Bank Jago Rights Issue, Pengelola Dana Singapura Siapkan Dana Rp 3,15 Triliun

Jumat, 26 Februari 2021 | 14:44 WIB
Bank Jago Rights Issue, Pengelola Dana Singapura Siapkan Dana Rp 3,15 Triliun
[ILUSTRASI. Logo Bank Jago]
Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Jago Tbk (ARTO) bakal menggelar aksi penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp 7,05 triliun. Mega aksi ini, bakal melambungkan posisi bank yang dahulu bernama Bank Artos Indonesia itu masuk jajaran bank BUKU III dengan jumlah modal Rp 8 triliun.

Bank jago bakal menerbitkan sebanyak-banyaknya 3 miliar saham baru, pada harga pelaksanaan Rp 2.350 per saham. Bertindak sebagai pembeli siaga rights issue ARTO adalah PT Trimegah Sekuritas.

Yang sangat menarik, aksi kali ini akan melibatkan GIC Private Limited, yang tidak lain merupakan lembaga pengelola dana pemerintah Singapura. GIC berkomitmen ikut dalam aksi rights issue Bank Jago, lewat pembelian sebagian saham rights issue yang merupakan jatah dari PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan PT Dompet Karya Anak Bangsa (DKAB) selaku pemegang saham Bank Jago. Kedua entitas itu, juga merupakan pengendali saham Bank Jago.

Komitmen GIC berupa alokasi dana sebanyak USD 225 juta atau setara Rp 3,15 triliun (kurs USD 1= Rp 14.000). Pasca rights issue, GIC akan mengapit 9,67% saham Bank Jago. Sementara porsi kepemilikan MEI akan susut dari 37,65% menjadi 29,81% dan kepemilikan DKAB turun menjadi 21,40% dari sebelumnya 22,16%. Dalam hal ini, tidak akan ada perubahan pengendalian saham Bank Jago.

Sebagai tambahan, rights issue tersebut dilaksanakan dengan rasio 579:160, yang artinya pemegang 579 saham lama akan mendapat 160 saham baru. 

Arief Harris Wakil Direktur Utama PT Bank Jago Tbk menyatakan dengan aksi rights issue yang akan dilaksanakan Maret 2021 ini, maka basis investor Bank Jago akan bertambah. Setidaknya ada dua keuntungan yang akan mereka dapat.

Pertama, modal akan bertambah dari sebelumnya Rp 1,3 triliun di April 2020, menjadi Rp 8 triliun. "Kedua, bank akan lebih real public, dimiliki masyarakat. Secara transparansi, good coeporate governance (GCG) akan lebih baik, karena akan lebih banyak yang mengawasi. Nasabah pun akhirnya akan merasa lebih nyaman menyimpan uang di bank ini," tutur Arief Harris Wakil Direktur Utama PT Bank Jago Tbk dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/2).

Rencana penggunaan dana

Adapun terkait penggunaan dana, Bank Jago akan menggunakan sebanyak 97% dari dana rights issue untuk ekspansi usaha. Sedangkan sisanya, akan Bank Jago alokasikan guna investasi infrastruktur teknologi informasi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Ekspansi usaha usaha yang dimaksud meliputi partnership lending, integrasi apps, pengembangan apps, kolaborasi dengan digital acosystem, dan pendirian unit usaha syariah.

Kharim Indra Gupta Siregar Direktur Utama Bank Jago menyatakan, ketertarikan GIC masuk menjadi pemegang saham tidak terlepas dari konsep bisnis bank digital yang dikembangkan Bank Jago selama ini. "Masa depan bank total akan berubah. Masyarakat akan berinteraksi melalui apss sesuai kebutuhannya. Sehingga, bank harus hadir di sana, mendekati masyarakat," ujarnya.

Ekosistem yang dimaksud Kharim, semisal tidak hanya terbatas pada ekosistem Gojek sebagai pemegang saham barunya saja. Banyak ekosistem solusi keuangan dan gaya hidup (lifestyle) yang mereka garap. Dia mencontohkan misalnya travel, eCommerce retailer, entertainment, savings & investment, payment, dan insurance.

