Awal Tahun Kredit Valas Cukup Bernas

Selasa, 14 Mei 2019 | 10:41 WIB
Awal Tahun Kredit Valas Cukup Bernas
[]
Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit valuta asing (valas) perbankan di awal tahun tumbuh relatif deras. Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, total kredit valas di Februari 2019 naik 13,82% secara year on year (yoy) menjadi Rp 790,41 triliun. Jumlah tersebut lebih baik dari pertumbuhan kredit secara industri di bulan yang sama sebesar 12,13% yoy.

Sejumlah bankir mengatakan, penyaluran kredit valas sangat bergantung pada permintaan kredit di pasar. Direktur Korporasi Bank Mandiri Royke Tumilaar menjelaskan, kredit valas perseroan didominasi oleh perusahaan yang berorientasi ekspor. "Ada banyak batasan untuk kredit valas, tidak bisa jor-joran. Seperti aturan Bank Indonesia (BI) yang wajib hedging. Tapi intinya kami tetap menyediakan kredit valas," ujarnya, Jumat (10/5).

Pun, bank berlogo pita emas ini memandang saat ini tidak ada isu negatif terkait kurs mata uang, artinya peluang pertumbuhan kredit valas masih tetap terbuka. Sayangnya, Royke tidak dapat merinci besaran target pertumbuhan kredit valas di tahun ini.

Per kuartal I-2019 total penyaluran kredit valas Bank Mandiri mencapai Rp 116,92 triliun, meningkat 16,15% secara tahunan. Merinci presentasi perusahaan, tiga sektor unggulan kredit valas adalah minyak dan gas (migas), pertambangan dan batubara. Sebanyak 86,8% dari jumlah kredit tersebut mengalir ke segmen kredit perusahaan.

Sementara itu, Bank Danamon berharap di tahun 2019, penyaluran kredit valas mampu tumbuh sama dengan tahun lalu, yakni di kisaran 8%–10%. Adapun sampai kuartal I 2019, Direktur Keuangan Bank Danamon Satinder Ahluwalia menjelaskan pertumbuhan kredit valas masih flat. Namun, pada kuartal II 2019 diperkirakan akan tumbuh walau masih belum deras. "Semester II akan tumbuh seperti tahun kemarin. Kami akan dorong, maunya dobel digit tapi harus prudent dan konservatif. Minimal seperti tahun kemarin," terangnya.

Sementara dari kacamata bank asing, Citibank Indonesia menyebutkan, penyaluran kredit valas bukan menjadi salah satu fokus perusahaan. Sebab, sekitar 79% kredit Citibank hingga kuartal pertama 2019 mengalir dalam mata uang rupiah.

Seluruh kredit valas di Citibank Indonesia berada di segmen korporasi, yang porsinya hanya 21% dari total kredit perseroan. "Di Citibank 100% korporasi, tidak ada di konsumer. Kenaikannya hanya 4%, jadi kebanyakan kredit naik di Rupiah," ujar Chief Executive Officer (CEO) Citibank Batara Sianturi. Tahun ini pihaknya tidak mematok pertumbuhan penyaluran kredit valas.

Berdasarkan kategori usaha (BUKU) tercatat kredit valas naik paling tinggi di BUKU IV sebesar 17,66% yoy menjadi Rp 339,5 triliun per Februari 2019. Sementara BUKU III meningkat 12,48% menjadi Rp 376,09 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 334,34 triliun.

Adapun, kredit valas di BUKU II hanya naik 7,83% yoy menjadi Rp 68,68 triliun. Sementara hingga Februari 2019, BUKU I belum menyalurkan kredit valas.

Bagikan

Berita Terbaru

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membidik sejumlah perusahaan potensial untuk didanai pada tahun 2025 ini. 

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:03 WIB

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah

Pemulihan kinerja dan bisnis on demand service mendorong prospek harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:31 WIB

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi

Di jangka pendek ada peluang harga emas terkoreksi. Data-data inflasi Amerika Serikat menunjukkan pelambatan

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:26 WIB

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat

Ketimbang IPO entitas hasil merger UUS BTN Syariah dan Bank Victoria Syariah, BBTN membuka peluang untuk mengakuisisi bank syariah lain.

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:09 WIB

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD

Pemerintah akan menyisir dan mendata developer nakal agar tidak bisa berpartisipasi dalam Program Tiga Juta Rumah. 

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:53 WIB

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) dan Ghuangzhou Yi Song berkongsi masuk ke bisnis paper pulp mold. ​

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:41 WIB

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua

Data terbaru menunjukkan, kepemilikan Subagio Wirjoatmodjo di perusahaan batubara PT Trimata Benua sebanyak 25 persen.

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:02 WIB

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat

Peluang pemangkasan suku bunga acuan alias BI rate dapat mendukung valuasi yield obligasi domestik. 

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:00 WIB

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder

Langkah borong SBN oleh Bank Indonesia sebagai bentuk dukungan bank sentral terhadap program ekonomi pemerintah.

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik
| Kamis, 23 Januari 2025 | 06:45 WIB

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik

Pada September nanti Indonesia secara keseluruhan bisa memenuhi standar besar seperti Exponential Moving Average (EMA).

INDEKS BERITA

Terpopuler