Bukan Dari Sepak Bola, Bali United (BOLA) bisa Laba Berkat Investasi Saham & Obligasi

Senin, 30 Agustus 2021 | 12:13 WIB
Bukan Dari Sepak Bola, Bali United (BOLA) bisa Laba Berkat Investasi Saham & Obligasi
[ILUSTRASI. Anak gawang menyemprotkan cairan disinfektan pada bola saat laga pembuka Liga 1 2021-2022 antara Bali United melawan Persik Kediri di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (27/8/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 mendorong sejumlah emiten lebih kreatif untuk menghasilkan laba. Salah satunya, pemilik klub Bali United yang bisa menorehkan untung berkat investasinya di saham.

Pada semester I-2021, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) yang memiliki Bali United berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 72,10 miliar. Padahal, pada semester I-2020 BOLA dirundung rugi bersih sebesar Rp 12,51 miliar.

Istimewanya, catatan laba bersih Bali United itu ditorehkan ketika kompetisi Liga 1 masih ditunda akibat pandemi Covid-19. BRI Liga 1 musim 2021/2022 baru dimulai kembali pada Jumat, 27 Agustus 2021.

Pendapatan BOLA sejatinya turun 22,71% (year on year/yoy) menjadi Rp 35,43 miliar lantaran kompetisi sepak bola kasta tertinggi di tanah air belum dimulai.

 

 

Merujuk laporan keuangan semester I-2021 yang dirilis Senin (30/8), kinerja keuangan Bali United didongkrak oleh lonjakan pos pendapatan keuangan. Nilainya terbang 567,41 persen, dari Rp 16,71 miliar di semester I-2020 menjadi Rp 111,51 miliar pada semester I-2021. 

Pada saat bersamaan, investasi jangka pendek yang dicatatkan sebagai aset lancar memang mengalami pertumbuhan 45,71 persen (yoy) menjadi Rp 255,56 miliar.

Baca Juga: Semester I-2021 Alam Sutera (ASRI) Masih Rugi, Tapi Penjualan Rumah Melejit 233,32%

Dalam penjelasannya, manajemen BOLA menyebut peningkatan investasi jangka pendek terjadi karena adanya penambahan investasi pada saham dan reksadana.

Halaman Selanjutnya

Investasi di obligasi Sinar Mas dan saham >>>

Bali United memiliki investasi di Obligasi Berkelanjutan I Sinar Mas Multifinance Tahap III Tahun 2019. Tenornya tiga tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar 11%.

Per 30 Juni 2021 nilai wajar investasinya sebesar Rp 50 miliar. Pada 2021, BOLA mengakui pendapatan bunga obligasi sebesar Rp 4,675 miliar pada pendapatan keuangan.

Berikutnya, BOLA juga menempatkan dana pada Obligasi Berkelanjutan II SMART Tahap I Tahun 2020 sebesar Rp 10 miliar. Tenornya tiga tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,5%.

Per semester I-2021 nilai wajar investasinya Rp 10 miliar. Pada 2021, BOLA mengakui pendapatan bunga obligasi sebesar Rp 361,250,000 pada pendapatan keuangan.

BOLA juga memiliki Kontrak Pengelolaan Portofolio Efek Untuk Kepentingan Nasabah Secara Individual dengan PT Nusadana Investama Indonesia. 

Batasan alokasi asetnya pada efek bersifat ekuitas, utang, KIK dan instrument pasar uang yaitu: deposito, deposits on call, kas dan SBI. 

Per 30 Juni 2021 nilai wajar investasinya sebesar Rp 110,51 miliar, naik dari posisi 31 Desember 2020 yang sekitar Rp 62,84 miliar.

Baca Juga: Respon Kebijakan The Fed, BI Bersiap Gelar Stress Test Antisipasi Tapering Off

Pada tahun 2021, BOLA juga menempatkan dana investasi di Buana Capital Sekuritas, Waterfront Sekuritas, Trimegah Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia (OCBC), PT NH Korindo Sekuritas Indonesia dan PT Lotus Andalan Sekuritas. 

