan ini digabung, nilainya mencapai Rp 113,308 triliun.

Sementara EXCL pada periode yang sama memiliki total aset Rp 65,931 triliun. Tadinya terbesar kedua, namun kini tergusur ke posisi ketiga.

Baca Juga: Ooredoo Akan Beli Saham Indosat Milik Investor yang Tak Setuju Merger di Rp 5.247

Sedangkan Telkomsel, merujuk laporan keuangan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) per 31 Maret 2021, punya total aset sebesar Rp 107,596 triliun. Jumlah ini setara sekitar 41,73% dari total aset TLKM.

Oh ya, penggunaan laporan keuangan kuartal I-2021 lantaran ringkasan rancangan merger Indosat dan Tri memang menggunakan data laporan keuangan periode tersebut. 

Namun, soal kinerja keuangan, entitas hasil merger Indosat dan Tri tidak ada apa-apanya dibanding Telkomsel. Per 31 Maret 2021, gabungan kedua perusahaan itu menghasilkan total pendapatan Rp 10,628 triliun. 

Gabungan pendapatan itu memang berhasil menggusur EXCL yang pada periode sama menghasilkan pendapatan Rp 6,247 triliun. Posisi Telkomsel tetap kokoh di puncak lantaran menghasilkan pendapatan Rp 21,215 triliun.

Halaman Selanjutnya

Soal mencetak laba masih kalah >>>

Tapi, soal urusan mencetak laba, PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk nantinya akan punya pekerjaan besar. Pasalnya, per 31 Maret, PT Indosat Tbk mencetak laba periode berjalan Rp 203,133 miliar. Namun Tri masih menanggung rugi bersih Rp 1,708 triliun.

Di sisi lain, EXCL berhasil mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 320,513 miliar. Sedangkan Telkomsel mencetak Laba tahun berjalan dari operasi yang masih berlanjut sebesar Rp 6,724 triliun.

Meski demikian, merger berpotensi mendongkrak kinerja PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk menjadi lebih baik. Analis Royal Investium Sekuritas Muhammad As'ad menilai, merger ini akan menciptakan efisiensi operasional bagi kedua entitas perusahaan yang sebelumnya terpisah. 

Baca Juga: Indosat dan 3 Merger, Indosat Ooredoo Hutchison Bakal Jadi Nomor Dua Terbesar

Perusahaan juga akan memiliki struktur modal yang lebih masif untuk melakukan ekspansi bisnis dalam rangka menyongsong tren digitalisasi. 

Akan tetapi, As'ad mengingatkan, efisiensi dan perkembangan bisnis tersebut kemungkinan baru akan terlihat dalam jangka panjang. 

Pasalnya, secara operasional, konsolidasi operator telekomunikasi untuk bisa terintegrasi secara efisien cukup memakan waktu lama. 

Ia merujuk pada konsolidasi bisnis XL Axiata dan Axis yang membutuhkan waktu hampir dua tahun. Meskipun begitu, As'ad optimistis, regulasi pemerintah yang baru dapat memudahkan rencana sinergi Indosat Ooredoo Hutchison. 

Selanjutnya: Efek Merger Indosat dan Tri, Porsi Pemerintah RI, Boy Thohir & Investor Ritel Menciut

 

Bagikan

Berita Terbaru

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:11 WIB

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI

Sejumlah bank memastikan layanan digital akan tetap andal dalam melayani nasabah selama momentum Nataru

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:09 WIB

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas

Kehadiran PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdampak berbeda bagi saham bank digital lainnya.​

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:09 WIB

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum optimal menggerakkan ekonomi dan menciptakan kerja setelah setahun, kata CSIS, Paramadina, dan CELIOS. 

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:07 WIB

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026

Untuk memastikan ketahanan sistem, pemerintah secara rutin melakukan stress test.                          

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:48 WIB

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat

Langkah penundaan kenaikan pajak dan cukai bersifat jangka pendek untuk dorong konsumsi.                        

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:40 WIB

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian

Data OJK menunjukkan transaksi kripto merosot, sementara nilai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkat.

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:30 WIB

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi

Bagi Kaleb Solaiman, Group CFO Venteny Fortuna Tbk, investasi adalah disiplin jangka panjang dan memerlukan riset mendalam

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu

Literasi keuangan dari kaum ibu termasuk juga perempuan lainnya bisa melindungi keluarga dari kejahatan finansial.​

Darurat Pengelolaan Sampah
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Darurat Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah tidak cuma tanggung jawab pusat lewat program PLTSa saja, pemerintah daerah juga wajib mengelola sampah dari hulu.

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet

Mengupas profil dan strategi bisnis PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) setelah mencatatkan saham di BEI 

INDEKS BERITA