Beban Janji Subsidi

Selasa, 11 Februari 2025 | 06:04 WIB
Beban Janji Subsidi
[ILUSTRASI. TAJUK - Hasbi Maulana]
Hasbi Maulana | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu bisa jadi merupakan pekan paling “mengejutkan” bagi pemerintahan Prabowo-Gibran yang baru saja melewati batas waktu psikologis 100 hari. Akibat kebijakan pembatasan penjualan LPG 3 kg hanya lewat pangkalan resmi, fenomena mengejutkan berlangsung begitu cepat. Viral berbagai foto dan video antrean beli gas LPG 3 kg yang mengular panjang.

Merespon fenomena tak terduga itu Prabowo menginstruksikan agar pengecer diperbolehkan kembali menjual LPG 3 kg dengan syarat terdaftar dalam aplikasi Pertamina dan secara administrasi menjadi sub-pangkalan. Alhasil, kemelut gas melon segera mereda. Namun, instruksi Presiden Prabowo tidak serta merta memecahkan pokok persoalan LPG 3 kg: subsidi yang tidak tepat sasaran.

Persoalan subsidi selalu menjadi masalah bagi pemerintah dari waktu ke waktu: subsidi energi, subsidi pupuk, subsidi pendidikan, subsidi pangan, subsidi kesehatan, serta subsidi-subsidi yang lain. Lucunya, meski setiap rezim pemerintahan mengklaim keberhasilan pembangunan, semakin banyak macam subsidi yang digelontorkan. 

Sebagian besar subsidi yang masih berlangsung saat ini tidak lepas dari perkembangan perpolitikan di tanah air. Tatkala pemimpin pemerintahan pusat dan daerah dipilih langsung oleh rakyat, maka subsidi menjadi bahan berkampanye paling gurih. Siapa orang yang tak tertarik janji bakal menerima subsidi jika seorang kandidat terpilih? Jangan heran setiap kali pemilu para kontestan politik berlomba menjanjikan subsidi-subsidi baru.

Tidak bisa dipungkiri bahwa adakala subsidi merupakan cara satu-satunya bagi pemerintah memenuhi amanat pasal 34 UUD 1945 untuk bertanggung jawab terhadap fakir miskin. Namun, memastikan hanya orang miskin yang benar-benar akan menerima subsidi, tentu bukan materi pidato kampanye seksi.

Masalah datang ketika janji-janji subsidi tersebut harus diwujudkan ketika terpilih. Jenis subsidi bisa kian banyak, tapi tak selalu demikian dengan anggaran yang bisa dialokasikan. Mungkin itu sebabnya, hampir pada setiap era pemerintahan selalu muncul isu "subsidi tidak tepat sasaran" yang pada hakekatnya adalah upaya mengurangi anggaran subsidi era pemerintahan sebelumnya, agar tersedia alokasi anggaran untuk mewujudkan janji kampanye pemimpin berikutnya.

Semoga akan tiba saatnya ada rezim pemerintah yang pamer keberhasilan karena sukses mengurangi jumlah orang yang butuh subsidi.

Bagikan

Berita Terbaru

Lonjakan Saham Properti Happy Hapsoro; BUVA, UANG & MINA, Fundamental atau Euforia?
| Minggu, 16 November 2025 | 11:00 WIB

Lonjakan Saham Properti Happy Hapsoro; BUVA, UANG & MINA, Fundamental atau Euforia?

Saham UANG, BUVA, MINA melonjak karena Happy Hapsoro. Pelajari mana yang punya fundamental kuat dan potensi pertumbuhan nyata.

Strategi Natanael Yuyun Suryadi, Bos SPID :  Mengadopsi Strategi Value Investing
| Minggu, 16 November 2025 | 09:24 WIB

Strategi Natanael Yuyun Suryadi, Bos SPID : Mengadopsi Strategi Value Investing

Natanael mengaku bukan tipe investor yang agresif.  Ia memposisikan dirinya sebagai investor moderat.

Multi Bintang Indonesia (MLBI) Menebar Dividen Interim Rp 400,3 Miliar
| Minggu, 16 November 2025 | 09:11 WIB

Multi Bintang Indonesia (MLBI) Menebar Dividen Interim Rp 400,3 Miliar

Total nilai dividen yang sudah ditentukan ialah Rp 400,33 miliar. Jadi dividen per saham adalah Rp 190.

BUMI Menerbitkan Obligasi Rp 780 Miliar, Simak Penggunaannya
| Minggu, 16 November 2025 | 09:02 WIB

BUMI Menerbitkan Obligasi Rp 780 Miliar, Simak Penggunaannya

Sekitar Rp 340,88 miliar atau A$ 31,47 juta untuk pemenuhan sebagian dari kewajiban pembayaran nilai akuisisi terhadap Jubliee Metals Limited.

Rencanakan Liburan dengan Matang biar Kantong Tak Kering
| Minggu, 16 November 2025 | 09:00 WIB

Rencanakan Liburan dengan Matang biar Kantong Tak Kering

Berlibur jadi kegiatan yang kerap orang lakukan di akhir tahun. Simak cara berlibur biar keuangan tetap sehat.

Ketika Dana Kelolaan Reksadana (AUM) Mencapai All Time High
| Minggu, 16 November 2025 | 08:52 WIB

Ketika Dana Kelolaan Reksadana (AUM) Mencapai All Time High

Pertumbuhan dana kelolaan ini mencerminkan kepercayaan investor yang pulih setelah masa sulit pasca-pandemi.

Kinerja Saham Emiten Grup Bakrie Beterbangan, Hati-Hati Sebagian Cuma Ikut-ikutan
| Minggu, 16 November 2025 | 07:54 WIB

Kinerja Saham Emiten Grup Bakrie Beterbangan, Hati-Hati Sebagian Cuma Ikut-ikutan

Sebagian emiten Grup Bakrie masih berada di Papan Pemantauan Khusus (PPK) dan harga sahamnya berada di bawah gocap. 

Saham BRIS Masih Gamang Diombang-Ambing Sentimen Pindah ke Pangkuan Danantara
| Minggu, 16 November 2025 | 07:37 WIB

Saham BRIS Masih Gamang Diombang-Ambing Sentimen Pindah ke Pangkuan Danantara

Ketidakpastian spin off BRIS dari Bank Mandiri ke Danantara memicu volatilitas dan kekhawatiran sebagian pelaku pasar.

Kinerja Emiten Emas Makin Bernas
| Minggu, 16 November 2025 | 07:14 WIB

Kinerja Emiten Emas Makin Bernas

Tren positif harga emas diprediksi masih akan berlanjut hingga tutup tahun 2025 dan mendorong kinerja emiten emas

IHSG Sepekan Lalu Melemah, Pasar Masih Wait and See
| Minggu, 16 November 2025 | 07:12 WIB

IHSG Sepekan Lalu Melemah, Pasar Masih Wait and See

Sepekan terakhir, IHSG turun 0,29%, kendati asing cenderung mencatatkan nilai beli bersih (net buy).

INDEKS BERITA

Terpopuler