Bela Israel, Dana Pensiun New York Keluarkan Saham Unilever dari Portofolionya

Jumat, 29 Oktober 2021 | 11:58 WIB
Bela Israel, Dana Pensiun New York Keluarkan Saham Unilever dari Portofolionya
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Logo Unilever terlihat di kantor pusatnya di Rotterdam, Belanda, 21 Agustus 2018. REUTERS/Piroschka van de Wouw/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pengelola dana pensiun New York bergabung dengan sekelompok pengelola dana negara-negara bagian Amerika Serikat (AS) yang membatasi kepemilikannya di saham Unilever Plc. Aksi ini dipicu oleh pembatasan penjualan es krim Ben & Jerry’s, yang merupakan salah satu produk Unilever, di wilayah Palestina yang diduduki Israel. 

Dalam pernyataan tertulis yang dikirim juru bicara, Pengawas Keuangan Negara Bagian New York, Thomas DiNapoli, menyatakan, hasil tinjauan yang dilakukan pengelola dana itu menunjukkan Unilever dan anak perusahaannya terlibat dalam kegiatan “sanksi boikot dan divestasi. Istilah ini merujuk ke upaya ekonomi untuk mengisolasi Israel atas kebijakannya di Palestina.

Baca Juga: Arab Saudi Semakin Terbuka Dengan Asing, Berharap 480 Perusahaan Berkantor di Riyadh

Dana Pensiun Umum Negara Bagian New York menempatkan dana di saham Unilever senilai total US$ 111 juta, kata juru bicara itu. Dengan mengelola dana bernilai total US$ 268 miliar, Dana Pensiun New York merupakan pengelola dana pensiun publik terbesar ketiga di AS. 

Pejabat pengelola dana pensiun di negara bagian lain yang sudah menjual atau membatasi investasi di Unilever, karena alasan yang sama, seperti New Jersey, Arizona dan Florida.

Perwakilan Unilever tidak segera berkomentar.

Ben & Jerry's pada bulan Juli mengakhiri lisensi penjualan es krimnya di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, dengan mengatakan penjualan di sana "tidak konsisten dengan nilainya." Sebagian besar negara menganggap pemukiman Israel di tanah Palestina yang diduduki ilegal. Pandangan yang tidak disepakati Israel.

Baca Juga: Unilever (UNVR) fokus digital, jaga momentum pemulihan daya beli

Beberapa kelompok Yahudi Amerika seperti J Street yang berhaluan liberal juga telah menyuarakan keprihatinan tentang pemukiman Israel dan mengeluarkan seruan untuk tidak melakukan aksi balasan terhadap Ben & Jerry's atau Unilever.

Unilever mengatakan keputusan itu dibuat oleh dewan misi sosial independen Ben & Jerry, dan mengatakan perusahaan itu tidak mendukung gerakan penjatuhan sanksi boikot dan divestasi.

Dalam sebuah surat ke kantor DiNapoli pada bulan Agustus, CEO Unilever Alan Jope mengatakan Unilever berkomitmen untuk melakukan bisnis di Israel, di mana perusahaan itu mempekerjakan hampir 2.000 orang. Jope juga mengatakan bahwa merek Ben & Jerry akan tetap berada di Israel.

“Kami menyambut baik keputusan untuk tetap tinggal di Israel dengan empati, dan telah berusaha menangani masalah ini dengan cara yang hormat dan sensitif mungkin,” tulis Jope.

Selanjutnya: Meski Sumber Dana Belum Jelas, Evergrande Disebut Telah Lunasi Kupon Tertunggak

 

Bagikan

Berita Terbaru

Indonesian Tobacco (ITIC) Ingin Memperbaiki Kinerja di Kuartal IV 2025
| Senin, 24 November 2025 | 09:45 WIB

Indonesian Tobacco (ITIC) Ingin Memperbaiki Kinerja di Kuartal IV 2025

Penjualan ITIC berasal dari pasar lokal Rp 233,23 miliar dan ekspor Rp 898,86 juta, yang kemudian dikurangi retur dan diskon Rp 4,23 miliar.

Menakar Dampak Pergeseran Pasien Swasta dan BPJS ke Emiten, MIKA dan KLBF Diunggulkan
| Senin, 24 November 2025 | 09:07 WIB

Menakar Dampak Pergeseran Pasien Swasta dan BPJS ke Emiten, MIKA dan KLBF Diunggulkan

Emiten-emiten rumah sakit besar tetap menarik untuk dicermati karena cenderung defensif dari tantangan BPJS. 

Keputusan Korea Menutup 40 PLTU Bakal Berdampak ke ADRO, GEMS, BYAN, PTBA Hingga BUMI
| Senin, 24 November 2025 | 08:32 WIB

Keputusan Korea Menutup 40 PLTU Bakal Berdampak ke ADRO, GEMS, BYAN, PTBA Hingga BUMI

Transisi energi yang dilakoni Korea Selatan memicu penurunan permintaan batubara, termasuk dari Indonesia.

Risiko Waskita Sudah Diperhitungkan, JP Morgan Kerek Rating & Target Harga Saham JSMR
| Senin, 24 November 2025 | 07:55 WIB

Risiko Waskita Sudah Diperhitungkan, JP Morgan Kerek Rating & Target Harga Saham JSMR

Laba bersih PT Jasa Marga Tbk (JSMR) diproyeksikan naik berkat ekspektasi pemangkasan suku bunga dan penyesuaian tarif tol.

Perbankan Optimistis Permintaan Kredit Meningkat Jelang Akhir Tahun
| Senin, 24 November 2025 | 07:55 WIB

Perbankan Optimistis Permintaan Kredit Meningkat Jelang Akhir Tahun

Hasil survei BI menunjukkan perbankan memperkirakan penyaluran kredit baru di kuartal IV akan meningkat ditandai dengan nilai SBT mencapai 96,40%

Pertambangan Topang Permintaan Kredit
| Senin, 24 November 2025 | 07:46 WIB

Pertambangan Topang Permintaan Kredit

Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, kredit ke sektor pertambangan dan penggalian melesat 17,03% secara tahunan​ hingga Oktober

Saham ESG: Transisi Bisnis Hijau di Tengah Kinerja Merah
| Senin, 24 November 2025 | 07:45 WIB

Saham ESG: Transisi Bisnis Hijau di Tengah Kinerja Merah

Sejumlah emiten melepas sebagian bisnis batubara untuk lebih fokus di bisnis hijau. Tapi, ini membuat kinerja keuangan m

OJK Minta Bank Evaluasi Kredit ke Pindar
| Senin, 24 November 2025 | 07:42 WIB

OJK Minta Bank Evaluasi Kredit ke Pindar

Meningkatnya kasus gagal bayar pindar kembali mendorong OJK  mengingatkan perbankan agar lebih waspada menyalurkan kredit channeling 

TBS Energi Utama (TOBA) Terbitkan Sukuk Wakalah Rp 448,50 Miliar
| Senin, 24 November 2025 | 06:37 WIB

TBS Energi Utama (TOBA) Terbitkan Sukuk Wakalah Rp 448,50 Miliar

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengumumkan penerbitan Sukuk Wakalah Jangka Panjang dengan dana modal investasi sebesar Rp 448,50 miliar. ​

Prospek IPO Seksi di Tahun Kuda Api
| Senin, 24 November 2025 | 06:32 WIB

Prospek IPO Seksi di Tahun Kuda Api

Tahun 2026 akan jadi momentum yang relatif kondusif bagi perusahaan yang membutuhkan pendanaan dari pasar modal lewat skema IPO.

INDEKS BERITA

Terpopuler