KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) siap menggelar ekspansi usaha. Untuk memuluskan rencana bisnis di tahun ini, BEST mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 600 miliar.
Seri, Head of Investor Relation PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk, menyebutkan, pihaknya masih fokus pada perencanaan awal. "Rencana tidak ada perubahan," ujar dia kepada KONTAN, Selasa (2/4) pekan lalu.
Dengan demikian, Bekasi Fajar Industrial Estate akan menggunakan anggaran belanja modal untuk mengembangkan Kawasan Industri MM2100, pengadaan tanah, serta pengembangan infrastruktur. Selain itu, tahun ini, Bekasi Fajar berencana menggenjot kontribusi dari pendapatan berulang atawa recurring income, dan pendapatan lainnya.
Kontribusi pendapatan berulang, Seri menyebutkan, baru sebesar 13% dari total pendapatan pada tahun lalu. Adapun mayoritas pendapatan berasal dari penjualan tanah. Oleh karena itu, pada tahun ini, Bekasi Fajar berusaha meningkatkan pendapatan berulang.
Untuk memperbesar jaringan kawasan industri melalui aksi pembelian tanah, Seri menuturkan, Bekasi Fajar masih akan membeli tanah di sekitar kawasan industri yang mereka kelola saat ini dan daerah di sekitarnya.
Pertimbangan BEST, potensi di Kawasan Industri MM2100 masih sangat menjanjikan untuk terus dikembangkan. Apalagi kawasan industri tersebut dilalui akses jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2. Atas dasar itu, manajemen Bekasi Fajar mengklaim, kawasan tersebut akan menjadi kawasan Semanggi kedua.
Seri juga mengungkapkan, BEST berencana untuk membeli lokasi lahan di kawasan industri baru. Untuk rencana itu, mereka mengalokasikan dana investasi sebesar Rp 600 miliar. Dana ini di luar anggaran belanja modal. Rencana ekspansi kawasan industri baru masih dalam proses. Oleh karena itu, Seri belum bisa mengungkapkan lokasi baru yang mereka bidik.
Dengan kegiatan dan rencana ekspansi usaha, Bekasi Fajar mengharapkan kinerjanya bisa tumbuh hingga dua digit. "Kami menargetkan pendapatan tumbuh 15% pada tahun ini," tutur Seri.
Sepanjang tahun lalu, BEST mencatatkan marketing sales Rp 1,04 triliun. Pencapaian itu ditopang oleh penjualan lahan, masing-masing dari perusahaan sektor logistik sekitar 20 hektare (ha) dan perusahaan packaging 6 ha. Hingga saat ini pembeli lahan industri BEST masih didominasi investor asal Jepang.
Sepanjang 2018, Bekasi Fajar menjual lahan seluas 35 ha dengan harga jual Rp 3 juta per meter persegi. Pada tahun ini, manajemen BEST menargetkan mampu menjual lahan industri seluas 40 ha.
Apabila dengan harga jual Rp 3 juta per m, maka nilai penjualan 40 ha itu mencapai Rp 1,2 triliun.
Hingga Februari tahun ini, Bekasi Fajar Industrial Estate masih memiliki tabungan lahan atau landbank seluas 725 ha dari total 1.055 ha di kompleks Kawasan Industri MM2100.