Bunga Turun, Asing Malah Ambil Untung

Sabtu, 20 Juli 2019 | 07:29 WIB
Bunga Turun, Asing Malah Ambil Untung
[]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan ternyata tak membuat investor asing berburu saham. Sebaliknya, asing justru memilih mengurangi posisi di pasar saham.

Kemarin, investor asing mencetak jual bersih (net sell) Rp 849,85 miliar. Sehari sebelumnya, saat BI mengumumkan pemangkasan bunga, investor asing mencetak net sell Rp 309,78 miliar.

Analis menilai aksi jual asing ini karena sentimen suku bunga sudah priced in dan asing melakukan profit taking.

Salah satu emiten yang terimbas adalah PT Bank Mandiri Indonesia Tbk (BMRI). Asing mencetak net sell Rp 376,24 miliar dalam sepekan di saham ini. Ada pula saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai jual bersih asing Rp 124,64 miliar.

Kepala Riset Infovesta Wawan Hendrayana menjelaskan, ini memang strategi investasi asing. "Buy on rumor, sell on news," jelas dia, Jumat (19/7). Apalagi harga BMRI memang sudah naik cukup signifikan. Secara valuasi, BMRI juga sudah premium.

Menurut Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas, secara teknikal harga saham yang dijual asing sebagian sudah jenuh beli alias overbought.

Kendati demikian, prospek saham-saham tersebut masih baik. Dus, efek penurunan suku bunga pun tidak instan. Wawan menilai, dampak positif penurunan bunga minimal baru terasa setelah tiga bulan.

Aksi jual yang dilakukan asing tidak otomatis membuat investor domestik ikut jualan. Investor jangka panjang bisa menjadikan momentum ini untuk menambah porsi. Namun, bagi yang mau ambil untung, tak ada salahnya menjual saham dulu. Analis yakin, harga saham bank akan naik lagi di kuartal IV-2019.

Sukarno juga melihat, prospek saham yang dijual asing masih bagus. Untuk saham bank misalnya, turunnya suku bunga 25 bps akan berdampak positif bagi biaya dana dan ekonomi Indonesia. Jika ekonomi membaik, tentu emiten bank yang lebih dulu menikmati buahnya.

Sukarno menegaskan, keluarnya asing bisa menjadi kesempatan untuk membeli. Di antara saham-saham yang dijual asing, Sukarno menilai, yang paling menarik adalah saham perbankan, properti dan sektor yang berkaitan dengan properti, seperti industri dasar dan konstruksi.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:53 WIB

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%

Samuel Sekuritas Indonesia melaporkan pengurangan kepemilikan sahamnya di PT Sentul City Tbk (BKSL).

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48 WIB

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi

PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) segera melakukan transformasi bisnis seiring masuknya PT Morris Capital Indonesia sebagai pengendali baru. ​

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:43 WIB

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini

Laju indeks saham barang konsumsi tertinggal dari 10 indeks sektoral lain di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:34 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan menjalin sinergi dengan pemegang saham baru, Posco International, yang akan masuk ke sektor hilir kelapa sawit.

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:24 WIB

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun

Memilih strategi yang bisa dimanfaatkan investor untuk mendulang cuan investasi saham di momen libur akhir tahun​.

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:50 WIB

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia

Hingga Oktober 2025, nilai ekspor sawit mencapai US$ 30,605 miliar, lebih tinggi 36,19% dibanding periode yang sama tahun 2024 US$ 22,472 miliar.

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:40 WIB

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri

Regulasi ini memberikan kerangka kebijakan yang lebih adaptif dalam pelaksanaan subsidi pupuk, sekaligus membuka ruang bagi peningkatan efisiensi.

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:25 WIB

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food

Industri pet food Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya jumlah pemilik hewan.

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:15 WIB

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood

Sebagai pijakan awal transformasi, RAFI mengusung tema “More Impactful and More Valuable” yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan bisnis

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:11 WIB

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Jika perkiraan ini terjadi, ada potensi akan meningkatnya volatilitas saham dan mata uang di pasar global.

INDEKS BERITA

Terpopuler