KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Puasa Ramadan 1440 Hijriah memang baru mulai sejak Senin (6/4) kemarin. Namun pelaku industri air minum sudah mereguk lonjakan penjualan sebelum periode tersebut. Maklumlah, jauh-jauh hari para pelaku industri sudah menyiapkan tambahan stok yang dipasarkan sebelum Ramadan tiba.
Salah satu pelaku usaha yakni PT Singa Mas Indonesia mengaku, penjualan paling laris terjadi pada minuman kemasan berukuran 600 mililiter (ml), 330 ml dan 240 ml. "Penjualan minuman dengan ukuran botol 600 ml yang paling terasa kenaikannya," kata Santo Kadarusman, Relations & Marketing Event Manager PT Singa Mas Indonesia ketika dihubungi KONTAN, Senin (6/5).
Sementara dari sisi jenis produk, minuman rasa lebih laku ketimbang air minuman dalam kemasan (AMDK). Informasi saja, Singa Masa memproduksi minuman rasa Fiesta Green Tea, Fiesta White Tea, Fiesta Black Tea, Fruitamax dan Serrr. Kalau produk AMDK mereka adalah Frozen.
Karena proses produksi dan penjualan untuk Ramadan sudah berjalan jauh-jauh hari, Singa Mas tidak perlu menambah kapasitas produksi. Hingga Hari Raya Idul Fitri nanti, mereka akan mengandalkan utilitas mesin yang sudah ada. Lokasi pabriknya di Cikande, Jawa Barat, dan Pandanaan, Jawa Timur.
Sementara selama Ramadan sampai Lebaran, Singa Mas yakin mampu membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 10%-15% ketimbang bulan biasa. Hanya, manajemen perusahaan tidak bersedia mengungkapkan nilai penjualan yang dimaksud.
Target pertumbuhan penjualan selama momentum tersebut lebih tinggi ketimbang capaian penjualan Singa Mas pada kuartal I 2019. "Hingga kuartal satu ini kami mencapai target penjualan naik di atas 9% dibandingkan kuartal I 2018," tutur Santo.
Dalam catatan Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), Ramadan dan akhir tahun merupakan dua momentum bagi pelaku industri air minum untuk menangguk penjualan. Biasanya, beberapa di antara mereka bahkan ada yang sampai menambah kapasitas produksi.
Selain produksi, para pelaku industri memperkuat jaringan pemasaran dan distribusi produk. "Kami perkirakan ada lonjakan sebanyak 20% dibandingkan dengan bulan sebelumnya," kata Rachmat Hidayat, Ketua Umum Aspadin kepada KONTAN, Senin (6/5).
Selain dua momentum rutin, Aspadin menilai prospek industri air minum tahun ini cukup sehat. Target volume konsumsi air minum kemasan secara nasional pada tahun ini mencapai 30 miliar liter. Sebagai perbandingan, volume konsumsi air minum kemasan nasional tahun lalu 29 miliar liter. Penjualan tertinggi di Pulau Jawa.
Prospek industri air minum kemasan tak ayal memicu biat ekspansi para pelaku industri. Misalnya, Orang Tua Group berinvestasi melalui merek Crystalline. Ada pula perusahaan BUMN PT Indra Karya (Persero) yang juga kepincut dalam pengembangan industri AMDK.
Sementara PT Sariguna Primatirta Tbk melanjutkan ekspansi tiga pabrik baru. Perusahaan yang tecatat dengan kode saham CLEO di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut memiliki 24 pabrik AMDK yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Informasi saja, sepanjng kuartal I 2019 Sariguna Primatirta membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 37,49% year on year (yoy) menjadi Rp 223,54 miliar. Dalam catatan KONTAN, pertumbuhan itu di atas rata-rata industri AMDK yang naik sekiatr 4% selama kuartal I tahun ini.
Sejalan dengan top line, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih Sariguna Primatirta juga mendaki. Kenaikannya sekitar dua kali lipat menjadi Rp 25,29 miliar.