Bookbuilding IPO Agung Menjangan Mas (AMMS) Dimulai, Harga Penawaran di Rp 100-Rp 150

Kamis, 07 Juli 2022 | 11:09 WIB
Bookbuilding IPO Agung Menjangan Mas (AMMS) Dimulai, Harga Penawaran di Rp 100-Rp 150
[ILUSTRASI. Ilustrasi, warga memanen udang vaname di salah satu tambak Depok, Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (22/7/2021). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/rwa.]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis yang digeluti PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) terbilang unik. Malah, tak ada bandingannya diantara ratusan emiten penghuni Bursa Efek Indonesia (BEI).

Agung Menjangan Mas yang tengah memproses initial public offering (IPO) di BEI, merupakan perusahaan yang bermain di jasa budidaya udang.

Saat ini, jasa yang ditawarkan Agung Menjangan Mas adalah jasa sarana produksi budidaya udang. Mencakup persiapan dan pembuatan tambak, perawatan dan pengawasan tambak. Juga jasa pasca panen budidaya udang yang mencakup kegiatan pemanenan dan persiapan pasca panen.

Kompetitor langsungnya hampir tak ada. Mengingat kebanyakan pelaku industri budidaya udang saat ini masih mengelola tambaknya secara mandiri.

Meski demikian, bukan berarti bisnis Agung Menjangan Mas sulit berkembang. Paling tidak ini bisa dilihat dari kinerja keuangan AMMS yang masih bisa tumbuh secara positif, walaupun ukurannya terbilang mini.

Pada kuartal I-2022, penjualan bersih AMMS mencapai Rp 1,92 miliar. Pertumbuhannya mencapai 163,09% dibanding dengan realisasi penjualan pada kuartal I-2021 yang Rp 729,94 juta (year on year/yoy). 

Berdasar prospektus awal IPO Agung Menjangan Mas, kenaikan penjualan ditopang oleh pendapatan jasa kepada pihak ketiga.

Baca Juga: Negara Suntik Rp 7,5 Triliun Untuk Garuda, Boeing cs Jadi Pemegang Saham GIAA

Seiring dengan hal itu, laba usaha AMMS juga melejit 2.523,71% (yoy) menjadi Rp 295,66 juta. Sedangkan laba bersih melambung 2.384,70% (yoy) menjadi Rp 301,35 juta. 

Nah, IPO dipilih sebagai jalan untuk mencari dana guna menopang pertumbuhan usaha perseroan ke depan.

Rencananya, sekitar 13,63% dana IPO akan digunakan untuk pembelian satu mesin excavator PC-300 untuk melakukan pembersihan kotoran yang menumpuk dan pengerukan tanah.

Lalu, sekitar 4,55% akan digunakan untuk pembelian dua mobil dyna dump truck untuk pengangkutan hasil panen, dan hasil pengerukan kotoran atau tanah dalam proses pasca panen dengan kapasitas 8-10 ton.

Berikutnya, sekitar 6,82% dana IPO akan dipakai untuk pembelian satu alat berat bulldozer tandem roller untuk meratakan tanah.

Sementara sebagian besar dana IPO, yakni sekitar 75% dialokasikan sebagai modal kerja dalam memenuhi kebutuhan operasional perseroan.

Baca Juga: Emiten Bersiap Mengantisipasi Pelemahan Rupiah

Bonus waran untuk investor >>>

Kebutuhan dana itu rencananya akan diperoleh dari penawaran 240 juta saham baru, atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Nilai nominalnya Rp 50 per saham. Sementara kisaran harga penawaran pada masa bookbuilding di Rp 100 hingga Rp 150 per saham. Dus, AMMS berpotensi meraup dana antara Rp 24 miliar hingga Rp 36 miliar.

Untuk menarik minat calon investor, AMMS akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 336 juta Waran Seri I. Ini setara 35% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran IPO disampaikan. 

Nantinya, setiap pemegang lima saham baru AMMS berhak memperoleh tujuh Waran Seri I. Hanya saja belum ada informasi berapa harga pelaksanaan jika investor ingin mengkonversi waran tersebut menjadi saham AMMS.

