BI Turunkan Suku Bunga Acuan dan Longgarkan LTV

Kamis, 19 September 2019 | 15:43 WIB
BI Turunkan Suku Bunga Acuan dan Longgarkan LTV
[ILUSTRASI. Kantor pusat Bank Indonesia ]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk ketiga kalinya di tahun ini,  Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan BI 7 day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Suku bunga acuan BI dipangkas sebesar 25 basis poin menjadi 5,25%. 

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar 18-19 September 2019, BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,5%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6%. 

Baca Juga: Tak menguat banyak pasca pemangkasan bunga acuan, rupiah perlu waspada sentimen lain

BI menilai, langkah ini sejalan dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan imbal hasil invetasi keuangan dalam negeri yang masih menarik.

Selain itu, BI merasa perlu mengambil langkah pre-emptive untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik, terutama di tengah perlambatan ekonomi global. 

BI juga melakukan relaksasi makroprudensial untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan permintaan kredit dari pelaku usaha. Salah satunya dengan Pengaturan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM)/RIM Syariah yang lebih disempurnakan. Dalam perhitungan RIM/RIM Syariah, ada penambahan komponen pinjaman atau pembiayaan yang diterima bank. 

Beberapa pelonggaran juga dilakukan, seperti, pelonggaran Rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit atau pembiayaan properti sebesar 5%.

Lalu, pelonggaran uang muka untuk kendaraan bermotor di kisaran 5%-10%. Bukan cuma itu, kredit dan pembiayaan properti serta uang muka untuk kendaraan bermotor yang berwawasan lingkungan juga dapat tambahan keringanan rasio LTV/FTV masing-masing sebesar 5%. 

"Ketentuan ini bakal berlaku efektf sejak 2 Desember 2019," ujar  Onny Widjanarko, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, dalam keterangan resmi, Kamis (19/9). 

Baca Juga: Rekening khusus devisa hasil ekspor sumber daya alam di bank masih mini

Lalu, untuk menjaga kecukupan likuiditas dan meningkatkan efisiensi pasar uang, BI memperkuat transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.

Instrumen operasi moneter pasar terbuka (OPT) diseragamkan melalui reverse repo Surat Berharga Negara (RR SBN) untuk semua tenor mulai tujuh hari sampai 12 bulan, termasuk melaksanakan lelang RR SBN tenor 12 bulan menggantikan SBI tenor 12 bulan. Kebijakan ini dilakukan terhitung mulai 4 Oktober 2019. 

Baca Juga: Indonesia central bank makes 3rd rate cut since July, by 25 bps to 5.25%

Saat ini, ekonomi global diliputi ketegangan hubungan dagang AS dan China. BI menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia turut terpengaruh. Ekspor diperkirakan belum akan membaik karena permintaan global dan penurunan harga komoditas. 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berada di bawah titik tengah kisaran 5,0-5,4% pada 2019 dan meningkat menuju titik tengah kisaran 5,1-5,5% pada tahun 2020 mendatang. 

Lalu BI memperkirakan inflasi masih akan terkendali dan berada di bawah titik tengah kisaran 3,5±1% dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2020.

Baca Juga: BI kembali memangkas BI 7 day reverse repo rate sebesar 25 bps menjadi 5,25%

Bagikan

Berita Terbaru

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

INDEKS BERITA

Terpopuler