Bergantung pada Impor, Filipina Minta Indonesia Batalkan Larangan Ekspor Batubara

Senin, 10 Januari 2022 | 12:39 WIB
Bergantung pada Impor, Filipina Minta Indonesia Batalkan Larangan Ekspor Batubara
[ILUSTRASI. Pekerja melintas di dekat kapal tongkang pengangkut batubara di kawasan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - MANILA. Menteri Energi Filipina Alfonso Cusi mengimbau Pemerintah Indonesia untuk mencabut larangan ekspor batubara, dengan mengatakan kebijakan itu akan merugikan ekonomi yang sangat bergantung pada mineral itu untuk menjalankan pembangkit listriknya, demikian pernyataan Kementerian Energi di negeri itu, Senin (10/1).

Indonesia, eksportir batubara termal terbesar dunia memberlakukan penangguhan ekspor batubara pada 1 Januari, setelah Perusahaan Listrik Negara melaporkan tipisnya persediaan bahan bakar bagi pembangkit listrik. Penangguhan ekspor berlaku sepanjang Januari.

Sebelum Filipina, pemerintah dari negara-negara Asia lainnya, seperti Jepang dan Korea Selatan, sudah menyampaikan permintaan serupa.

Baca Juga: Gangguan di Kazakhstan dan Libya Menopang Harga Minyak di Awal Pekan

Permintaan tersebut disampaikan Cusi dalam surat yang dikirim melalui Kementerian Luar Negeri kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Arifin Tasrif, demikian pernyataan kementerian energi Filipina dalam rilis berita, tanpa menyebutkan kapan surat itu dikirim.

Cusi telah meminta kemeterian luar negeri Filipina untuk menengahi dan mengajukan banding atas nama Filipina melalui mekanisme kerja sama Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Larangan ekspor yang diberlakukan Indonesia mendorong naik harga batubara di China dan Australia lebih tinggi pada minggu lalu. Sementara sejumlah kapal yang dijadwalkan untuk membawa batubara ke sejumlah negara pembeli utama, seperti Jepang, China, Korea Selatan dan India, tertahan di Kalimantan, yang merupakan sentra produksi batubara utama Indonesia.

Baca Juga: Perusahaan-perusahaan Besar di Inggris Merencanakan Kenaikan Investasi di Tahun 2022

Filipina, yang masih sangat bergantung pada batubara untuk pembangkit listrik, membeli sebagian besar kebutuhannya dari Indonesia. Sebagian lagi, dalam harga yang lebih mahal, dipasok oleh Australia dan Vietnam.

Hampir 70% dari 42,5 juta ton kebutuhan batubara Filipina pada tahun 2020 dipenuhi oleh pasokan impor, demikian data pemerintah.

Listrik yang dihasilkan pembangkit batubara terdiri dari sekitar 60% dari bauran listrik negara. Pada tahun 2021, Filipina membeli 2,3 juta ton per bulan dari Indonesia untuk bahan bakar pembangkit listriknya, kata departemen energi.

Senator Win Gatchalian, yang mengepalai komite energi Senat, telah meminta departemen energi untuk menyiapkan langkah-langkah darurat karena larangan ekspor, termasuk mencari pemasok potensial lain.

Bagikan

Berita Terbaru

Tips Investasi Ala Direktur OCBC The Ka Jit: Jangan Tergoda Ambil Untung Cepat
| Sabtu, 29 November 2025 | 14:36 WIB

Tips Investasi Ala Direktur OCBC The Ka Jit: Jangan Tergoda Ambil Untung Cepat

Mengintip strategi investasi dan portofolio pribadi Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), The Ka Jit

Astra Graphia (ASGR) Mengincar Peluang Bisnis Solusi Teknologi
| Sabtu, 29 November 2025 | 14:25 WIB

Astra Graphia (ASGR) Mengincar Peluang Bisnis Solusi Teknologi

Mengupas rencana bisnis PT Astra Graphia Tbk (ASGR) yang tengah memperkuat bisnis solusi teknologi lewat anak usahanya

Fiskal Ngegas, Menkeu Minta Moneter Longgar
| Sabtu, 29 November 2025 | 09:02 WIB

Fiskal Ngegas, Menkeu Minta Moneter Longgar

Menteri Keuangan menilai fiskal masih menjadi pendorong utama ekonomi dan meminta bank sentral melonggarkan moneternya

Reformasi Bea Cukai demi Menutup Kebocoran Ratusan Triliun Rupiah
| Sabtu, 29 November 2025 | 08:51 WIB

Reformasi Bea Cukai demi Menutup Kebocoran Ratusan Triliun Rupiah

Maraknya praktik underinvoicing dalam ekspor-impor mengindikasikan bahwa ukuran shadow economy di Indonesia masih besar

Menyemai Inovasi di Setiap Kebijakan
| Sabtu, 29 November 2025 | 07:05 WIB

Menyemai Inovasi di Setiap Kebijakan

Indonesia ternyata kekurangan terkait strategi pengembangan kebijakan yang berbasis pada dampak yang dihasilkan.​

Aroma Neo Orde Baru
| Sabtu, 29 November 2025 | 07:05 WIB

Aroma Neo Orde Baru

Menyerahkan kembali fungsi pemeriksaan kepada entitas asing merupakan bentuk pertaruhan kedaulatan yang nekat.

IHSG Sepekan Menguat 1,12% di Akhir November, Saham-Saham Ini Naik Paling Tinggi
| Sabtu, 29 November 2025 | 06:10 WIB

IHSG Sepekan Menguat 1,12% di Akhir November, Saham-Saham Ini Naik Paling Tinggi

Pada periode 24-28 November 2025, IHSG mengakumulasi kenaikan 1,12%. IHSG ditutup pada 8.508,71 pada perdagangan terakhir, Jumat (28/11). 

Target Kontrak Baru Wijaya Karya Gedung (WEGE) Rp 3 Triliun di Tahun 2026
| Sabtu, 29 November 2025 | 05:25 WIB

Target Kontrak Baru Wijaya Karya Gedung (WEGE) Rp 3 Triliun di Tahun 2026

WEGE mulai menerapkan pendekatan bisnis dengan menggandeng mitra strategis untuk menggarap sebuah proyek baru.

Target Kontrak Baru Wijaya Karya Gedung (WEGE) Rp 3 Triliun di Tahun 2026
| Sabtu, 29 November 2025 | 05:25 WIB

Target Kontrak Baru Wijaya Karya Gedung (WEGE) Rp 3 Triliun di Tahun 2026

WEGE mulai menerapkan pendekatan bisnis dengan menggandeng mitra strategis untuk menggarap sebuah proyek baru.

Wajib Setor Laporan Keuangan ke Pemerintah, Beban Bank Akan Bertambah
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:50 WIB

Wajib Setor Laporan Keuangan ke Pemerintah, Beban Bank Akan Bertambah

PP Nomor 43 Tahun 2025 tentang Pelaporan Keuangan ini bertujuan untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan nasional

INDEKS BERITA

Terpopuler