Baca Juga: Jual Aset Kapal Apung Rp 153 Miliar, Pelita Samudera (PSSI) Siap Menggelar Ekspansi

Oh ya, Agung Menjangan Mas yang sebelumnya bernama PT Cosmopolitan Electric adalah perusahaan yang dimiliki Hartono Limmantoro. 

Lelaki 35 tahun yang menjabat Direktur Utama AMMS itu merupakan pemilik 99% saham PT Mandara Mas Semesta. Perusahaan inilah yang tercatat sebagai pengendali AMMS, dengan kepemilikan 99,77% (79,82% setelah IPO).

Sejak 1 April 2022, Hartono Limmantoro memboyong mantan Menteri Pertanian era Megawati Soekarnoputri, Rokhmin Dahuri sebagai Komisaris Independen AMMS.

Ia juga merekrut Arie Yuriwin, Staf Ahli Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional sebagai Komisaris Independen AMMS.

Berikut ini jadwal sementara IPO PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS), yang dibantu Indocapital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek:

  • Masa Penawaran Awal : 7 – 13 juli 2022.
  • Perkiraan Tanggal Efektif : 18 Juli 2022.
  • Perkiraan Masa Penawaran Umum : 20 – 26 Juli 2022.
  • Perkiraan Tanggal Penjatahan : 27 Juli 2022 .
  • Perkiraan Tanggal Distribusi Saham dan Waran Seri I Secara Elektronik : 27 Juli 2022.
  • Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham dan Waran Seri I pada Bursa Efek Indonesia : 28 Juli 2022.
  • Perkiraan Awal Pelaksanaan Waran Seri I : 30 Januari 2023.
  • Perkiraan Akhir Pelaksanaan Waran Seri I : 25 Juli 2025.

Bagikan

Berita Terbaru

PHK Makin Marak, Klaim JKP BPJS Ketenagakerjaan Ikut Melonjak
| Rabu, 24 Desember 2025 | 04:15 WIB

PHK Makin Marak, Klaim JKP BPJS Ketenagakerjaan Ikut Melonjak

Klaim JKP hingga November 2025 melompat 150% dibanding periode yang sama di tahun lalu menjadi Rp 873,78 miliar.

Hitung Jeli Manfaat dan Biaya MBG
| Rabu, 24 Desember 2025 | 00:14 WIB

Hitung Jeli Manfaat dan Biaya MBG

Anggaran dari makan bergizi gratis (MBG) sebesar Rp 71 triliun tahun ini sudah menjangkau sekitar 50 juta penerima. 

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:58 WIB

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini

Saham ritel berpotensi bangkit di sisa 2025. Simak proyeksi pertumbuhan laba 2026 dan rekomendasi saham ACES, MIDI, hingga ERAA.

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:40 WIB

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan

Penerapan sejumlah regulasi baru dan tingginya inflasi medis akan mempengaruhi bisnis asuransi jiwa di Indonesia di 2026

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:17 WIB

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?

Prospek kinerja DSNG di 2026 dinilai solid berkat profil tanaman sawit muda dan permintaan CPO yang kuat.

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:15 WIB

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana

Langkah ini  untuk menyederhanakan proses, meningkatkan kepastian layanan, dan memperkuat tata kelola pendaftaran produk investasi reksadana. 

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:11 WIB

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini

Kontrak tersebut terkait tambang Blackwater. Perpanjangan kontrak yang diperoleh pada 21 Desember 2025 tersebut bernilai sekitar A$ 740 juta. 

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:45 WIB

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya

Emiten sektor semen berpeluang memasuki fase pemulihan pada 2026 setelah melewati tahun yang menantang.

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras

Tercatat 290 perusahaan memperoleh tax holiday, dengan 102 perusahaan telah beroperasi dan merealisasikan investasi sebesar Rp 480 triliun.

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi

Kebijakan pemangkasan produksi nikel oleh Pemerintah RI diharapkan mendongkrak harga sehingga akan berefek positif ke emiten.

INDEKS BERITA

Terpopuler