Batalkan Proyek Lithium, Serbia Sebut Kelompok Lingkungan sebagai Penyebabnya

Sabtu, 22 Januari 2022 | 11:48 WIB
Batalkan Proyek Lithium, Serbia Sebut Kelompok Lingkungan sebagai Penyebabnya
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Logo Rio Tinto terpajang di gedung tempat kantor perusahaan tambang itu berada di Perth, Western Australia, 19 November 2015. REUTERS/David Gray/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BELGRADE. Para politisi Serbia pada Jumat (21/1) menyalahkan organisasi lingkungan sebagai pihak yang menekan mereka untuk membatalkan proyek lithium senilai US$ 2,4 miliar yang diusulkan Rio Tinto Plc. Menurut para politisi Serbia, langkah itu dapat merusak upaya untuk menumbuhkan dan mendiversifikasi ekonomi negara Balkan itu.

Setelah pemerintah tunduk pada tekanan publik, dan mencabut izin eksplorasi litium Rio pada Kamis (20/1), para pegiat lingkungan kini menuntut pemerintahan negaranya melakukan moratorium penambangan litium sebelum pemilihan umum pada bulan April. Itu untuk memastikan keputusan itu tidak dibatalkan setelahnya.

Zorana Mihajlovic, menteri pertambangan dan energi Serbia, mengatakan Jumat malam bahwa Beograd bertindak untuk memenuhi permintaan berbagai kelompok hijau untuk menghentikan proyek lithium Jadar. Ia menuduh kelompok-kelompok lingkuangan itu menyuntikkan politik ke dalam masalah lingkungan.

"Pemerintah menunjukkan bahwa mereka menginginkan dialog ... (dan) upaya untuk menggunakan ekologi untuk tujuan politik menunjukkan bahwa mereka (kelompok hijau) tidak peduli dengan kehidupan rakyat, atau perkembangan industri," kata Mihajlovic kepada wartawan.

Baca Juga: Prancis Bakal Investasi pada Logam Senilai US$ 1,1 Miliar untuk Kebutuhan Baterai EV

Koalisi penguasa negara itu, yang dipimpin oleh Partai Progresif Serbia (SNS), mendapat kecaman karena mendukung penambangan lithium dan tembaga. Isyu itu mengikis perolehan suara koalisi yang populis itu dalam pemungutan suara tahun 2020.

Keputusan tersebut merupakan kemunduran besar bagi Rio, yang berharap proyek tersebut akan membantu menjadikannya salah satu dari 10 produsen lithium terbesar di dunia. China adalah konsumen dan pengolah logam terbesar di dunia, dan berbagai negara Eropa telah melakukan berbagai upaya meningkatkan produksi mereka sendiri.

Rio bulan lalu mengatakan akan membeli aset lithium kedua seharga US$ 825 juta di Argentina, karena tampaknya akan membangun bisnis bahan baterainya.

European Battery Alliance, jaringan perusahaan rantai pasokan kendaraan listrik yang dibentuk oleh Brussels, mengatakan proyek Jadar "merupakan bagian penting dari potensi pasokan domestik Eropa." Serbia bukan anggota UE, meskipun berharap untuk bergabung dengan blok itu di tahun-tahun mendatang.

Baca Juga: Perizinan Terhambat, Rio Tinto Mengulur Target Waktu Komersialisasi Proyek di Serbia

“Itu akan berkontribusi untuk mendukung pertumbuhan ekosistem terkait baterai industri yang baru lahir di Serbia, berkontribusi pada jumlah yang substansial terhadap PDB tahunan Serbia,” kata aliansi itu dalam sebuah pernyataan.

Saham Rio di Australia ditutup turun 4,2% pada hari Jumat. Sementara di London, saham Rio berakhir turun 2,2%.

Ribuan orang Serbia memblokir jalan-jalan sebagai protes terhadap dukungan pemerintah terhadap proyek tersebut dalam beberapa bulan terakhir, menuntut Rio meninggalkan negara itu dan memaksa kotamadya setempat untuk membatalkan rencana mengalokasikan lahan untuk fasilitas tersebut.

Lebih banyak protes dijadwalkan Sabtu di kota Loznica di Serbia barat di mana tambang itu akan dibangun, kata Ljiljana Bralovic, salah satu pemimpin protes. "Kami tidak hanya ingin Rio Tinto keluar (dari Serbia), kami juga menginginkan larangan permanen atas eksploitasi lithium dan borat," kata Bralovic.

Aleksandar Jovanovic Cuta, pemimpin protes lainnya, mengatakan kelompok-kelompok hijau akan mencegah upaya pemerintah di masa depan untuk merundingkan kesepakatan baru dengan Rio Tinto setelah pemilihan. “Siapa pun yang mencoba melakukan itu gila, seluruh Serbia akan turun ke jalan," katanya.

Pada hari Kamis, Rio mengatakan "sangat prihatin" dengan keputusan Serbia dan sedang meninjau dasar hukum untuk itu. Pemerintah Australia menyatakan menyesali keputusan Serbia. Hubungan antara Beograd dan Canberra memburuk setelah Australia mendeportasi bintang tenis Serbia Novak Djokovic dari wilayahnya pada Minggu karena aturan masuk Covid-19.

Djokovic berbicara untuk mendukung "udara bersih" dalam sebuah posting cerita Instagram bulan Desember yang memuat gambar protes anti-pertambangan, yang diterbitkan oleh The Bridge, sebuah platform olahraga digital.

