Chandra Asri Pacific (TPIA) Perluas Bisnis Non-Petrokimia

Rabu, 11 Juni 2025 | 04:20 WIB
Chandra Asri Pacific (TPIA) Perluas Bisnis Non-Petrokimia
[ILUSTRASI. PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) di bidang infrastruktur, pelabuhan dan perkapalan.]
Reporter: Muhammad Alief Andri, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten petrokimia, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) terus memperluas portofolio bisnis di luar sektor petrokimia yang menjadi bisnis utama perusahaan.

Langkah ini TPIA lakukan sebagai bagian dari transformasi menjadi perusahaan solusi kimia, energi, dan infrastruktur terintegrasi di Asia Tenggara. Alhasil, sejak awal 2024, perusahaan itu menambah lini usaha di bidang energi dan memperkuat kehadiran di sektor infrastruktur.

Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporat Chandra Asri Suryandi menyatakan, saat ini, Grup Chandra Asri mengelola berbagai proyek di luar petrokimia, termasuk proyek kimia dasar seperti Chandra Asri Alkali (CAA-EDC), yang akan memproduksi Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride.

Baca Juga: Targetkan Bisnis Non Petrokimia Tumbuh 5 Kali Lipat, Ini Strategi Chandra Asri(TPIA)

Selain itu, pengembangan industri kimia hilir juga mereka lakukan lewat anak usaha Aster Chemicals & Energy (ACE) yang berbasis di Pulau Jurong, Singapura.

"Di sektor infrastruktur, kami mengandalkan PT Chandra Daya Investasi (CDI) yang melayani kebutuhan industri terkait energi, air, pelabuhan, penyimpanan tangki, dan logistik. Sementara di sektor energi, kami juga mengelola kilang yang ada di Pulau Bukom, Singapura, melalui ACE," kata Suryandi kepada KONTAN, Selasa (10/6).

Ia menambahkan, fokus jangka menengah Chandra Asri adalah membangun bisnis yang tangguh dan terdiversifikasi melalui pertumbuhan organik dan program merger serta akuisisi (M&A).

Langkah ini sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi pemain utama solusi energi, kimia, dan infrastruktur di kawasan Asia Tenggara.

Meski kontribusi bisnis non-petrokimia belum sepenuhnya terkonsolidasi, Chandra Asri memproyeksikan, lini usaha baru ini akan memberikan dampak yang signifikan.

"Kontribusi di seluruh sektor baru akan berjalan pada kuartal kedua tahun ini. Kami memproyeksikan, seluruh portofolio bisnis ini akan menyumbang revenue generation hingga lima kali lipat," ungkap Suryandi.

Untuk mendukung ekspansi tersebut, Chandra Asri juga terus menjajaki peluang kemitraan strategis dan akuisisi yang dinilai mampu memperkuat posisi perusahaan di sektor non-petrokimia.

Terdorong harga minyak

Kendati demikian, bisnis non-petrokimia Chandra Asri saat ini kontribusinya masih minim, sehingga perusahaan masih menjadikan petrokimia sebagai andalan utama untuk terus memacu kinerja mereka di sepanjang tahun ini.

Adapun salah satu faktor pendorong kinerja atau katalis positif bagi perusahaan tersebut adalah penurunan harga minyak dunia.

Sekadar informasi, harga minyak mentah dunia yang mengacu pada West Texas Intermediate (WTI) maupun Brent masih bergerak di bawah level US$ 70 per barel di awal Juni tahun ini.

Suryandi membeberkan, harga minyak mentah yang berada di level moderat cenderung memberikan dampak positif bagi industri petrokimia. Soalnya, menurunkan biaya bahan baku yang berasal dari turunan minyak.

Kondisi ini berpotensi memperluas margin usaha, terutama ketika harga produk petrokimia tetap stabil atau meningkat. Sebagai perusahaan petrokimia terintegrasi, TPIA memproses bahan baku utama berupa nafta dan kondensat, yang merupakan turunan dari minyak mentah.

"Dengan demikian, pergerakan harga minyak mentah dunia secara tidak langsung memengaruhi struktur biaya produksi kami, khususnya pada komponen bahan baku," sebut Suryandi.

Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku, TPIA tidak secara langsung membeli minyak mentah, melainkan produk turunannya yang dipasok melalui kontrak jangka panjang dan mekanisme pasar yang kompetitif. Dus, tren harga minyak ini bisa mendukung efisiensi biaya dan memperkuat operasional.           

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Penguatan Perlindungan Sosial & Kerek Daya Beli, Kunci Utama Pertumbuhan Ekonomi
| Kamis, 12 Juni 2025 | 14:00 WIB

Penguatan Perlindungan Sosial & Kerek Daya Beli, Kunci Utama Pertumbuhan Ekonomi

Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7% dari sebelumnya 4,9%. 

Menjajal Fasilitas Migas Steam Flood Terbesar di Dunia yang Berada di Rokan
| Kamis, 12 Juni 2025 | 13:04 WIB

Menjajal Fasilitas Migas Steam Flood Terbesar di Dunia yang Berada di Rokan

Blok Rokan, terutama di Lapangan Duri menyimpan sumber daya minyak berat atau biasa disebut heavy oil.

Tokopedia & TikTok Shop Resmi Meluncurkan Seller Center
| Kamis, 12 Juni 2025 | 08:45 WIB

Tokopedia & TikTok Shop Resmi Meluncurkan Seller Center

Melalui dasbor terpadu, para penjual kini dapat mengelola operasional di Tokopedia dan TikTok Shop secara lebih efisien

Profit 32,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lumayan (12 Juni 2025)
| Kamis, 12 Juni 2025 | 08:38 WIB

Profit 32,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lumayan (12 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (12 Juni 2025) Rp 1.928.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 32,44% jika menjual hari ini.

Adi Sarana Armada (ASSA) Genjot Bisnis Rental Kendaraan untuk Korporasi
| Kamis, 12 Juni 2025 | 08:30 WIB

Adi Sarana Armada (ASSA) Genjot Bisnis Rental Kendaraan untuk Korporasi

Per akhir 2024, total kendaraan yang dikelola ASSA Rent mencapai sekitar 30.000 unit, terdiri dari kendaraan roda empat dan roda dua.

Kinerja BRMS Melenggang Berkat Peningkatan Produksi Emas, Target Harga bisa Segini
| Kamis, 12 Juni 2025 | 08:29 WIB

Kinerja BRMS Melenggang Berkat Peningkatan Produksi Emas, Target Harga bisa Segini

Seiring kenaikan produksi emas dan tambahan operasional tambang, kinerja keuangan BRMS bakal terjaga hingga beberapa tahun ke depan.

Malindo Feedmill (MAIN) Terus Melebarkan Pasar Ekspor
| Kamis, 12 Juni 2025 | 08:15 WIB

Malindo Feedmill (MAIN) Terus Melebarkan Pasar Ekspor

MAIN akan memperluas pasar ekspor dengan menggarap sejumlah negara, khususnya Timur Tengah dan Asia.

HGII Membidik Kapasitas Energi Hijau hingga 100 Megawatt
| Kamis, 12 Juni 2025 | 07:01 WIB

HGII Membidik Kapasitas Energi Hijau hingga 100 Megawatt

Berdasarkan proyeksi tersebut, sebanyak 58 MW pembangkit listrik yang akan dibangun HGII yaitu berasal dari energi hidro.

Ada Potensi Rupiah Melemah pada Kamis (12/6)
| Kamis, 12 Juni 2025 | 06:45 WIB

Ada Potensi Rupiah Melemah pada Kamis (12/6)

Investor saat ini masih menantikan hasil konkret dari pembicara kesepakatan tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Rezeki Nomplok, TPIA Menebar Dividen US$ 30 Juta dari Sisa Laba Ditahan Tahun 2018
| Kamis, 12 Juni 2025 | 06:42 WIB

Rezeki Nomplok, TPIA Menebar Dividen US$ 30 Juta dari Sisa Laba Ditahan Tahun 2018

Dividen tunai itu pada bentuk simbolis saja, bukan sebagai katalis untuk mengangkat harga saham emiten milik Prajogo Pangestu tersebut.

INDEKS BERITA

Terpopuler