BI Prediksi The Fed Tidak Agresif Naikkan Bunga Acuan di Tahun Ini

Rabu, 30 Januari 2019 | 07:56 WIB
BI Prediksi The Fed Tidak Agresif Naikkan Bunga Acuan di Tahun Ini
[]
Reporter: Benedicta Prima, Grace Olivia, Mochammad Fauzan | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) bersiap mengantisipasi arah pergerakan bunga acuan di Amerika Serikat (AS). Dalam rapat Federal Open Market Commitee (FOMC) Rabu ini, otoritas moneter AS diprediksi tidak akan mengerek bunga acuan.

Bank Indonesia (BI) memproyeksi, The Fed bisa mengerek kembali bunga acuan tahun ini untuk menekan kemungkinan gejolak ekonomi di negaranya. Namun, frekuensi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat diramalkan tak sekerap tahun lalu. "Kami perkirakan The Fed menaikan suku bunga paling banyak dua kali tahun ini," ujar Perry Warjiyo, Gubernur BI di Kantor Kementerian Keuangan, Selasa (29/1).

Kenaikan pertama diprediksi terjadi pada Maret 2019. Setelah The Fed menaikkan bunga untuk pertama kalinya, baru BI bersiap-siap mengerek 7 day reverse repo rate (BI 7-DRRR) yang saat ini 6%.

Tentu, Perry tidak merinci waktu persis BI mengerek bunga acuan tersebut. Yang terang, langkah bank sentral tersebut termasuk mempertimbangan pertumbuhan ekonomi serta menjaga inflasi. Kenaikan suku bunga bisa memicu kekeringan likuiditas di pasar finansial.

BI mengaku sudah memiliki instrumen penangkal agar kenaikan suku bunga tak serta merta berujung ke kenaikan suku bunga simpanan dan kredit. Pertama, melonggarkan aturan giro wajib minimum (GMW) rata-rata dari semula 2% menjadi 3% dan disetorkan dalam dua minggu. Alhasil, bank tak lagi menyetorkan GWM harian.

Kedua, menaikkan rasio penyangga likuiditas makroprudensial (PLM). Dari semula 2% PLM yang dilaporkan ke BI menjadi 4%. Hanya, bank dapat meggunakan surat berharga miliknya sebagai PLM.

Kebijakan lainnya yakni memperbanyak frekuensi operasi moneter dengan memberi injeksi melalui swap dan term repo. Mulai 24 Januari ini, BI akan membuka repo bank-bank yang kesulitan likuiditas. "Juga perbanyak frekuensi lelang moneter yang ekspansif," katanya. Likuiditas bank yang terkendali diharapkan bisa menjadi pendorong ekonomi.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Perkembangan Proyek Jadi Katalis Positif, Saham MDKA Diprediksi Bisa Terus Menghijau
| Jumat, 04 Juli 2025 | 14:59 WIB

Perkembangan Proyek Jadi Katalis Positif, Saham MDKA Diprediksi Bisa Terus Menghijau

Kenaikan saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terus berlanjut. Saham MDKA masih akan tersulut oleh harga emas.

Profit 27,07% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Tipis (4 Juli 2025)
| Jumat, 04 Juli 2025 | 08:30 WIB

Profit 27,07% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Tipis (4 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (4 Juli 2025) Rp 1.907.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,07% jika menjual hari ini.

Backlog 15 Juta Rumah Jadi Peluang
| Jumat, 04 Juli 2025 | 07:28 WIB

Backlog 15 Juta Rumah Jadi Peluang

Prospek industri properti masih cerah di tahun ini. Asalkan, didorong berbagai kebijakan yang bisa mengakselerasi penjualan produk properti

Sarinah Kembangkan Ritel Berbasis Narasi Budaya
| Jumat, 04 Juli 2025 | 07:23 WIB

Sarinah Kembangkan Ritel Berbasis Narasi Budaya

Sarinah mengembangkan ekosistem ritel berbasis narasi budaya. Mulai dari produk hasil kurasi, pameran seni, dan pertunjukan budaya,

BUAH Memperkuat Pasar Indonesia Timur
| Jumat, 04 Juli 2025 | 07:19 WIB

BUAH Memperkuat Pasar Indonesia Timur

Tren gaya hidup sehat yang terus tumbuh juga menjadi peluang besar bagiPT Segar Kumala Indonesia Tbk

 DMMX Bidik Pertumbuhan Dua Digit
| Jumat, 04 Juli 2025 | 07:14 WIB

DMMX Bidik Pertumbuhan Dua Digit

PT Digital Mediatama Maxima Tbk menjalankan sejumlah strategi bisnis untuk mengungkit kinerja di sepanjang tahun ini

Was Was Harga Gas Melon Naik Tahun Depan
| Jumat, 04 Juli 2025 | 07:05 WIB

Was Was Harga Gas Melon Naik Tahun Depan

Pemerintah tengah mengkaji LPG 3 kg satu harga yang direncanakan mulai tahun depan akan berefek pada kenaikan harga

Kejahatan Pangan
| Jumat, 04 Juli 2025 | 07:00 WIB

Kejahatan Pangan

Pemerintah perlu menindak dengan tegas para pelaku pengoplosan beras supaya masyarakat kembali percaya.

Peluang Rupiah Menguat Terbatas pada Jumat (3/7)
| Jumat, 04 Juli 2025 | 06:30 WIB

Peluang Rupiah Menguat Terbatas pada Jumat (3/7)

Rupiah berhasil memanfaatkan momentum pelemahan dolar AS, dengan penguatan 0,32% secara harian ke level Rp 16.195 per dolar AS

Dolar AS yang Terus Tertekan Bikin Valas Asia Bersinar
| Jumat, 04 Juli 2025 | 06:20 WIB

Dolar AS yang Terus Tertekan Bikin Valas Asia Bersinar

Tekanan pada dolar Amerika Serikat (AS) yang masih kuat, membuat nilai tukar sejumlah mata uang Asia belakangan menguat

INDEKS BERITA

Terpopuler