Astrindo Nusantara (BIPI) Bidik Tambahan Modal Rp 1 Triliun

Jumat, 29 Maret 2019 | 21:00 WIB
Astrindo Nusantara (BIPI) Bidik Tambahan Modal Rp 1 Triliun
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) mencari pendanaan dari pasar modal. Perusahaan yang sebelumnya bernama PT Benakat Integra itu, akan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). 

BIPI akan rights issue sebanyak 7 miliar saham baru dan maksimal 14 miliar saham hasil eksekusi waran yang menyertai HMETD. "Targetnya, kami ingin cari tambahan modal untuk pengembangan usaha hingga Rp 1 triliun, atau lebih dari itu," ujar Michael Wong, Direktur Keuangan BIPI, kepada KONTAN, Jumat (29/3). 

Dana dari rights issue itu nantinya akan digunakan untuk modal kerja dan ekspansi usaha, serta membiayai belanja modal BIPI ataupun anak usahanya. Aksi korporasi ini memiliki efek dilusi sebesar 14,84% bagi pemegang saham yang tak melaksanakan haknya. BIPI akan meminta restu pemegang saham dalam RUPSLB 2 Mei 2019 mendatang.

Michael mengatakan, tahun ini perusahaan akan fokus menggarap bisnis infrastruktur pertambangan. Sekadar mengingatkan, pertengahan 2018 lalu, BIPI memutuskan beralih dari bisnis minyak dan gas menjadi infrastruktur energi terintegrasi. Alasannya, bisnis infrastruktur lebih prospektif. 

Refinancing utang

Selain menambah modal, BIPI juga menurunkan ongkos pinjaman dengan refinancing utang. Perusahaan ini meraih US$ 235 juta dari kreditur asing yang dipimpin oleh Barossa Assets Ltd dan Goldman Sachs Asia Strategic Pte Ltd. 

Dana itu digunakan untuk membiayai kembali fasilitas pinjaman Credit Suisse di Nixon Investments Pte Ltd pada akhir tahun 2018. Utang itu merupakan utang anak usaha kepada Nixon yang awalnya didapat dari Credit Suisse AG Singapore pada 2012 dan direstrukturisasi pada 2014.

Michael mengatakan, pinjaman baru ini akan menghemat beban bunga sebesar US$ 7 juta hingga US$ 10 juta per tahun. "Jadi refinancing ini sudah selsai semua dan menurunkan cost borrowing," imbuhnya. 

Mengacu laporan keuangan hingga kuartal III 2018, BIPI meraih laba bersih US$ 17,30 juta, turun 52,53% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya US$ 32,32 juta.

Penurunan laba bersih ini dipengaruhi oleh menyusutnya pendapatan menjadi US$ 354.915 juta pada kuartal III 2018, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 2,70 juta.

Astrindo mengoperasikan infrastruktur pertambangan melalui anak perusahaannya PT Astrindo Mahakarya Indonesia dan PT Mega Abadi Jayatama, yang mencakup aset berupa pelabuhan batubara, crusher, overland conveyor (OLC).

Tahun lalu, BIPI juga menuntaskan pembelian 40,7% saham PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA). BIPI membeli 276,76 juta saham ITMA dari Trust Energy Resources Pte Ltd, perusahaan yang dimiliki The Tata Power Company Ltd. Nilai pembelian ini sebesar Rp 3.465 per saham, atau total Rp 958,97 miliar. Pembelian saham ITMA dilakukan untuk menguasai 100% aset Mitratama Perkasa.

Saat ini, Mitratama Perkasa dan PT Nusa Tambang Pratama memiliki kontrak jangka panjang dengan produsen batubara besar seperti PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia, sementara PT Mega Abadi Jayatama bermitra dengan perusahaan Thailand Italthai, untuk mengoperasikan PT Putra Hulu Lematang.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir

Sepekan ini dolar AS cukup tertekan oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh the Federal Reserve (The Fed).

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,46% sepekan periode 1-5 Desember 2025. IHSG ditutup pada 8.632,76.

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:45 WIB

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,

Untuk memastikan ketersediaan bahan baku kentang, PepsiCo Indonesia menggandeng petani di Jawa Barat. 

Bisnis yang Cuan Saat Musim Liburan Anak-anak Tiba
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:40 WIB

Bisnis yang Cuan Saat Musim Liburan Anak-anak Tiba

Menyambut musim liburan, berbagai kelas bermain untuk anak kini dibuka dengan ragam aktivitas seru yang mengasah kreativitas.

 
Alasan Kenapa Bukan Bencana Nasional
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:35 WIB

Alasan Kenapa Bukan Bencana Nasional

​Perlu dipahami, penetapan status bencana sebagai bencana nasional itu bukan soal terminologi semata.

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 08:15 WIB

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba

Rugi bersih INTA terpangkas 31,48% secara tahunan atau year on year (yoy), dari Rp 72,49 miliar jadi Rp 49,67 miliar per September 2025.

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:48 WIB

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah tengah menyusun aturan berupa rancangan peraturan menteri keuangan terkait pengawasan kepatuhan wajib pajak

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:45 WIB

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur

Untuk tahun depan, ADHI memasang target agresif dengan membidik kontrak baru senilai Rp 23,8 triliun.

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:30 WIB

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja

Mengupas prospek bisnis PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) pasca merampungkan akuisisi PT Sawit Mandiri Lestari

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:24 WIB

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global

Cadangan devisa Indonesia akhir November naik tipis ke level US$ 150,1 miliar                       

INDEKS BERITA