Bukit Asam (PTBA) Menggarap Pembangkit Listrik di Halmahera

Selasa, 12 Maret 2019 | 05:40 WIB
Bukit Asam (PTBA) Menggarap Pembangkit Listrik di Halmahera
[]
Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menggelar ekspansi tahun ini. Selain mematangkan proyek gasifikasi dari batubara, perusahaan tambang pelat merah ini juga melanjutkan proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin menjelaskan, pengembangan proyek pembangkit listrik tersebut digarap bersama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tambang lainnya, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). "Ini merupakan proyek sinergi BUMN pertambangan dan sudah melewati feasibility study, yang kemudian dilanjutkan dengan joint venture antara kami dan Antam," jelas dia, Senin (11/3).

Dalam usaha patungan tersebut, PTBA menguasai 75% saham dan sisanya dipegang oleh Antam. Nantinya, perusahaan patungan tersebut akan membangun PLTD dan PLTU di Halmahera Timur, Maluku Utara. Adapun kapasitas PLTU mencapai 3 x 60 megawatt (MW) dan PLTD memiliki kapasitas 3 x 17 MW.

Pembangkit listrik tersebut akan memenuhi kebutuhan listrik pabrik feronikel milik Antam di lokasi tersebut. Total nilai investasinya diperkirakan mencapai US$ 350 juta, setara Rp 4,9 triliun. Sementara konsumsi batubaranya mencapai 0,65 juta ton per tahun. Arviyan menambahkan, kedua pembangkit listrik tersebut ditargetkan bisa beroperasi di pertengahan 2023.

Selain itu, PTBA akan mengerjakan proyek PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 yang terletak di Muara Enim, Sumatra Selatan. Ini merupakan proyek independent power producer (IPP) berkapasitas 2 x 620 MW.

Dalam proyek ini, PTBA membuat usaha patungan yang bernama PT Huadian Bukit Asam Power (HBAB). PTBA memiliki saham di perusahaan patungan ini sebanyak 45%. Sedang China Hong Kong Company Ltd menguasai 55% saham. Proyek PLTU ini memiliki nilai investasi US$ 1,68 miliar dengan skema pembiayaan 25% dari ekuitas dan 75% dari pinjaman.

Arviyan menyebut, konstruksi PLTU tersebut telah dimulai sejak tahun lalu dan diperkirakan akan memakan waktu 42 bulan untuk unit I serta 45 bulan untuk unit II, dengan total kebutuhan batubara sebesar 5,4 juta ton per tahun. "Pengoperasian secara operasional untuk unit I diharapkan pada 2021, sementara untuk unit II pada 2022," papar dia.

PTBA juga menggenjot proyek hilirisasi. Untuk proyek gasifikasi tersebut, PTBA diperkirakan harus menyiapkan anggaran sebesar US$ 5,8 miliar. Jika dihitung dengan kurs rupiah saat ini, kedua proyek tersebut membutuhkan investasi sekitar Rp 82,8 triliun.

Arviyan menuturkan, kebutuhan dana untuk proyek Tambang Peranap, Riau, mencapai US$ 2,7 miliar. "Lalu yang di Tanjung Enim US$ 3,1 miliar, karena produknya lebih variatif," jelas dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce
| Minggu, 29 Juni 2025 | 11:00 WIB

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce

Tren grocery delivery meningkatkan kebutuhan cold chain logistics. Lalu, seperti apa potensi pasar industri ini?   

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:17 WIB

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (29 Juni 2025) Rp 1.907.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 29,70% jika menjual hari ini.

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:00 WIB

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain

Pendapatan premi dari tangan-tangan agen asuransi terus susut seiring dengan perkembangan teknologi digital.        

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas
| Minggu, 29 Juni 2025 | 09:00 WIB

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas

Membedakan kelas miskin, menengah dan kaya, bukan dari penghasilannya saja, tapi juga dari pengeluarannya.

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak
| Minggu, 29 Juni 2025 | 08:05 WIB

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak

Agar cuan, alih-alih boncos. Cermati syarat serta ketentuan fee, sebelum menggunakan "pinjaman modal" dari sekuritas.

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum
| Minggu, 29 Juni 2025 | 07:10 WIB

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum

Pemerintah kembali mengupayakan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa yang sempat mandek. 

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:15 WIB

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang

Kedai kopi kini bukan sekadar tempat minum. Ia menjelma jadi ruang sosial, kantor sementara, tempat pelarian, hingga lad

 
Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:10 WIB

Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis

Minuman boba dan es teh masih jadi favorit konsumen di Indonesia. Munculnya pemain baru di sektor ini mendorong pelaku u

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

INDEKS BERITA

Terpopuler