Feature bank adalah kondisi konsumen berinteraksi melalui app, baik untuk kebutuhan pembelian makanan, transportasi, travel dan lain sebagainya. "Sehingga, bank harus berinteraksi dengan ekosistem itu. Kami bekerjasama dari layanan app, memberikan layanan keuangan dan transaksi yang bisa kita kerjasamakan," kata Kharim.

Tidak lupa, Kharim juga menyebut rencana Bank Jago membuka unit syariah. Potensi besar umat muslim di Indonesia, merupakan peluang mengembangkan pasar.

Harga saham

Adapun hingga penutupan perdagangan hari Kamis (25/2), harga saham Bank Jago berakhir di level Rp 10.350 per saham. Sedangkan harga rights issue Bank Jago jauh di bawah itu, yakni Rp 2.350 per saham.

Menanggapi hal ini, Arief menyatakan tingginya harga saham Bank Jago di pasar merupakan bentuk apresiasi masyarakat terhadap prospek Bank Jago ke depan. Dia bilang, Bank Jago tidak bisa lagi dilihat dengan menggunakan valuasi seperti halnya bank konvensional.

"Kami menyebutnya untouch teritory. Penilaian melibatkan jumlah konsumen yang terjangkau dari layanan digital. Dari sana lantas dihitung," imbuh Arief.

Perli diketahui juga, Bank Jago memiliki lima pilar sebagai bank dengan konsep digital.

Pertama, meningkatkan kesempatan tumbuh dengan melayani nasabah di segmen UKM, ritel dan mass market, melalui produk dan layanan perbankan konvensional maupun syariah, yang tertanam dalam ekosistem dengan mengoptimalkan teknologi.

Kedua, Bank Jago dirancang secara khusus sebagai bank yang menjalankan platform terbuka (Open API). Tidak ada duplikasi proses, solusi lebih cepat dan lebih murah kepada nasabah.

Ketiga, kolaborasi dengan berbagai digital ekosistem. Bank Jago berkolaborasi dengan berbagai digital ekosistem dari berbagai sektor: e-commerce, transportasi, pembayaran, investasi dan sebagainya.

Keempat, teknologi yang compatible. Hal ini berarti untuk menjadi bank Open API yang tertanam dalam ekosistem digital, Bank Jago harus ditopang oleh teknologi yang mumpuni dan sesuai dengan kebutuhan ekosistem digital yang kami layani.

Pilar yang terakhir atau kelima adalah optimalisasi omnichannel. Bank Jago mengubah konsep pelayanan nasabah secara fundamental dari multichannel menjadi omnichannel.

Bagikan

Berita Terbaru

Digital Mediatama (DMMX) Gali Cuan dari Kekayaan Intelektual
| Minggu, 07 Desember 2025 | 22:38 WIB

Digital Mediatama (DMMX) Gali Cuan dari Kekayaan Intelektual

Bagi DMMX Group, proyek ini sejalan dengan strategi jangka panjang untuk memperluas portofolio IP dan konten digital.

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas
| Minggu, 07 Desember 2025 | 12:24 WIB

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas

Kendati ekspansi bisa mendorong kinerja jangka panjang, tekanan biaya operasional dan fluktuasi harga komoditas menjadi risiko emiten ini

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:55 WIB

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut

Tren perbaikan kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) kemungkinan memang masih akan berlanjut hingga akhir tahun.

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:21 WIB

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun

Ada beberapa faktor yang penting yang dapat mempengaruhi Santa Claus Rally di antaranya adalah aktivitas window dressing.

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:09 WIB

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember

Secara historikal, ada beberapa saham yang cenderung mengalami penguatan pada Desember sehingga menjadi favorit banyak investor.

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:00 WIB

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun

Realisasi penerbitan SBN Ritel tahun 2025 mencapai sekitar Rp 153 triliun, termasuk Sukuk Tabungan ST015.

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:10 WIB

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun

Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, demam perjalanan darat mulai terasa. Kursi sleeper bus diburu pelancong untuk liburan.

 
Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir

Sepekan ini dolar AS cukup tertekan oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh the Federal Reserve (The Fed).

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,46% sepekan periode 1-5 Desember 2025. IHSG ditutup pada 8.632,76.

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:45 WIB

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,

Untuk memastikan ketersediaan bahan baku kentang, PepsiCo Indonesia menggandeng petani di Jawa Barat. 

INDEKS BERITA

Terpopuler