Barito Pacific Berencana Terbitkan Obligasi Global

Kamis, 02 Mei 2019 | 18:10 WIB
Barito Pacific Berencana Terbitkan Obligasi Global
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk tengah memproses penerbitan obligasi global berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS). Fitch Ratings memberi ekspektasi peringkat obligasi tersebut di level B+(exp) dengan recovery rating RR4. 

Dalam laporannya, Kamis (2/5), Fitch juga telah menetapkan peringkat jangka panjang untuk Barito di B+ dengan outlook stabil.

Mengutip Bloomberg, Barito tengah mengadakan serangkaian pertemuan dengan investor di Hong Kong, Singapura, London, dan New York yang dimulai pada 3 Mei mendatang. Obligasi yang ditawarkan itu kemungkinan memiliki tenor lima atau tujuh tahun. Perusahaan menunjuk Barclays dan DBS sebagai joint bookrunners.

Fitch menilai, Barito diuntungkan dengan diversifikasi bisnisnya yang beragam di sektor petrokimia dan energi. Selain itu, perusahaan juga merupakan produsen petrokimia terbesar di Indonesia, termasuk dalam menjalankan bisnis geothermal. 

Bisnis utama Barito digarap melalui anak usahanya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan Star Energy Group Holdings Pte Limited. Fitch memperkirakan, Barito akan mendapatkan manfaat dari dividen TPIA dan Star Energy.

Chandra Asri sendiri bakal diuntungkan dari pertumbuhan permintaan domestik yang stabil untuk produk-produk petrokimia dalam jangka menengah hingga jangka panjang. 

Fitch yakin pertumbuhan PDB negara yang kuat dan konsumsi per kapita yang rendah akan mendorong pertumbuhan poliolefin. Indonesia memproduksi sekitar setengah dari kebutuhan polipropilen dan polietilen yang mendukung permintaan untuk ekspansi Chandra Asri. Namun, rencana ekspansi kapasitas perusahaan petrokimia Indonesia lainnya kemungkinan akan meningkatkan persaingan secara bertahap.

Profil kredit Chandra Asri sendiri masih rentan terhadap siklus komoditas, karena pendapatan dan arus kasnya terkait dengan industri petrokimia. Harga petrokimia dan penyebaran produk ini dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah dan dinamika suplai dan permintaan global. Fitch memperkirakan margin EBITDA konsolidasi Barito akan tetap stabil di sekitar 25%.

Fitch juga memperkirakan profil kredit Barito akan diuntungkan oleh akuisisi Star Energy pada Juni 2018. Meski demikian, keuntungan dari Star Energy kemungkinan masih moderat selama tiga hingga lima tahun ke depan. 

Pada akhir tahun lalu, Barito Pacific telah melunasi utang sebelum jatuh tempo (pre-payment) kepada Bangkok Bank senilai US$ 250 juta. Sedianya, utang itu baru jatuh tempo pada September 2019. Perusahaan ini menggunakan dana hasil pinjaman dari DBS dan Barclays senilai US$ 175 juta, dengan opsi greenshoe sebesar US$ 25 juta. 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA

Terpopuler