Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Sandy Baskoro
ENERGI TERBARUKAN - JAKARTA. Gembar-gembor pengembangan energi baru terbarukan (EBT) tak selamanya mulus di lapangan. Sejumlah pelaku usaha pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap mengaku kesulitan mempertahankan bisnis di tengah kebijakan pembatasan pemasangan PLTS atap oleh PLN.
Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa menyatakan, energi surya fotovoltaik atau PLTS sebenarnya mampu menjadi tulang punggung bauran energi terbarukan, tidak hanya sampai 2025 melainkan juga untuk target net-zero emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat.
Hanya Rp 5.000 untuk membaca artikel ini.
BELI SEKARANG