Tujuannya untuk memperoleh keuntungan (capital gain) melalui perdagangan instrumen ekuitas di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Nah, hingga 30 Juni 2021, BOLA mengakui keuntungan direalisasi dari perubahan nilai wajar sebesar Rp 56,261,320,500 pada akun keuntungan dan kerugian lain-lain.

Selanjutnya: Wika Beton (WTON) Meraih Kontrak Baru Rp 2,82 Triliun HIngga Juli 2021

 

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 28,57% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Teriris Tipis (3 Juli 2025)
| Kamis, 03 Juli 2025 | 09:35 WIB

Profit 28,57% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Teriris Tipis (3 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (3 Juli 2025) Rp 1.911.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 28,57% jika menjual hari ini.

ExxonMobil Berkomitmen Investasi US$ 10 Miliar
| Kamis, 03 Juli 2025 | 09:11 WIB

ExxonMobil Berkomitmen Investasi US$ 10 Miliar

Invesatsi ExxonMobil senilai US$ 10 miliar ini nantinya akan difokuskan pada rencana pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi

Ricky Gantikan Doni Primanto di BI
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:57 WIB

Ricky Gantikan Doni Primanto di BI

Terpilihnya Ricky untuk mengisi jabatan Deputi Gubernur BI pasca dilakukannya musyawarah bersama seluruh anggota Komisi XI DPR

Dua Anak Usaha Medco Energi (MEDC) Raih Pinjaman Rp 8,1 Triliun
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:44 WIB

Dua Anak Usaha Medco Energi (MEDC) Raih Pinjaman Rp 8,1 Triliun

Nilai pinjaman yang akan diterima dua anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) maksimal US$ 500 juta atau setara Rp 8,1 triliun. ​

Duh, Shortfall Penerimaan Terjadi di Semua Jenis Pajak
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:34 WIB

Duh, Shortfall Penerimaan Terjadi di Semua Jenis Pajak

Kementerian Keuangan (Kemkeu) memperkirakan shortfall penerimaan pajak pada tahun ini Rp 112,4 triliun

Menadah Dividen Saham-Saham Lapis Dua
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:27 WIB

Menadah Dividen Saham-Saham Lapis Dua

Beberapa emiten ini menawarkan dividen dengan imbal hasil atau yield di atas 5%. Namun, investor sebaiknya tetap memperhitungkan likuiditasnya.

Ramai Hajatan IPO Pekan Depan, Ada Afiliasi Prajogo, Hermanto Tanoko Hingga Kripto
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:08 WIB

Ramai Hajatan IPO Pekan Depan, Ada Afiliasi Prajogo, Hermanto Tanoko Hingga Kripto

Investor berhati-hati terhadap saham-saham IPO. Sudah menjadi fenomena tersendiri, saham IPO rawan spekulasi.

Investor Asing Terus Net Sell Jumbo, IHSG Berpotensi Melemah Hari Ini, Kamis (3/7)
| Kamis, 03 Juli 2025 | 07:59 WIB

Investor Asing Terus Net Sell Jumbo, IHSG Berpotensi Melemah Hari Ini, Kamis (3/7)

Ketidakpastian pasar yang masih tinggi bagi investor asing. Terlihat dari adanya capital outflow yang terjadi di seluruh perdagangan.

Menadah Dividen Saham Lapis Dua, Perhatikan Juga Faktor Likuiditas
| Kamis, 03 Juli 2025 | 07:49 WIB

Menadah Dividen Saham Lapis Dua, Perhatikan Juga Faktor Likuiditas

Fundamental perusahaan juga sangat layak untuk diperhatikan, agar ketika harganya mengalami penurunan ketika ex-date.

Deretan Saham Top Laggard di Semester I dan Prospeknya di Semester II
| Kamis, 03 Juli 2025 | 07:47 WIB

Deretan Saham Top Laggard di Semester I dan Prospeknya di Semester II

Saham-saham blue chip dan grup konglomerasi besar, terkoreksi cukup dalam dan bahkan menjadi top laggard pada semester I-2025 silam.

INDEKS BERITA

Terpopuler