Asing Masih Melirik Pasar Saham Domestik

Senin, 25 Maret 2019 | 06:16 WIB
Asing Masih Melirik Pasar Saham Domestik
[]
Reporter: Yoliawan H | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing masih doyan menanamkan duit di pasar saham domestik. Ini terlihat dari nilai aksi beli bersih atau net buy asing sepanjang pekan lalu.

Net buy investor asing di seluruh pasar pekan lalu mencapai Rp 1,43 triliun. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kondisi pekan sebelumnya. Saat itu, asing justru mencetak net sell di seluruh pasar sebesar Rp 1,87 triliun.

Meski sempat terjadi aksi jual, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mengakumulasi net buy sejak awal tahun. Nilai net buy tercatat Rp 11,22 triliun. Investor asing masih tampak memburu saham berkapitalisasi pasar besar.

Analis Senior Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, gejolak global saat ini tak sebesar tahun lalu. Ini membuat investor lebih berani masuk ke aset investasi yang dianggap berisiko.

The Fed juga menahan suku bunga acuan. Alhasil, dorongan investor mencari instrumen investasi yang bisa menawarkan imbal hasil lebih tinggi, seperti saham, menguat.

Pada saat bersamaan, bursa saham Indonesia mencetak kinerja positif. IHSG merupakan bursa saham dengan kinerja terbaik ketiga di Asia. IHSG sejak awal naik 5,34%. ""Investor asing mulai kembali percaya diri masuk ke pasar saham Indonesia," jelas Alfatih, Jumat (22/3).

Meski begitu, sentimen negatif tak sepenuhnya hilang. Pasar saham masih dihantui risiko negosiasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang hasilnya belum terlihat. Artinya, hal ini masih menjadi risiko.

Dari dalam negeri, pasar saham masih menghadapi risiko pemilu. "Kita harus menunggu 17 April nanti," kata Managing Director Head of Equity Capital Markets Samuel International Harry Su.

Perkembangan situasi politik akan menentukan arah pasar. Ini juga menjadi salah satu faktor penentu masuk atau keluarnya dana asing.

Namun, Alfatih menilai, hal tersebut hanya bersifat sementara. Setelah pemilu usai, dengan syarat situasi kembali lebih stabil, net buy diperkirakan semakin deras.

Analis menilai saham perbankan bakal kembali jadi incaran utama asing, karena kapitalisasinya besar. Saham konsumer juga memiliki prospek bagus. Selain itu, suku bunga stabil akan mendorong sektor properti.

Alfatih menambahkan, gejolak yang terjadi baik di dalam atau luar negeri sejatinya tidak membuat asing benar-benar pergi. Mereka hanya menggeser target investasinya ke aset yang lebih aman.

Dana asing banyak masuk ke obligasi. "Karena kupon menarik dan cenderung lebih aman di tengah sentimen global," jelas Alfatih.

Bagikan

Berita Terbaru

Bank Mandiri Tanggapi Kabar Pelepasan Saham BSI
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 20:50 WIB

Bank Mandiri Tanggapi Kabar Pelepasan Saham BSI

Bank Mandiri menegaskan bahwa wacana spin off saham BSI tidak ada dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2025 yang telah disampaikan kepada OJK.

Gas Alam Jadi Penyelamat Prospek Emiten Migas di Tengah Tekanan Harga Minyak Dunia
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 20:06 WIB

Gas Alam Jadi Penyelamat Prospek Emiten Migas di Tengah Tekanan Harga Minyak Dunia

Kenaikan harga gas alam ditopang perkiraan cuaca yang lebih dingin dan permintaan gas alam cair (LNG) yang kuat.

WIFI Buka-Bukaan Soal Alasan Menambah Tiga KBLI Baru dalam Usahanya
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 18:26 WIB

WIFI Buka-Bukaan Soal Alasan Menambah Tiga KBLI Baru dalam Usahanya

Penambahan tiga KBLI merupakan bagian dari strategi jangka panjang WIFI dalam memperluas kegiatan usaha dan memperkuat kapabilitas operasional.

Prospek Saham GTSI dan HUMI: Ekspansi Gasifikasi dan Delisting Induk Jadi Katalis
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:12 WIB

Prospek Saham GTSI dan HUMI: Ekspansi Gasifikasi dan Delisting Induk Jadi Katalis

GTSI dan HUMI mencatatkan kenaikan harga saham yang cukup signifikan, dipicu sentimen ekspansi bisnis serta rotasi investor dari perusahaan induk.

Sudah Turun 5 Kali, Bank Indonesia (BI) Menahan BI Rate di 4,75% pada Oktober 2025
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 15:40 WIB

Sudah Turun 5 Kali, Bank Indonesia (BI) Menahan BI Rate di 4,75% pada Oktober 2025

Bank Indonesia tetap jaga BI‑Rate di 4,75% pada RDG 21‑22 Okt 2025. Kebijakan ini dukung inflasi rendah & stabilitas rupiah. 

Di Balik Proyek PLTSa: Truk Sampah Akan Makin Ramai hingga Beban PLN Makin Berat
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 13:39 WIB

Di Balik Proyek PLTSa: Truk Sampah Akan Makin Ramai hingga Beban PLN Makin Berat

Jika pembangkit sampah dibangun di dekat pemukiman, ini akan menimbulkan masalah baru. Truk sampah akan melewati komplek dan mengganggu masyarakat

PP Presisi (PPRE) Memperkuat Segmen Bisnis Pertambangan
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 08:00 WIB

PP Presisi (PPRE) Memperkuat Segmen Bisnis Pertambangan

Diversifikasi usaha PPRE kini terfokus pada jasa pertambangan, yang telah menjadi penyumbang dominan terhadap pendapatan konsolidasi perusahaan

Pemerintah Pangkas Tarif Tiket Pesawat saat Nataru
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:46 WIB

Pemerintah Pangkas Tarif Tiket Pesawat saat Nataru

Diskon tarif pesawat berlaku spesifik untuk tiket domestik kelas ekonomi untuk periode penerbangan 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026.

Bisnis Petikemas Entitas Grup Pelindo Tumbuh 15%
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:45 WIB

Bisnis Petikemas Entitas Grup Pelindo Tumbuh 15%

Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan arus petikemas yang konsisten dari tahun ke tahun di seluruh lini operasi perusahaan.

Danantara Siap Merampingkan Jumlah BUMN
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:43 WIB

Danantara Siap Merampingkan Jumlah BUMN

Danantara menargetkan pemangkasan jumlah BUMN dari ribuan entitas saat ini menjadi hanya ratusan dalam lima tahun ke depan.  

INDEKS BERITA

Terpopuler