Bank Mencermati Status Kredit Duniatex

Rabu, 24 Juli 2019 | 08:23 WIB
Bank Mencermati Status Kredit Duniatex
[]
Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kreditur Duniatex Group mulai waspada. Salah satu entitas anak Duniatex Group yakni PT Delta Dunia Sandang Textile (DDST) gagal membayar pokok dan bunga pinjaman dalam kredit sindikasi senilai US$ 11 juta yang jatuh tempo pekan lalu.

Entitas Duniatex lain, yaitu PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) juga menghadapi tantangan memenuhi kewajiban dari pinjaman sindikasi senilai US$ 5 juta pada September mendatang.

Pada bulan yang sama DMDT harus mulai membayar bunga obligasi senilai US$ 13 juta dari surat utang yang diterbitkan DMDT dengan total nilai US$ 300 juta.

Baca Juga: Produk Tekstil Duniatex Memiliki 28 Merek, Ini Daftarnya premium Produk Tekstil Duniatex Memiliki 28 Merek, Ini Daftarnya

Riset JP Morgan yang terbit 17 Juli 2019 mencatat, per akhir 2018 Duniatex Grup melalui DMDT masih memiliki pinjaman senilai Rp 5,24 triliun dari 12 bank dan beberapa pinjaman sindikasi.

Jika merinci, pinjaman bank tersebut: utang jangka pendek sebesar Rp 1,82 triliun, utang jangka panjang yang akan jatuh tempo Rp 485,3 miliar dan utang jangka panjang Rp 2,93 triliun.

Beberapa bank yang menjadi kreditur seperti Bank Mandiri, Indonesia Exim Bank, Bank Rakyat Indonesia (BRI), BNI, Bank Panin, Bank Muamalat, BRI Syariah, Bank Panin Syariah, BPD Jawa Tengah, Bank Rabobank International, BPD Banten, BNI Syariah dan Bank Nationalnobu. Kredit di Bank Banten sudah dilunasi sejak Mei 2019, sehingga sekarang sudah tidak ada outstanding loan, kata Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa, Selasa (23/7). Catatan JP Morgan, Bank Banten hingga akhir 2018 memiliki kredit ke DMDT senilai Rp 60 miliar yang masuk kategori kredit jangka pendek.

Direktur Bisnis SME dan Komersial Bank BNI Syariah Dhias Widhiyati mengaku kredit ke Duniatex Group masih lancar. "Masih tergolong kolektibilitas 1, kata Dhias. Hingga akhir tahun 2018 lalu BNI Syariah masih memiliki piutang senilai Rp 19,1 miliar utang jangka pendek, dan Rp 167,8 miliar utang jangka panjang.

Sementara eksposur Bank BNI ke Duniatex Group ada Rp 459 miliar yang berasal dari kredit bilateral Rp 158 miliar, dan Rp 301 miliar masuk dalam sindikasi. "Dengan kondisi Duniatex kini status kreditnya bisa ditingkatkan menjadi pra-kredit macet dari saat ini kolektibilitas 1," ujar Direktur Manajemen Resiko BNI Bob Tyasika Ananta.

Sumber KONTAN yang terlibat dalam rencana restrukturisasi Duniatex bilang, perusahaan itu menunjuk AJ Capital sebagai konsultan restrukturisasi utang-utangnya.

Baca Juga: Anak usaha Duniatex gagal bayar utang, industri tekstil memang sedang lesu 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Digital Mediatama (DMMX) Gali Cuan dari Kekayaan Intelektual
| Minggu, 07 Desember 2025 | 22:38 WIB

Digital Mediatama (DMMX) Gali Cuan dari Kekayaan Intelektual

Bagi DMMX Group, proyek ini sejalan dengan strategi jangka panjang untuk memperluas portofolio IP dan konten digital.

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas
| Minggu, 07 Desember 2025 | 12:24 WIB

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas

Kendati ekspansi bisa mendorong kinerja jangka panjang, tekanan biaya operasional dan fluktuasi harga komoditas menjadi risiko emiten ini

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:55 WIB

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut

Tren perbaikan kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) kemungkinan memang masih akan berlanjut hingga akhir tahun.

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:21 WIB

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun

Ada beberapa faktor yang penting yang dapat mempengaruhi Santa Claus Rally di antaranya adalah aktivitas window dressing.

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:09 WIB

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember

Secara historikal, ada beberapa saham yang cenderung mengalami penguatan pada Desember sehingga menjadi favorit banyak investor.

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:00 WIB

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun

Realisasi penerbitan SBN Ritel tahun 2025 mencapai sekitar Rp 153 triliun, termasuk Sukuk Tabungan ST015.

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:10 WIB

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun

Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, demam perjalanan darat mulai terasa. Kursi sleeper bus diburu pelancong untuk liburan.

 
Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir

Sepekan ini dolar AS cukup tertekan oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh the Federal Reserve (The Fed).

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,46% sepekan periode 1-5 Desember 2025. IHSG ditutup pada 8.632,76.

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:45 WIB

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,

Untuk memastikan ketersediaan bahan baku kentang, PepsiCo Indonesia menggandeng petani di Jawa Barat. 

INDEKS BERITA

Terpopuler