BPS Sudah Merujuk Standar Kemiskinan Ekstrem Bank Dunia

Jumat, 02 Mei 2025 | 06:15 WIB
BPS Sudah Merujuk Standar Kemiskinan Ekstrem Bank Dunia
[ILUSTRASI. Warga berjalan di area permukiman pinggir rel kereta api di Kota Serang, Banten, Kamis (16/1/2025). ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/nz]
Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) bakal menjadikan standar kemiskinan terbaru versi Bank Dunia sebagai rujukan. Ini setelah Bank Dunia dalam Macro Poverty Outlook edisi April 2025 mengategorikan 60,3% penduduk Indonesia sebagai penduduk miskin di 2024. 

Standar tersebut mengikuti kategori negara upper middle class dari Bank Dunia, yakni negara dengan purchasing power parity US$ 6,85 per kapita per hari.

Adapun kategori negara upper middle class yang mempunyai pendapatan kotor nasional atau gross national income (GNI) berkisar US$ 4.466 sampai US$ 13.845 per kapita. Bank Dunia memasukkan Indonesia sebagai negara upper middle class dengan GNI US$ 4.580 per kapita. 

Baca Juga: Separuh Lebih Penduduk RI Masuk Kategori Miskin

"Ini standar median upper middle income. Indonesia statusnya upper middle income tapi masih di bawah," kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Rabu (30/4). 

Menurut dia, Bank Dunia tidak mewajibkan penerapan garis kemiskinan global oleh seluruh negara, tetapi berdasarkan kondisi sosial ekonomi setempat. Meski begitu, menurut Amalia, BPS bakal menjadikan standar Bank Dunia sebagai rujukan setelah penerapan angka kemiskinan ekstrem US$ 2,15 per kapita per hari.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Bank Terkoreksi Meski Asing Akumulasi
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 05:00 WIB

Saham Bank Terkoreksi Meski Asing Akumulasi

Saham perbankan terkoreksi dipengaruhi oleh ketidakpastian global hingga pidato kenegaraan Presiden 

FKS Food Sejahtera (AISA) Mencecap Pertumbuhan Kinerja di Tahun 2025
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 04:55 WIB

FKS Food Sejahtera (AISA) Mencecap Pertumbuhan Kinerja di Tahun 2025

AISA secara berkala meninjau perkembangan bisnis setiap periode, yakni bulan, kuartal, semester maupun tahunan. 

Kredit Melesat, Bisnis Paylater Juga Semakin Sehat
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 04:50 WIB

Kredit Melesat, Bisnis Paylater Juga Semakin Sehat

Piutang pembiayaan paylater yang dijalankan industri multifinance menyentuh Rp 8,56 triliun pada semester I-2025. 

Rogoh Kocek Rp 295 Miliar, Mayora Indah (MYOR) Siap Lunasi Obligasi
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 04:21 WIB

Rogoh Kocek Rp 295 Miliar, Mayora Indah (MYOR) Siap Lunasi Obligasi

Kewajiban pembayaran obligasi PT Mayora Indah Tbk (MYOR) tersebut jatuh tempo pada 9 September 2025. ​

Penjualan Properti PIK 2 Laris, Laba PANI Melonjak Tipis
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 04:21 WIB

Penjualan Properti PIK 2 Laris, Laba PANI Melonjak Tipis

Meningkatnya pendapatan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) didorong serah terima unit pada kuartal II-2025.

Pasar Menanti Arah Suku Bunga BI, IHSG Masih Berpotensi Melemah
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 04:21 WIB

Pasar Menanti Arah Suku Bunga BI, IHSG Masih Berpotensi Melemah

Salah satu sentimen penggerak IHSG hari ini adalah penantian pasar terkait keputusan suku bunga acuan BI, yang diprediksi tetap di level 5,25%. ​

IHSG Turun Meski Ada Net Buy Asing, Saham-Saham Ini Naik Tinggi
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 04:21 WIB

IHSG Turun Meski Ada Net Buy Asing, Saham-Saham Ini Naik Tinggi

IHSG masih tercatat menguat 3,38% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 11,06%.

Surya Semesta Internusa (SSIA) Incar Laba dari Kawasan Subang
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 04:20 WIB

Surya Semesta Internusa (SSIA) Incar Laba dari Kawasan Subang

Pada paruh awal tahun ini, kawasan industri yang sudah dihuni sembilan investor ini mengantongi pendapatan sekitar Rp 300 miliar.

Pangsa Pasar PPDP Syariah Tergerus Pelemahan Ekonomi
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 04:15 WIB

Pangsa Pasar PPDP Syariah Tergerus Pelemahan Ekonomi

Industri perasuransian, penjaminan, dan dana pensiun (PPDP) syariah masih kesulitan untuk memperbesar pangsa pasar. 

Efek Pasokan Gas Seret Makin Meluas
| Rabu, 20 Agustus 2025 | 04:10 WIB

Efek Pasokan Gas Seret Makin Meluas

Pelaku industri mencemaskan pembatasan pasokan gas kian memukul sektor manufaktur. Terutama bagi industri yang memerlukan banyak suplai gas bumi.

INDEKS BERITA

Terpopuler