Cairkan Produk Investasi Perusahaan Sendiri, Enam Manajer Evergrande Kena Sanksi

Sabtu, 18 September 2021 | 14:31 WIB
Cairkan Produk Investasi Perusahaan Sendiri, Enam Manajer Evergrande Kena Sanksi
[ILUSTRASI. Logo Evergrande Auto dalam Auto Shanghai di Shanghai, China, 19 April 2021. REUTERS/Aly Song]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Konglomerat Evergrande yang tengah terlilit utang bereaksi atas tindakan enam eksekutifnya melakukan penebusan awal atas 12 produk investasi yang diterbitkan grup tersebut.  

telah menebus beberapa produk investasi perusahaan di muka awal tahun ini, kata kelompok properti itu pada Sabtu.

Antara 1 Mei dan 7 September, enam eksekutif Evergrande melakukan penebusan awal atas 12 produk investasi, demikian pernyataan Evergrande di situsnya, tanpa mengidentifikasi eksekutif atau memberikan rincian tentang sifat produk.

“Perusahaan memandang penebusan awal produk investasi Evergrande oleh beberapa manajer sebagai masalah ini dengan serius,” kata perusahaan itu.

Baca Juga: Ini miliarder China yang alami penurunan kekayaan terbesar di tahun ini

Evergrande mengatakan telah meminta agar semua dana, hasil early redemption, yang diterima keenam manajer, dikembalikan dalam jangka waktu tertentu. Kelompok usaha yang berawal dari bisnis properti itu menambahkan, akan menjatuhkan sanksi kepada keenam manajer. 

Dengan kewajiban yang bernilai lebih dari US$ 300 miliar, Evergrande tengah dalam krisis likuiditas yang mengharuskannya bergerak cepat mengumpulkan dana untuk melunasi tagihan dari pemberi pinjaman dan pemasok.

Perusahaan ini menjadi simbol dari korporasi di masa mudah berutang dan pertumbuhan yang pesat di China. Namun, ketidakpastian tentang kemampuan Evergrande untuk melunasi kewajibannya, yang setara dengan 2% dari produk domestik bruto China, telah membuat pasar cemas.

Grup ini mengalami penurunan peringkat utang baru-baru ini, dengan S&P Global Ratings dan Fitch Ratings memperingatkan risiko gagal bayar.

Selanjutnya: Barca, Madrid dan Athletic Menggugat Kesepakatan LaLiga dan CVC

 

Bagikan

Berita Terbaru

Kongsi IBC, Antam dan CATL Atur Skema Pendanaan Sindikasi Luar Negeri dan Himbara
| Jumat, 15 November 2024 | 15:15 WIB

Kongsi IBC, Antam dan CATL Atur Skema Pendanaan Sindikasi Luar Negeri dan Himbara

Nilai investasi ekosistem baterai EV di proyek patungan IBC, Antam dan anak usaha CATL mencapai kurang lebih US$ 6 miliar.

Aral Melintang Gerus Komposisi China di Smelter Nikel Indonesia Demi Tembus Pasar AS
| Jumat, 15 November 2024 | 14:30 WIB

Aral Melintang Gerus Komposisi China di Smelter Nikel Indonesia Demi Tembus Pasar AS

Meski mendapat halangan dari Amerika Serikat, China dan Indonesia akan tetap mendominasi pasokan nikel dunia.

Pasar Obligasi Asia Bakal Tumbuh Subur, Indonesia Jadi Salah Satu Pendorong
| Jumat, 15 November 2024 | 10:40 WIB

Pasar Obligasi Asia Bakal Tumbuh Subur, Indonesia Jadi Salah Satu Pendorong

China, Indonesia, India, dan Filipina diprediksi akan terus memimpin pertumbuhan pasar obligasi di Asia.​

Saham Lapis Dua Mulai Merana
| Jumat, 15 November 2024 | 09:02 WIB

Saham Lapis Dua Mulai Merana

Setelah sempat menguat di tengah pelemahan saham-saham big cap, kini saham-saham lapis kedua juga mulai kehilangan tenaga.

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia
| Jumat, 15 November 2024 | 08:49 WIB

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia

Tidak tersedianya stok emas batangan Antam bisa terjadi karena masalah logistik ataupun permintaan. 

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing
| Jumat, 15 November 2024 | 08:48 WIB

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing

Beberapa saham berada di daftar top 10 market cap bursa, tidak  masuk dalam portofolio hedge fund asing

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed
| Jumat, 15 November 2024 | 08:42 WIB

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed

Rasio lancar TBIG per September 2024 berada di angka 0,2x, turun dari periode sama tahun sebelumya yang sebesar 0,3x. 

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok
| Jumat, 15 November 2024 | 07:55 WIB

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok

Pelemahan industri ritel disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi, termasuk tren deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut.

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024
| Jumat, 15 November 2024 | 07:29 WIB

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024

Pemerintahan Prabowo Subianto membentuk Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan di bawah koordinasi Kemenko Bidang Politik dan Keamanan.

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao
| Jumat, 15 November 2024 | 07:20 WIB

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao

Produsen makanan dan minuman fokus melakukan efisiensi dan pengetatan biaya operasional untuk mengantisipasi efek kenaikan harga kakao.

INDEKS BERITA

Terpopuler