Biaya Bahan Baku Melonjak, Toyota Prediksi Laba Operasional Tergerus 20%

Rabu, 11 Mei 2022 | 17:57 WIB
Biaya Bahan Baku Melonjak, Toyota Prediksi Laba Operasional Tergerus 20%
[ILUSTRASI. Toyota EV dipamerkan di Bangkok International Motor Show di Bangkok, Thailand, 30 Maret 2022. REUTERS/Soe Zeya Tun]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Toyota Motor memperingatkan kenaikan "belum pernah terjadi sebelumnya" dalam biaya bahan baku dapat memotong seperlima dari laba setahun penuh. Pernyataan itu merupakan pertanda bahwa produsen dengan penjualan tertinggi di dunia itu tidak dapat lagi mengabaikan krisis rantai pasokan yang telah mengguncang industri global.

Setelah melaporkan laba operasi kuartal keempat turun 33%, raksasa otomotif Jepang itu mengalami penurunan harga saham lebih dari 5% pada perdagangan Rabu. Saham Toyota ditutup turun lebih dari 4%, yhang merupakan penurunan harian terbesar dalam dua bulan terakhir. Indeks di bursa Tokyo menguat 0,3%.

Toyota telah bernasib baik selama bulan-bulan awal kekurangan semikonduktor global, berkat persediaan chip yang lebih besar. Namun sekarang, Toyota telah bergabung dengan para pesaingnya dalam memangkas produksi akibat krisis berkepanjangan serta lockdown Covid-19 di China.

Baca Juga: Inflasi Produsen di China Melambat ke Kisaran Terendah dalam Setahun

Produsen Corolla itu memperkirakan biaya bahan baku naik lebih dari dua kali lipat menjadi 1,45 triliun yen ($ 11,1 miliar) untuk tahun fiskal yang berakhir Maret. Toyota bermaksud menyiasati kenaikan biaya dengan beralih ke bahan yang berbiaya lebih rendah.

"Kami perlu memikirkan bagaimana kami dapat menanggapi inflasi material dengan menghilangkan perbedaan antara produsen dan pemasok peralatan asli dan bekerja sama sebagai satu kesatuan," tutur kepala keuangan Kenta Kon, mengacu ke industri otomotif. "Karena harga bahan naik, kami perlu bekerja untuk mengurangi jumlah bahan yang kami gunakan sebanyak mungkin dan menggantinya dengan bahan yang lebih murah."

Pembuat mobil mengharapkan untuk menjual 8,85 juta kendaraan secara global tahun fiskal ini, naik 7,5% dari tahun lalu.

Baca Juga: Kebijakan Ekspor Indonesia Kerap Berubah, India Berpaling ke Malaysia

Toyota, yang pada bulan Desember menyatakan komitmen pengucuran dana hingga 8 triliun yen untuk membangun lini mobil listrik pada 2030, mengatakan biaya bahan baku cenderung lebih tinggi untuk kendaraan listrik baterai (BEV).

Pelanggan, bagaimanapun, sensitif terhadap kenaikan harga, kata Chief Technology Officer Masahiko Maeda. Jadi, sulit bagi Toyota untuk menanggung kenaikan biaya, suatu prestasi yang berhasil dilakukan Tesla Inc, pemimpin mobil listrik.

Toyota, juara mobil hibrida, telah tertinggal dari rekan-rekannya dalam investasi electric vehicle (EV). Sebelumnya memperkirakan 3,5 juta penjualan EV per tahun pada tahun 2030, atau sekitar sepertiga dari penjualan kendaraan saat ini, di belakang saingan terdekat Volkswagen.

Untuk tahun fiskal saat ini, Toyota memperkirakan laba operasi akan turun sekitar 20% menjadi 2,4 triliun yen. Analis memperkirakan pendapatan akan naik 12% menjadi 3,36 triliun yen, menurut Refinitiv.

Pada kuartal Januari-Maret, labanya merosot menjadi 463,8 miliar yen, juga jauh di bawah perkiraan rata-rata 521,1 miliar yen.

Depresiasi tajam yen ke posisi terendah dua dekade telah mendukung industri otomotif yang didorong ekspor Jepang. Tetapi biaya bahan baku yang melonjak dan gangguan rantai pasokan global yang diperburuk oleh pembatasan COVID China melemahkan keuntungan.

Di China, penjualan mobil hampir setengahnya pada bulan April, sementara penjualan Tesla hampir musnah karena pabrik tutup dan penguncian menekan permintaan.

Baca Juga: Konsumsi dan Ekspor Tertekan, Ekonomi Jepang Diprediksi Kontraksi di Tiga Bulan Awal

Pada hari Selasa Toyota memangkas target produksi globalnya untuk Mei sekitar 50.000 kendaraan menjadi sekitar 700.000 karena berencana untuk menangguhkan beberapa operasi hingga enam hari karena penguncian China.

Rencana tersebut mengikuti beberapa pemotongan dalam rencana produksinya antara April dan Juni setelah pemasok frustrasi oleh perubahan produksi yang berulang.

Namun, Toyota memperkirakan pemulihan di seluruh dunia dari pandemi akan membantu pasar kendaraan China dan AS tumbuh lebih kuat untuk tahun fiskal saat ini.

Saingan domestik Toyota, Nissan Motor Co dan Honda Motor Co melaporkan pendapatan masing-masing pada hari Kamis dan Jumat. Saham Nissan ditutup 1,5% lebih rendah pada hari Rabu, sementara Honda turun 3,1%.

Bagikan

Berita Terbaru

Intip Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Untuk Hari Ini, Senin (22/12)
| Senin, 22 Desember 2025 | 04:45 WIB

Intip Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Untuk Hari Ini, Senin (22/12)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun dalam sepekan terakhir periode 15-19 Desember 2025. IHSG ditutup pada level 8.609,55 di akhir pekan lalu.

Andalkan Aset Hunian, Kinerja SMRA Masih Bisa Tumbuh
| Senin, 22 Desember 2025 | 04:20 WIB

Andalkan Aset Hunian, Kinerja SMRA Masih Bisa Tumbuh

SMRA optimistis masih dapat mengantongi marketing sales senilai Rp 5 triliun hingga akhir tahun 2025

Aktivitas Transaksi Akhir Tahun Diproyeksi Sepi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Senin, 22 Desember 2025 | 04:05 WIB

Aktivitas Transaksi Akhir Tahun Diproyeksi Sepi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Dengan sejumlah sentimen pengiring IHSG hari ini, simak saham-saham emiten yang layak koleksi dan transaksi.

Perdagangan Lebih Sepi, IHSG Senin (22/2) Rawan Koreksi
| Senin, 22 Desember 2025 | 04:00 WIB

Perdagangan Lebih Sepi, IHSG Senin (22/2) Rawan Koreksi

Arah IHSG masih akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengukur Prospek Saham Sektor Infrastruktur
| Senin, 22 Desember 2025 | 02:22 WIB

Mengukur Prospek Saham Sektor Infrastruktur

Penguatan Indeks Infrastruktur sepanjang 2025 ditopang oleh subsektor telekomunikasi dan infrastruktur digital

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

INDEKS BERITA