Batubara Melemah ke Posisi Terendah

Sabtu, 30 Maret 2019 | 07:54 WIB
Batubara Melemah ke Posisi Terendah
[]
Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu lingkungan kembali menjadi celah pelemahan harga batubara global. Bahkan kini, harga batubara masuk dalam tren pelemahan akibat tak ada sentimen positif yang menaungi.

Kemarin, harga batubara kontrak pengiriman bulan April 2019 di ICE Futures terkikis 2,52% menjadi US$ 85 per metrik ton. Ini jadi level terburuk sejak April 2018.

Analis PT Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, saat ini tren harga batubara kembali bearish. "Batubara adalah anak tiri dalam sektor energi karena sentimen isu lingkungan. Bahkan kini Amerika Serikat (AS), Eropa bahkan China memilih energi bersih seperti gas alam atau energi alam semisal matahari, angin atau tenaga angin," kata Wahyu.

Nah, isu lingkungan membuat permintaan batubara kian menipis. Padahal, produksi batubara cenderung stagnan dan membuat pasar global kebanjiran komoditas energi ini.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menambahkan, pelemahan harga batubara juga disumbang oleh musim dingin yang mulai berakhir. Ini juga menyebabkan penggunaan batubara sebagai bahan bakar pemanas ruangan terbatas.

Di sisi lain, masih adanya peluang ekonomi China melambat di tahun ini juga menghambat harga batubara. Sebab, China merupakan konsumen terbesar si hitam.

Perjanjian dagang

Perjanjian dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) yang belum juga usai, turut menekan pergerakan batubara. Padahal, Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping tinggal bertemu sekali lagi guna menandatangani perjanjian damai. Awalnya, keduanya sepakat bertemu pada akhir Maret, namun tampaknya pertemuan ditunda hingga Juni nanti.

"Bisa Mei, Juni, tidak ada yang tahu. Bisa April. Itu dari sumber delegasi AS yang sedang berunding di Beijing. Semoga pertemuan kedua pemimpin ini bisa terwujud dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sebab kesepakatan dagang mempengaruhi harga komoditas," jelas Ibrahim.

Tak sampai disitu, Ibrahim menilai, pelemahan harga batubara karena perang dagang cukup menghambat impor batubara China. Dia bilang kalaupun perang dagang berakhir, China akan meningkatkan impor batubara termasuk dari Indonesia.

Hanya saja, belum ada tanda-tanda perang dagang akan berakhir. Ini yang akhirnya menimbulkan ketidakpastian di pasar batubara. Alhasil, investor pun enggan masuk ke komoditas ini.

Sementara itu, Wahyu memprediksi harga batubara dalam sepekan akan bergerak di level US$ 82,00–US$ 89,00 per metrik ton.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Inflasi November Mencapai 2,72%, Emas Perhiasan Pemicu Utama
| Senin, 01 Desember 2025 | 13:31 WIB

Inflasi November Mencapai 2,72%, Emas Perhiasan Pemicu Utama

Inflasi November 2025 melambat ke 0,17% MoM (2,72% YoY). Emas perhiasan dominan, bawang merah & daging ayam ras alami deflasi.

Emiten Farmasi Bakal Kebagian Rejeki dari Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Tahun
| Senin, 01 Desember 2025 | 13:00 WIB

Emiten Farmasi Bakal Kebagian Rejeki dari Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Tahun

Emiten farmasi yang memproduksi obat generik berlogo, hingga alat kesehatan berpotensi merasakan dampak positif.

Surplus Neraca Dagang Susut Menjadi US$ 2,39 Miliar Per Oktober 2025
| Senin, 01 Desember 2025 | 12:56 WIB

Surplus Neraca Dagang Susut Menjadi US$ 2,39 Miliar Per Oktober 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, surplus neraca perdagangan barang Indonesia pada Oktober 2025 mencapai US$ 2,39 miliar.

Tanggapi Nasabah yang Kehilangan Rp 71 Miliar, Mirae Asset Sekuritas Buka Suara
| Senin, 01 Desember 2025 | 12:29 WIB

Tanggapi Nasabah yang Kehilangan Rp 71 Miliar, Mirae Asset Sekuritas Buka Suara

Mirae menyabjut bahwa dari pemeriksaan awal, terdapat indikasi kuat bahwa nasabah membagikan kata sandi dan akses akunnya kepada orang lain.

PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi ke Level 53,3, Tapi Ekspektasi Bisnis Melemah
| Senin, 01 Desember 2025 | 10:56 WIB

PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi ke Level 53,3, Tapi Ekspektasi Bisnis Melemah

Program stimulus pemerintah membantu mendorong daya beli masyarakat dan menaikkan permintaan di dalam negeri

Harga Pangan yang Turun Berpotensi Membuat Inflasi November Melandai
| Senin, 01 Desember 2025 | 10:11 WIB

Harga Pangan yang Turun Berpotensi Membuat Inflasi November Melandai

Laju inflasi menjelang akhir tahun, justru diperkirakan melandai yang disebabkan harga pangan yang tercatat lebih rendah. 

Pekerja Bebas Dongkrak Setoran PPh Orang Pribadi
| Senin, 01 Desember 2025 | 09:59 WIB

Pekerja Bebas Dongkrak Setoran PPh Orang Pribadi

Penerimaan pajak penghasilan orang pribadi tercatat melesat 41% mencapai Rp 17,87 triliun           

Mimpi Ekonomi Tumbuh 8% Kian Menjauh
| Senin, 01 Desember 2025 | 09:50 WIB

Mimpi Ekonomi Tumbuh 8% Kian Menjauh

Menurut prediksi super optimistis Bank Indonesia, ekonomi cuma naik maksimal 7,7%                   

Ramai Saham ARA Setelah Keluar PPK, Hati-Hati Banyak yang Sekadar Pantulan
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:20 WIB

Ramai Saham ARA Setelah Keluar PPK, Hati-Hati Banyak yang Sekadar Pantulan

Dari puluhan emiten yang keluar dari Papan Pemantauan Khusus pada 28 November 2025, hanya segelintir yang didukung narasi kuat.

Mencari Cuan dari Evaluasi Indeks Kehati
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:16 WIB

Mencari Cuan dari Evaluasi Indeks Kehati

BEI mengumumkan evaluasi indeks Sri-Kehati. Investor bisa memanfaatkan momentum ini untuk menengok ulang portofolio masi

INDEKS BERITA

Terpopuler