Bidik Transaksi Rp 60 Triliun, Program Holiday Sale Butuh Dorongan Tambahan

Senin, 16 Juni 2025 | 21:20 WIB
Bidik Transaksi Rp 60 Triliun, Program Holiday Sale Butuh Dorongan Tambahan
[ILUSTRASI. Promo The Body Shop Holiday Sale Periode 21-28 Juni 2024]
Reporter: Filemon Agung | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemerintah menarik transaksi mencapai Rp 60 triliun dari Program Holiday Sale dinilai masih membutuhkan dorongan tambahan.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menjelaskan, demi mencapai target transaksi tersebut, dibutuhkan suntikan tambahan untuk mengerek transaksi dan daya beli masyarakat.

Jika dicermati, lanjut Nailul, sejatinya program Holiday Sale di Indonesia berlangsung hampir setiap hari. Indikator utamanya yakni banyaknya diskon yang disediakan oleh berbagai ritel modern.

"Pemerintah dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) harus memberikan sesuatu yang berbeda dari diskon yang selama ini memang bertebaran. Ketika diskonnya sama saja, hanya ganti nama program saja, saya rasa tidak akan efektif untuk mendongkrak daya beli masyarakat," ungkap Nailul kepada KONTAN, Senin (16/6).

Nailul menjelaskan, kehadiran berbagai macam diskon yang selama ini disediakan industri ritel pun belum bisa mendongkrak tingkat penjualan maupun konsumsi. Indeks Penjualan Riil Mei diproyeksikan masih akan lebih rendah dibandingkan periode April 2025. Menurutnya, pelemahan konsumsi rumah tangga menjadi salah satu faktor utama.

"Justru, peluang peningkatan transaksi datang dari paket stimulus ekonomi yang harus dimanfaatkan betul. Stimulus ekonomi ini bisa menjadi pengungkit permintaan," terang Nailul.

Nailul turut menyayangkan langkah pemerintah yang batal memberikan insentif diskon tarif listrik. Terlebih, penerima manfaat dari program Bantuan Subsidi Upah (BSU) masih terbatas.

Menurutnya, banyak penerima manfaat merupakan kelompok masyarakat miskin. Konsumsi kelompok rumah tangga ini umumnya untuk kebutuhan primer yang mayoritas dipenuhi dari pasar tradisional.

"Belanja paling besar di kebutuhan primer yang belinya di pasar tradisional dimana tidak ikut program Holiday Sale juga. Jadi kebijakan stimulus harusnya diperluas ke kelas menengah secara langsung," tegas Nailul.

Senada, Head of Macroeconomic and Financial Market Research, Bank Permata Faisal Rachman menjelaskan, program Holiday Sale jika diikuti oleh berbagai program great sale lainnya berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi.

Meski demikian, kehadiran program ini saja tak cukup.

"Namun memang tidak bisa menjadi kebijakan stand alone. Harus dibarengi juga dengan kebijakan perbaikan daya beli," terang Faisal ketika dihubungi KONTAN, Senin (16/6).

Faisal menjelaskan, program insentif yang diguyurkan pemerintah hanya menargetkan pekerja yang terdaftar BPJS Ketenagakerjaan. Kebijakan ini belum menyasar sektor informal. Padahal, sektor informal memiliki proporsi atau persentase yang tergolong besar.

Selain itu, pelemahan daya beli masih menjadi tantangan utama khususnya kelompok kelas menengah. Menurutnya, jenis barang yang dijual juga akan mempengaruhi target yang dipatok pemerintah dari program Holiday Sale ini.

"Jika sebagian besar yang dijual adalah barang primer mungkin bisa. Namun yang mengalami penurunan pembelian, termasuk karena fenomena downtrading, adalah barang sekunder terutama barang tahan lama. Maka kebijakan holiday sale tidak cukup hanya menjadi stand alone policy," tegas Faisal.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, membidik target transaksi dari program ini sebesar Rp 60 triliun.

"Atas inisiatif Aprindo bersama mitra strategis dengan tema retail, revital local goods and global news. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada 13 Juni sampai 13 Juli. Target penjualannya Rp 60 Triliun," ujar Airlangga di agenda pembukaan Holiday Sale di Tangerang Selatan, Jumat (13/6).

Airlangga juga menyampaikan bahwa target itu menjadi tantangan bagi Aprindo, sebab berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), konsumsi rumah tangga selama kuartal-I 2025 cukup bagus, yakni mencapai 54,53%.

Apalagi, program ini juga sejalan dengan lima paket stimulus ekonomi yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia untuk mendorong sektor pariwisata nasional mulai Juni hingga Juli 2025.

