Beban Prabowo

Senin, 21 Oktober 2024 | 04:40 WIB
Beban Prabowo
[ILUSTRASI. TAJUK - Ahmad Febrian]
Ahmad Febrian | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minggu (20/10), Prabowo Subianto dilantik menjadi presiden. Tugas dan beban berat menanti. Beban itu secara tidak langsung ia singgung dalam pidato perdananya sebagai presiden.

"Jangan senang melihat angka-angka statistik. Kita belum melihat gambaran sepenuhnya. Kita bangga disebut ekonomi ke-16 terbesar dunia, tapi apakah melihat gambaran utuh?" ucap Prabowo, kemarin.

Pidato itu bertolak belakang dengan narasi keberhasilan yang digaungkan hingga detik-detik terakhir jabatan Joko Widodo (Jokowi). Padahal banyak kegagalan, seperti target pertumbuhan ekonomi 7%.

Sejak awal berkuasa, tanda kegagalan itu sebenarnya muncul. Hanya saja, tertutup aksi buzzer yang setia mengawal Jokowi. Jokowi mengawali kepemimpinan dengan pertumbuhan 4,79% pada 2015. Melambat dibanding tahun sebelumnya, 5,02%. Dan pada triwulan I-2024, pertumbuhan ekonomi 5,11%. Anjlok ke 5,05% di triwulan II-2024. 

Andalan Jokowi: infrastruktur. Tapi, "Proyek infrastruktur belum berdampak signifikan ke pertumbuhan ekonomi," kata Sutrisno Iwantono, Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), seperti ditulis www.kontan.co.id. Menurut dia, infrastruktur diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih dari 7% per tahun.

Sebagian pembangunan infrastruktur ini dari utang. Utang pemerintah per akhir Agustus 2024  mencapai Rp 8.461,93 triliun.

Sebagai perbandingan, di September 2014, sebelum Jokowi berkuasa, utang baru Rp 2.601,72 triliun. Artinya sepanjang 10 tahun, Jokowi berutang Rp 5.860,21 triliun. Utang ini beban Prabowo. Di tahun pertama kepemimpinannya, Prabowo harus membayar utang Rp 1.350 triliun, lebih dari 50% APBN. 

Prabowo juga mendapat beban, berupa daya beli melorot. Juga penurunan kelas menengah sekitar 9,48 juta. Dari  57,33 juta orang di 2019 menjadi 47,85 juta di 2024. 
Di tengah kesuraman, Prabowo justru membentuk kabinet gemuk yang berpotensi mendongrak biaya. Sebagian eks menteri Jokowi. 

Dari sisi politik, pidato Prabowo menyisakan kekhawatiran bagi aktivis demokrasi. Prabowo menyinggung soal "demokrasi santun".  

Catatan The Economist Intelligence Unit, skor demokrasi Indonesia di 2023 sebesar 6,53. Di bawah Jokowi, Indonesia tak beranjak dari status demokrasi cacat (flawed democracy). Jokowi diduga cawe-cawe di Pemilu 2024, saat puteranya ikut kontestasi dan kini menjadi wakil presiden.

Bagikan

Berita Terbaru

Ekspor China ke ASEAN Bulan Mei Cetak Rekor! Impor Indonesia Melonjak 21%
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 13:11 WIB

Ekspor China ke ASEAN Bulan Mei Cetak Rekor! Impor Indonesia Melonjak 21%

Pada bulan Mei 2025, ekspor China ke Indonesia berjumlah US$ 6,8 miliar, melonjak 21,43% dari setahun lalu.

Profit 35,33% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menanjak (14 Juni 2025)
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 09:06 WIB

Profit 35,33% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menanjak (14 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (14 Juni 2025) 1.960.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,33% jika menjual hari ini.

Menakar Risiko dan Peluang Investasi Aset Alternatif Uang Koin Kuno
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:21 WIB

Menakar Risiko dan Peluang Investasi Aset Alternatif Uang Koin Kuno

Uang dan koin kuno bisa dihargai lebih mahal, saat sudah mendapat skor dari lembaga penilaian resmi.

Direktur KISI Sekuritas Seok Mo Yang: Selalu Bersikap Cermat Saat Investasi
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:10 WIB

Direktur KISI Sekuritas Seok Mo Yang: Selalu Bersikap Cermat Saat Investasi

Melihat pilihan investasi Seok Mo Yang, Online Equity Associate Director Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI)

Mitrabada Adiperdana (MBAP) Mencicipi Peluang Diversifikasi
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:07 WIB

Mitrabada Adiperdana (MBAP) Mencicipi Peluang Diversifikasi

Melihat profil bisnis PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) yang tengah fokus melakukan diversifikasi bisnis non-batubara

Ekonomi Rumah Tangga Tertekan, Kredit Bermasalah pun Meningkat
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Rumah Tangga Tertekan, Kredit Bermasalah pun Meningkat

Kondisi ekonomi masyarakat bawah tampak semakin tertekan. Itu tercermin dari rata-rata simpanan per rekening di bank yang Susut

Daulat Kelapa Bulat
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:30 WIB

Daulat Kelapa Bulat

Indonesia adalah produsen kelapa terbesar kedua dunia. Lebih dari 5,6 juta petani mengelola 3,34 juta hektar kebun.

Invasi Investor Asing ke E-commerce
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:00 WIB

Invasi Investor Asing ke E-commerce

Dalam satu-dua tahun terakhir, kita bisa melihat bisnis online yang dikelola perusahaan asing makin mendominasi e-commerce di Indonesia

Suku Bunga Masih Tinggi, Tren Take Over KPR di Perbankan Melejit
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:00 WIB

Suku Bunga Masih Tinggi, Tren Take Over KPR di Perbankan Melejit

Bank-bank dengan porsi dana murah (CASA) besar biasanya lebih leluasa menyalurkan KPR karena mampu menawarkan bunga kredit lebih kompetitif.​

 Transaksi QRIS Antarnegara Semakin Melesat
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 06:55 WIB

Transaksi QRIS Antarnegara Semakin Melesat

​Tren transaksi QRIS lintas negara terus meningkat, baik dari sisi inbound atau transaksi wisatawan asing di Indonesia, maupun outbound.

INDEKS BERITA

Terpopuler