Awas, Ada Gelembung Properti di Eropa yang Bisa Meletus

Sabtu, 16 Oktober 2021 | 09:20 WIB
Awas, Ada Gelembung Properti di Eropa yang Bisa Meletus
[]
Reporter: Ferrika Sari | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - Eropa sedang dilanda kenaikan  harga properti yang bisa mengakibatkan housing bubble. Hal ini akibat pandemi yang menyebabkan biaya untuk tempat tinggal menjadi lebih mahal. Hal ini juga didorong oleh stimulus kuat dari bank sentral.
Gelembung properti ditandai dengan melonjaknya harga perumahan akibat meningkatnya permintaan dan spekulasi. Kenaikan harga ini diibaratkan seperti gelembung udara yang terus membesar.
Menurut data Global UBS Group AG, Jerman menduduki puncak teratas sebagai pasar perumahan paling terganggu atau disfungsional di dunia. Laporan ini juga menunjukkan percepatan risiko gelembung perumahan juga terjadi di kota Toronto, Hong Kong dan Vancouver.
Harga rumah di seluruh dunia telah meningkat pada tahun lalu karena biaya pinjaman jatuh ke titik terendah dan pembeli telah menempatkan cukup banyak uang muka untuk bisa mendapatkan rumah yang mereka inginkan.
Pada survei yang sama, semua harga rumah naik kecuali di empat kota tersebut. Bank memperingatkan bahwa kenaikan ini bisa tiba-tiba berhenti di sebagian besar pasar karena kebijakan kredit mulai melonggar di tengah pelonggaran pembatasan pandemi.
"Rata-rata, risiko gelembung meningkat selama setahun terakhir. Dan berpotensinya adanya koreksi harga di banyak kota," tulis riset itu dikutip dari Bloomberg, Jumat (15/10).
Selain koreksi harga, adanya akses yang tak terjangkau, pinjaman hipotek yang tidak berkelanjutan dan selisih harga yang besar antara harga dan sewa, akan berpotensi menyebabkan krisis perumahan.
Namun agak berbeda dengan krisis keuangan global tahun 2008, kota-kota di Amerika Serikat (AS) berada di luar zona bahaya. Sebaliknya, Moskow dan Stockholm mengalami peningkatan risiko terbesar. Sementara Tokyo dan Sydney justru naik peringkatnya karena pasar perumahan berkembang pesat. Di semua kota yang dianalisis, pertumbuhan harga meningkat menjadi 6% dalam tingkat yang disesuaikan dengan inflasi antara pertengahan 2020 dan pertengahan tahun 2021. Ini merupakan peningkatan tertinggi dalam tujuh tahun.
Ketika sektor rumah tangga meminjam semakin banyak uang untuk mengimbangi harga rumah, tingkat pertumbuhan hipotek yang luar biasa dan rasio utang terhadap pendapatan juga meningkat, terutama di Kanada, Hong Kong dan Australia.
IMF melihat adanya risiko penjualan yang signifikan di pasar saham dan perumahan. Mengingat, harga rumah di daerah non-perkotaan meningkat lebih cepat daripada di kota untuk pertama kalinya sejak awal 1990-an.
Kondisi ini menjadi alasan kenapa harga rumah terus meningkat di kota-kota besar.              

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Transaksi E-commerce Selama Periode Ramadan & Lebaran 2025 Diprediksi Naik 20 Persen
| Sabtu, 22 Maret 2025 | 12:00 WIB

Transaksi E-commerce Selama Periode Ramadan & Lebaran 2025 Diprediksi Naik 20 Persen

Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) memproyeksikan, transaksi e-commerce Indonesia selama periode Ramadan Lebaran 2025 naik di kisaran 15%-20%.

Strategi Baru HERO Seusai Melepas Bisnis Hero Supermarket ke Afiliasi
| Sabtu, 22 Maret 2025 | 11:57 WIB

Strategi Baru HERO Seusai Melepas Bisnis Hero Supermarket ke Afiliasi

Guardian berencana terus memperluas jaringan. Saat ini Guardian menjadi kontributor utama dalam penjualan HERO

Ragam Persiapan dan Antisipasi Perjalanan Mudik dengan Mobil Listrik
| Sabtu, 22 Maret 2025 | 11:53 WIB

Ragam Persiapan dan Antisipasi Perjalanan Mudik dengan Mobil Listrik

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo bilang, ada sekitar 1.000 SPKLU telah disiapkan di jalur mudik tahun ini.

PTK Siapkan 453 Kapal untuk Distribusi BBM
| Sabtu, 22 Maret 2025 | 11:47 WIB

PTK Siapkan 453 Kapal untuk Distribusi BBM

PTK memastikan kapal dalam kondisi sesuai standar operasional selama di pelabuhan, termasuk pemeriksaan kelengkapan kapal, layanan lepas sandar

Pembatasan Operasional Truk Ganggu Sektor Logistik
| Sabtu, 22 Maret 2025 | 11:44 WIB

Pembatasan Operasional Truk Ganggu Sektor Logistik

Pembatasan operasional angkutan barang bertujuan untuk mengurangi kemacetan saat arus mudik, tetapi di sisi lain membebani sektor logistik.

Pengusaha Menyambut Baik Wacana Penurunan Tarif Royalti Batubara
| Sabtu, 22 Maret 2025 | 11:42 WIB

Pengusaha Menyambut Baik Wacana Penurunan Tarif Royalti Batubara

Pemerintah tengah merevisi PP No. 26/ 2022 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yang Berlaku pada Kementerian ESDM.

Transaksi E-Commerce Indonesia Kian Gendut
| Sabtu, 22 Maret 2025 | 11:38 WIB

Transaksi E-Commerce Indonesia Kian Gendut

idEA memproyeksikan total transaksi e-commerce di Indonesia bisa mencapai nilai yang sama dengan tahun lalu, yakni Rp 500 triliun-Rp 900 triliun.

Dampak Ekonomi Suram dan Kebijakan Kontroversi Pemerintah Bikin Rupiah Anjlok
| Sabtu, 22 Maret 2025 | 11:25 WIB

Dampak Ekonomi Suram dan Kebijakan Kontroversi Pemerintah Bikin Rupiah Anjlok

Ditambah lagi, Wapres Gibran Rakabuming Raka hobi melakukan kunjungan yang bisa dilakukan oleh pejabat di bawahnya. 

Perjalanan Karier Melissa Siska Juminto Presiden Direktur E-Commerce ByteDance
| Sabtu, 22 Maret 2025 | 11:10 WIB

Perjalanan Karier Melissa Siska Juminto Presiden Direktur E-Commerce ByteDance

Melihat perjalanan karier Melissa Siska Juminto dari akuntan menjadi petinggi di perusahaan e-commerce

Daya Beli Masyarakat Turun, ADHI Atur Strategi Jalankan Roda Bisnis Properti
| Sabtu, 22 Maret 2025 | 10:20 WIB

Daya Beli Masyarakat Turun, ADHI Atur Strategi Jalankan Roda Bisnis Properti

ADHI mencatatkan rendahnya realisasi pendapatan atas segmen properti dan pelayanan per 31 Desember 2024 yang menurun -40,15% YoY.

INDEKS BERITA

Terpopuler