Rio telah menghabiskan US$ 450 juta untuk studi pra-kelayakan, studi kelayakan dan studi lain di Jadar untuk memahami sifat deposit, kata perusahaan itu dalam lembar fakta proyek pada bulan Juli.

Baca Juga: Andalkan Basis Pelanggan, Pembuat Baterai Korea Selatan Berambisi Kalahkan CATL China

“Tingkat penentangan terhadapnya benar-benar meningkat selama enam bulan terakhir," kata analis Credit Suisse Saul Kavonic tentang tambang Jadar. "Kami telah menyoroti untuk sementara waktu sekarang akan ada sekitar $ 2 per saham yang berisiko jika pemerintah membatalkannya."

Pada kapasitas penuh, tambang Jadar diharapkan menghasilkan 58.000 ton karbonat lithium tingkat baterai yang dimurnikan per tahun, menjadikannya tambang lithium terbesar di Eropa berdasarkan output.

Para ahli mengatakan kekurangan lithium dunia telah diperkirakan akan berlangsung setidaknya selama tiga tahun, tetapi dengan pembatalan proyek Jadar, kekurangan itu akan diperburuk. "Kami sekarang berada di titik di mana pasokan lithium akan mengatur kecepatan peluncuran kendaraan listrik," kata Kavonic.

Permintaan global yang kuat untuk logam yang jauh melampaui pertumbuhan pasokan telah mendorong harga lithium dalam beberapa tahun terakhir. Lithium berjangka, yang mulai diperdagangkan di CME pada Mei tahun lalu, telah melonjak 171% ke rekor tertinggi $38/kg pada hari Kamis, menurut data Refinitiv.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Sejumlah Emiten Sawit Caplok Hutan Tanpa Izin, Terancam Didenda dan Lahan Disita
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 20:32 WIB

Sejumlah Emiten Sawit Caplok Hutan Tanpa Izin, Terancam Didenda dan Lahan Disita

Penyelesaian masalah penggunaan kawasan hutan secara ilegal bisa mendukung kestabilan bisnis emiten dalam jangka panjang.

Rumor Haji Isam Bentuk International Crypto Exchange, Ini Secuil Kisahnya
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 17:31 WIB

Rumor Haji Isam Bentuk International Crypto Exchange, Ini Secuil Kisahnya

Beberapa pengusaha besar termasuk Haji Isam bersama 9 atau 10 PAKD kabarnya akan menjadi pemegang saham bursa kripto baru yang akan berdiri.

Tingginya Minat Kendaraan Bekas, Saham Emiten TP Rachmat (ASLC) Bersiap Tancap Gas
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 13:15 WIB

Tingginya Minat Kendaraan Bekas, Saham Emiten TP Rachmat (ASLC) Bersiap Tancap Gas

ASLC diperkirakan akan menikmati performa penjualan mobil bekas Caroline dengan proyeksi CAGR pendapatan 2024–2027 sebesar 18,2%.

Intiland Development (DILD) Fokus Jual Produk Properti Siap Huni
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 09:50 WIB

Intiland Development (DILD) Fokus Jual Produk Properti Siap Huni

Di tengah lesunya sektor properti, DILD bakal fokus melanjutkan sejumlah program promosi yang sudah berjalan pada paruh kedua tahun ini

Sektor Konsumer Dihimpit Daya Beli, Sahamnya Cocok Buat Investor Menengah-Panjang
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 08:48 WIB

Sektor Konsumer Dihimpit Daya Beli, Sahamnya Cocok Buat Investor Menengah-Panjang

Ada peluang perbaikan kinerja sektor konsumer di kuartal IV-2025 seiring momen musiman Natal dan Tahun Baru.

Ini Aset Kripto yang Paling Cepat Rebound Usai Sempat Crash Gara-Gara Ulah Trump
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 08:10 WIB

Ini Aset Kripto yang Paling Cepat Rebound Usai Sempat Crash Gara-Gara Ulah Trump

WLFI, Aster, dan Sonic Labs mendapatkan perhatian karena tindakan konkret mereka dalam menstabilkan pasar lewat buyback.

P2P Lending Dana Syariah Indonesia Urung Buka Kembali Kantornya, Investor Gigit Jari
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 07:45 WIB

P2P Lending Dana Syariah Indonesia Urung Buka Kembali Kantornya, Investor Gigit Jari

Aktivitas karyawan dan layanan operasional Danasyariah saat ini masih dilakukan secara daring hingga waktu yang akan diinformasikan lebih lanjut.

Trump dan AS Jadi Pusat Ketidakpastian, Harga Emas Dunia Berpotensi Cetak Rekor Baru
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 07:40 WIB

Trump dan AS Jadi Pusat Ketidakpastian, Harga Emas Dunia Berpotensi Cetak Rekor Baru

Dalam skenario optimis. harga emas bahkan bisa mencapai US$ 5.000 jika faktor pendorong seperti permintaan bank sentral terus menguat. 

Rumor Masuknya Happy Hapsoro Menyulut Saham GZCO, Fundamental dan Prospek Memang Oke
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 06:59 WIB

Rumor Masuknya Happy Hapsoro Menyulut Saham GZCO, Fundamental dan Prospek Memang Oke

Dalam jangka pendek saham GZCO berpotensi menguji area psikologis 300 namun investor disarankan tetap waspada.

Pelemahan Rupiah Tertahan Data Ekonomi Tiongkok
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 06:45 WIB

Pelemahan Rupiah Tertahan Data Ekonomi Tiongkok

Rupiah melemah tipis terhadap dolar AS di tengah sentimen risk off oleh kekhawatiran eskalasi perang dagang.

INDEKS BERITA

Terpopuler