Banyak Kendala, China Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Sebesar 5,5%

Sabtu, 05 Maret 2022 | 09:47 WIB
Banyak Kendala, China Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Sebesar 5,5%
[ILUSTRASI. Foto udara39 gedung yang dibangun China Evergrande Group yang oleh otoritas diperintahkan untuk dirobohkan, di Danzhou, Provinsi Hainan, China, 7 Januari 2022. REUTERS/Aly Song]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China pada Sabtu memasang target pertumbuhan ekonomi tahun ini sekitar 5,5%. Sejumlah kendala di dalam negeri, termasuk penurunan di sektor real estat yang luas di negara itu serta konsumsi yang lesu, mengakibatkan Beijing memperkirakan prospek ekonominya lebih suram dibandingkan tahun sebelumnya.

Produk domestik bruto (PDB) China sepanjang tahun lalu tumbuh 8,1% yang merupakan angka tertinggi dalam satu dekade, dan mengalahkan target Beijing, yaitu lebih dari 6%. Selain karena kenaikan ekspor, angka pertumbuhan China tahun lalu melonjak tinggi mengingat basis perhitungan yang rendah di tahun sebelumnya, yang merupakan tahun pertama pandemi Covid-19.

Menanggapi pertumbuhan ekonomi yang melemah, bank sentral di negeri itu memangkas suku bunga. Langkah lain yang disiapkan Beijing untuk menjaga momentum pertumbuhan adalah mempercepat pengeluaran infrastruktur di daerah dan menjanjikan lebih banyak pemotongan tarif pajak.

 Baca Juga: Pasar Saham Rontok, Harga Bitcoin Jatuh ke Bawah US$ 40.000

"Analisis komprehensif dari dinamika yang berkembang di dalam dan luar negeri menunjukkan bahwa tahun ini negara kita akan menghadapi lebih banyak risiko dan tantangan, dan kita harus terus mendorong untuk mengatasinya," kata Perdana Menteri Li Keqiang pada awal pertemuan tahunan parlemen China di Aula Besar Rakyat.

"Dalam pekerjaan kami tahun ini, kami harus menjadikan stabilitas ekonomi sebagai prioritas utama kami dan mengejar kemajuan sambil memastikan stabilitas."

Hambatan utama ekonomi China di tahun ini adalah penurunan pasar properti yang dipicu oleh program pemerintah untuk mengendalikan pinjaman perusahaan pengembang. Pengetatan likuiditas pada akhirnya menekan sektor ini, dan mendinginkan sentimen pembeli.

Baca Juga: Wall Street Berakhir Turun Karena Perang di Ukraina Membayangi Pertumbuhan Ekonomi AS

Wabah Covid sporadis tahun lalu di seluruh China dan kedatangan varian Delta dan Omicron semakin menghambat pertumbuhan, karena langkah-langkah anti-virus corona yang keras menghantam sektor industri dan perhotelan.

China menetapkan target defisit anggaran 2022 sekitar 2,8% dari produk domestik bruto, kata Li, dibandingkan dengan target tahun lalu sekitar 3,2% dari PDB. Target indeks harga konsumen tidak berubah di sekitar 3%.

Kuota untuk penerbitan obligasi khusus pemerintah daerah ditetapkan sebesar 3,65 triliun yuan, atau setara Rp 8.309,8 triliun. Nilai itu tidak berubah dari tahun 2021.

Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA

Terpopuler