Bali United Incar Dana IPO Rp 300 Miliar

Rabu, 27 Februari 2019 | 07:02 WIB
Bali United Incar Dana IPO Rp 300 Miliar
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Klub sepakbola asal Bali, Bali United, semakin mematangkan rencananya untuk melakukan penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO). Selasa (26/2), Bali United yang akan melantai dengan nama perusahaan PT Bali Bintang Sejahtera ini bertemu dengan otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI).

Presiden Direktur Kresna Sekuritas Octavianus Budiyanto mengatakan, pertemuan kemarin bertujuan untuk memfinalkan harga IPO dan jumlah saham yang akan dilepas. Kresna Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin emisi IPO Bali United. "Kami akan melepas 33,3% saham," kata Octavianus, Selasa (26/2).

Bali United membidik target dana IPO sebesar Rp 300 miliar. Direktur Keuangan Bali Bintang Sejahtera Yohanes Ade Bunian Moniaga mengatakan, sebagian dana IPO akan digunakan untuk investasi pemain. Sebagian lainnya akan digunakan untuk membeli peralatan, perbaikan stadion dan keperluan mendanai anak perusahaan. "Kami akan listing April atau Mei," jelas dia.

Octavianus menambahkan, saat ini Bali United tidak memiliki utang. Adapun nilai aset klub Rp 120 miliar dengan modal Rp 108 miliar. Perusahaan ini menggunakan dasar perhitungan IPO tahun buku Desember 2018. Sehingga, menurut dia, kemungkinan pencatatan maksimal dilakukan pada Juni 2019.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, menyatakan, hingga saat ini, baru ada satu klub sepakbola yang menyatakan minat mencatatkan diri di BEI, yakni Bali United. Meski begitu, dia optimistis prospek saham sepakbola untuk melantai di bursa cukup positif, terutama berkaca dari saham sepakbola di luar negeri. "Di luar negeri bagus banget, karena ada pendapatan merchandise. Jadi tidak hanya bola saja," ujar dia, Selasa (26/2).

Inarno mengakui, tim sepakbola Tanah Air tidak se-ekspansif klub dari luar negeri seperti klub sepak bola Manchester United dan Barcelona yang memiliki pangsa pasar luas hingga ke Asia. Tapi, militansi fans klub sepakbola Indonesia sangat besar.

Bali United optimistis peminat IPO perusahaan ini cukup besar karena bisnis sepakbola yang dijalani memiliki beragam bisnis yang saling melengkapi. "Kami ada beberapa bisnis lain. Ada e-sport, kafe dan retail shop. Kami juga ada playland," ungkap Yabes Tanuri, CEO Bali United.

Meski begitu, menurut Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido, ada beberapa risiko saat membeli saham klub sepakbola Tanah Air. Yakni, fundamental keuangan dan cakupan pasar yang masih sebatas di wilayah nasional. Berbeda dengan klub bola di luar negeri yang memiliki fans jauh lebih luas.

Apalagi di Indonesia ada isu korupsi sepakbola. Tapi menurut Yabes, aksi IPO justru bisa meredam isu sogok menyogok di dunia sepakbola Indonesia. Ke depan, Bali United diwajibkan untuk harus lebih transparan.

Bagikan

Berita Terbaru

Membedah Dampak Redenominasi Rupiah untuk Perekonomian
| Senin, 17 November 2025 | 10:33 WIB

Membedah Dampak Redenominasi Rupiah untuk Perekonomian

Situasi ekonomi suatu negara sangat mempengaruhi keberhasilan redenominasi. Ada beberapa aspek yang membuat kebijakan ini gagal.

Pelemahan Harga Properti, CTRA dan SMRA Tahan Banting dan Lebih Bisa Beradaptasi
| Senin, 17 November 2025 | 09:57 WIB

Pelemahan Harga Properti, CTRA dan SMRA Tahan Banting dan Lebih Bisa Beradaptasi

Survei harga properti BI menunjukkan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer melambat, hanya naik 0,84% YoY hingga kuartal III-2025

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy
| Senin, 17 November 2025 | 08:30 WIB

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy

Laba bersih PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) melompat didorong bisnis logistik dan penjualan kendaraan bekas.

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?
| Senin, 17 November 2025 | 08:09 WIB

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?

Menjelang momen musiman Nataru, kinerja emiten ritel modern seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diprediksi menguat.

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan
| Senin, 17 November 2025 | 08:00 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan

Tujuh tahun mentok di sekitar Rp 500-an triliun, akhirnya dana kelolaan industri reksadana tembus level Rp 600 triliun.  

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun
| Senin, 17 November 2025 | 06:45 WIB

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun

Berdasarkan catatan salah satu mitra distribusi, Bibit, ST015 tenor dua tahun ST015T2 mencatatkan penjualan lebih banyak

Prospek Ekonomi Global Mendongkrak Logam Industri
| Senin, 17 November 2025 | 06:30 WIB

Prospek Ekonomi Global Mendongkrak Logam Industri

Harga logam industri terangkat oleh kombinasi sentimen makro yang membaik serta tekanan pasokan global yang belum mereda.

Rupiah Pekan Ini Menanti Data Ekonomi
| Senin, 17 November 2025 | 06:15 WIB

Rupiah Pekan Ini Menanti Data Ekonomi

Rupiah menguat 0,13% secara harian ke level Rp 16.707 per dolar AS pada Jumat (14/11). Namun, dalam sepekan lalu, rupiah melemah 0,10%. 

Jalan Tengah UMP 2026
| Senin, 17 November 2025 | 06:14 WIB

Jalan Tengah UMP 2026

Negara ini butuh upah yang layak dan iklim usaha yang sehat. Keduanya bisa berjalan jika semua pihak bersedia mendekat ke tengah.

Laju Kredit Valuta Asing di Bank Kian Melemah
| Senin, 17 November 2025 | 06:10 WIB

Laju Kredit Valuta Asing di Bank Kian Melemah

Keputusan bank milik Danantara menaikkan bunga deposito USD menjadi 4% masih mengundang tanya. Pasalnya, permintaan kredit valas masih melambat​

INDEKS BERITA

Terpopuler