Bisnis Pulih, Kinerja Duo Indofood Kompak Melesat

Rabu, 01 Desember 2021 | 04:40 WIB
Bisnis Pulih, Kinerja Duo Indofood Kompak Melesat
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten barang konsumsi milik Grup Salim kompak membukukan kinerja positif selama sembilan bulan pertama tahun ini. Pendapatan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) tumbuh 23,87% secara year on year (yoy) jadi Rp 72,8 triliun.

Laba usaha INDF naik 42% menjadi Rp 12,23 triliun. Dengan demikian, margin laba usaha meningkat menjadi 16,8% dari 14,7%. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk INDF pun naik 44% menjadi Rp 5,41 triliun. Sementara margin laba bersih naik menjadi 7,4% dari 6,4%. 

Direktur Utama dan Chief Executive Officer INDF Anthony Salim mengakui, bisnis perusahaan induk dari Bogasari ini juga terpengaruh kenaikan harga komoditas, yang membuat biaya bahan baku meningkat. Meski begitu, INDF bisa menerapkan model bisnis yang menghasilkan kinerja positif selama tiga kuartal tahun ini.

Baca Juga: Emiten consumer Salim Grup bukukan kinerja positif hingga September 2021

Anak usaha INDF, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), juga sukses mencatatkan pertumbuhan penjualan 25,75% secara tahunan  menjadi Rp 42,62 triliun. Laba usaha ICBP juga naik 37% menjadi Rp 8,82 triliun. Dengan demikian, margin laba usaha meningkat menjadi 20,7% dari sebelumnya 19%.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga tumbuh 25% menjadi Rp 4,97 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 3,96 triliun. Sementara, margin laba bersih stabil di level 11,7%. 

Anthony yang juga menjabat sebagai Direktur Utama dan CEO ICBP menuturkan, kerja keras dan kekuatan model bisnis yang terintegrasi mampu membuat ICBP tetap tumbuh positif. "Kami tetap positif menghadapi berbagai tantangan serta mempertahankan kinerja kami secara berkelanjutan," sebut dia dalam rilis, kemarin.

Kinerja ICBP

Saat ini ICBP memiliki 60 pabrik yang tersebar di Indonesia. Langkah ICBP mengakuisisi produsen mi instan Pinehill Company Limited juga membuahkan hasil positif. Perusahaan ini memiliki lebih dari 20 pabrik yang berlokasi di Afrika, Timur Tengah dan Eropa Tenggara. Oleh karena itu, ICBP kini menjadi produsen mi instan terbesar di dunia, dengan pangsa pasar yang kuat secara global.

Baca Juga: Mengintip saham dan sektor yang menarik tahun depan, apa saja?

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin menilai, sepanjang tahun ini perusahaan makanan dan minuman menghadapi masa-masa sulit untuk mempertahankan margin profitabilitas. Ini karena efek kenaikan harga komoditas serta lambatnya pemulihan daya beli akibat pandemi yang berkepanjangan dan bauran produk.

Meski begitu, Mimi optimistis kondisi bisnis secara bertahap akan menjadi lebih di tahun depan dibandingkan kondisi pada tahun ini. Pembukaan kembali ekonomi seharusnya menjadi pertanda bagi pemulihan daya beli dan penjualan akan menjadi lebih baik bagi perusahaan barang konsumsi.

Harga komoditas juga berpeluang turun. "Kami percaya bisa turun dari level tahun ini karena kesenjangan permintaan pasokan kemungkinan akan mereda," kata Mimi, Senin (29/11). Dia juga menilai risiko kenaikan harga komoditas bisa dimitigasi dengan menaikkan harga dan melakukan efisiensi biaya, terutama biaya operasional. 

Mimi memperkirakan INDF dan ICBP bisa mencatatkan pertumbuhan laba bersih masing-masing 8,8% dan 8,3%. Dia merekomendasikan beli INDF dan ICBP dengan target masing-masing Rp 8.300 dan Rp 10.925 per saham. Kemarin, INDF ditutup di Rp 6.300 dan ICBP di 8.450.    

Baca Juga: Emiten Barang Konsumsi Terjepit Komoditas dan Daya Beli

Bagikan

Berita Terbaru

Wajib Setor Laporan Keuangan ke Pemerintah, Beban Bank Akan Bertambah
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:50 WIB

Wajib Setor Laporan Keuangan ke Pemerintah, Beban Bank Akan Bertambah

PP Nomor 43 Tahun 2025 tentang Pelaporan Keuangan ini bertujuan untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan nasional

Wajib Setor Laporan Keuangan ke Pemerintah, Beban Bank Akan Bertambah
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:50 WIB

Wajib Setor Laporan Keuangan ke Pemerintah, Beban Bank Akan Bertambah

PP Nomor 43 Tahun 2025 tentang Pelaporan Keuangan ini bertujuan untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan nasional

LPS Siapkan Skema Penjaminan Polis Asuransi, Ini Detailnya
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:20 WIB

LPS Siapkan Skema Penjaminan Polis Asuransi, Ini Detailnya

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kaji penjaminan polis asuransi hingga Rp 700 juta. Adatiga jenis jaminan untuk klaim dan pengalihan portofolio 

LPS Siapkan Skema Penjaminan Polis Asuransi, Ini Detailnya
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:20 WIB

LPS Siapkan Skema Penjaminan Polis Asuransi, Ini Detailnya

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kaji penjaminan polis asuransi hingga Rp 700 juta. Adatiga jenis jaminan untuk klaim dan pengalihan portofolio 

Fast Food Indonesia (FAST) Siapkan Ekspansi Ambisius
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:20 WIB

Fast Food Indonesia (FAST) Siapkan Ekspansi Ambisius

FAST akanbuka 60 gerai baru di tahun 2026 dengan total Capex sekitar Rp 300 miliar yang 30% dari internal  dan 70%  kerjasama dengan investor.

Fast Food Indonesia (FAST) Siapkan Ekspansi Ambisius
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:20 WIB

Fast Food Indonesia (FAST) Siapkan Ekspansi Ambisius

FAST akanbuka 60 gerai baru di tahun 2026 dengan total Capex sekitar Rp 300 miliar yang 30% dari internal  dan 70%  kerjasama dengan investor.

Bisnis Pembiayaan Mobil Bekas Mencoba Bertahan di Tengah Himpitan
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:15 WIB

Bisnis Pembiayaan Mobil Bekas Mencoba Bertahan di Tengah Himpitan

Saat pasar mobil baru tertekan, kredit mobil seken menjadi pengharapan sejumlah multifinance agar kinerja tak semakin tergerus. 

Bisnis Pembiayaan Mobil Bekas Mencoba Bertahan di Tengah Himpitan
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:15 WIB

Bisnis Pembiayaan Mobil Bekas Mencoba Bertahan di Tengah Himpitan

Saat pasar mobil baru tertekan, kredit mobil seken menjadi pengharapan sejumlah multifinance agar kinerja tak semakin tergerus. 

Beleid Baru Ojek Online Terancam Buntu
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:10 WIB

Beleid Baru Ojek Online Terancam Buntu

Sampai saat ini Kemenaker masih melakukan dialog dengan pihak terkait, baik pengemudi ojol maupun aplikator.

Beleid Baru Ojek Online Terancam Buntu
| Sabtu, 29 November 2025 | 04:10 WIB

Beleid Baru Ojek Online Terancam Buntu

Sampai saat ini Kemenaker masih melakukan dialog dengan pihak terkait, baik pengemudi ojol maupun aplikator.

INDEKS BERITA