Ketua Umum Aprindo, Solihin, menyampaikan bahwa program Holiday Sale bisa turut mendongkrak daya beli masyarakat pada kuartal-II 2025.

"Untuk itu kita bersama Kemendag, Menko Perekonomian untuk support, dan kegiatan-kegiatan itu menarik. Tadi kan ada stimulus-stimulus yang disampaikan tadi ya. Dan kita harapkan ini juga bisa memperkuat daya beli masyarakat," jelas Solihin.

Selanjutnya: PLN Masih dibayangi Tekanan Biaya Produksi dan Pelemahan Nilai Tukar

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Rekomendasi Saham Hari Ini Jelang Keputusan RDG BI
| Selasa, 17 Juni 2025 | 03:30 WIB

Rekomendasi Saham Hari Ini Jelang Keputusan RDG BI

 Di tengah beragam sentimen di pekan ini, analis merekomendasi pelaku pasar dan investor untuk mencermati saham-saham emiten berikut ini.

Teliti Sebelum Membeli Saham yang Harganya Naik Tinggi
| Selasa, 17 Juni 2025 | 03:15 WIB

Teliti Sebelum Membeli Saham yang Harganya Naik Tinggi

Hanya dalam kurun waktu tak lebih dari dua bulan, harga saham emiten lapis kedua dan lapis ketiga melonjak puluhan hingga ratusan persen. ​

Paradoks Migas Indonesia, Lifting Nasional Sulit, Ribuan Barel Bocor Ditambang Rakyat
| Senin, 16 Juni 2025 | 22:57 WIB

Paradoks Migas Indonesia, Lifting Nasional Sulit, Ribuan Barel Bocor Ditambang Rakyat

Praktik menambang minyak oleh rakyat akan terus berjalan dan bertambah terlepas akan dilegalkan atau tidak oleh pemerintah.

Cari Tambahan Modal, WIFI Terbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah Rp 2,5 Triliun
| Senin, 16 Juni 2025 | 22:26 WIB

Cari Tambahan Modal, WIFI Terbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah Rp 2,5 Triliun

Industri infrastruktur digital secara umum memang sedang mengalami pertumbuhan sehingga prospeknya juga menarik.

Bidik Transaksi Rp 60 Triliun, Program Holiday Sale Butuh Dorongan Tambahan
| Senin, 16 Juni 2025 | 21:20 WIB

Bidik Transaksi Rp 60 Triliun, Program Holiday Sale Butuh Dorongan Tambahan

Indeks Penjualan Riil Mei diproyeksikan akan lebih rendah dibandingkan April 2025, pelemahan konsumsi rumah tangga jadi salah satu faktor utama.

PLN Masih dibayangi Tekanan Biaya Produksi dan Pelemahan Nilai Tukar
| Senin, 16 Juni 2025 | 18:18 WIB

PLN Masih dibayangi Tekanan Biaya Produksi dan Pelemahan Nilai Tukar

Pelaksanaan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 berpeluang memberikan pertumbuhan bagi PLN.

Mau Dijual Sebagian, Memang Cuma TPIA Portofolio Investasi SCG yang Menguntungkan
| Senin, 16 Juni 2025 | 13:00 WIB

Mau Dijual Sebagian, Memang Cuma TPIA Portofolio Investasi SCG yang Menguntungkan

Rasio utang bersih terhadap ekuitas Siam Cement Public Company Limited hampir selalu naik saban tahun.

Beraksi Sosial Lewat Obligasi Berwawasan Sosial Bank BRI
| Senin, 16 Juni 2025 | 11:24 WIB

Beraksi Sosial Lewat Obligasi Berwawasan Sosial Bank BRI

Bank BRI berencana menjual obligasi berwawasan sosial dengan target penghimpunan dana sampai Rp 5 triliun.

Reksadana ESG, Sebuah Cara Investasi untuk Masa Depan
| Senin, 16 Juni 2025 | 11:03 WIB

Reksadana ESG, Sebuah Cara Investasi untuk Masa Depan

Tahun ini BEI mewajibkan ESG Reporting melalui formulir E020 dalam laporan keberlanjutan, yang meningkatkan transparansi.

ESG ERAL: Memulai Aksi Lingkungan Dari Toko Peralatan Golf
| Senin, 16 Juni 2025 | 09:33 WIB

ESG ERAL: Memulai Aksi Lingkungan Dari Toko Peralatan Golf

Indeks ESG di Bursa kedatangan emiten baru, yaitu PT Siar Eka Selaras Tbk (ERAL), anak usaha dari Erajaya Group. 

INDEKS BERITA