Beban Keuangan Membengkak, Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Mendekap Kerugian
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kinerja keuangan PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) kurang moncer di sembilan bulan 2025.
Di periode ini, emiten rumah sakit milik taipan Dato Sri Tahir itu membukukan rugi bersih Rp 88,46 miliar, berbalik dari laba Rp 8,24 miliar pada periode yang sama tahun 2024.
Padahal, dari sisi top line, pendapatan SRAJ masih tumbuh 8,79% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1,87 triliun per September 2025, dari Rp 1,72 triliun pada periode yang sama 2024.
Sejumlah faktor jadi pemicu kerugian SRAJ di tengah melonjaknya pendapatan di sembilan bulan tahun ini. Salah satunya, membengkaknya beban pada sejumlah pos keuangan.
Baca Juga: Kinerja Masih Merugi, Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Tetap Ekspansi
Pada pos beban penjualan, misalnya, melonjak, jadi Rp 36,06 miliar per September 2025 dari Rp 30,07 miliar per September 2024. Sementara itu, beban umum dan administrasi SRAJ per September 2025 mencapai Rp 634,05 miliar, bengkak dari Rp 534,18 miliar di periode serupa tahun lalu.
Beban keuangan SRAJ pun naik menjadi Rp 281,41 miliar, dari periode serupa tahun 2024 sebesar Rp 129,91 miliar. Alhasil, SRAJ hanya mampu membukukan laba usaha Rp 84,71 miliar pada periode Januari–September 2025.
Setelah dikurangi berbagai beban dan pajak, SRAJ mencatat rugi bersih Rp 88,46 miliar pada periode per September 2025. Rugi bersih ini membuat rugi per saham dasar ikut melebar jadi Rp 7,23 dari sebelumnya Rp 0,69 per saham.
Beban operasional
Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan melihat, penurunan kinerja SRAJ dipicu melejitnya beban operasional dan keuangan yang lebih tinggi dibanding pendapatan.
"Beban administrasi dan penjualan meningkat signifikan seiring ekspansi jaringan rumah sakit yang dilakukan SRAJ beberapa tahun terakhir," ujar Ekky, kemarin.
Meski begitu, Ekky memprediksi, bisnis emiten rumah sakit masih punya prospek cerah di akhir tahun ini hingga tahun depan. Ini seiring permintaan layanan medis terus meningkat, baik dari pasien umum maupun peserta BPJS.
Baca Juga: Saham SRAJ Milik Tahir Tanpa Rem, Ada Investor Kantongi Potential Gain Rp8,55 triliun
Namun, ekspansi yang agresif tanpa efisiensi biaya bisa membebani margin emiten. Dus, SRAJ harus fokus mengendalikan beban keuangan dan mengoptimalkan utilisasi rumah sakit agar margin labanya membaik.
Meski begitu, SRAJ masih berpeluang mempersempit kerugian di sisa tahun ini, meski peluang mencetak laba baru akan terlihat pada 2026.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mencermati, dari sisi teknikal, pergerakan saham SRAJ masih berada dalam fase downtrend jangka pendek. "Kami merekomendasi wait and see dengan area support di Rp 11.000 dan resistance di 11.800," saranya.
