China Padamkan Panas Batubara

Selasa, 12 Februari 2019 | 06:19 WIB
China Padamkan Panas Batubara
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara menyentuh level terendahnya sejak Mei 2018. Jumat (8/2) harga batubara kontrak pengiriman April 2019 di ICE Newcastel berada di US$ 94,25 per metrik ton, turun 1,46%. Sepekan terakhir, harga si hitam anjlok 4,12%.

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, pelemahan ini dipicu data impor batubara China yang belum pulih. Pemerintah China merilis, data impor pada pekan yang berakhir 1 Februari lalu hanya 3,57 juta ton, turun 23% dari impor batubara pekan sebelumnya yang mencapai 4,67 juta ton.

Menurut Deddy, turunnya permintaan batubara dari Negeri Tirai Bambu ini menunjukkan bahwa ekonomi China sedang tertekan. "Permintaan terpangkas, padahal 70% energi pembangkit listrik di China berasal dari batubara," kata dia, Senin (11/2).

Seperti diketahui, pada kuartal IV-2018 lalu, ekonomi China hanya tumbuh 6,4%. Ini membuat pertumbuhan ekonomi Negeri Panda sepanjang tahun lalu sebesar 6,6% dan menjadi pertumbuhan terendah sejak 1990.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menambahkan, perlambatan ekonomi global juga jadi sentimen negatif bagi batubara. Bank of England (BoE) merevisi proyeksi ekonomi Inggris hanya tumbuh 1,2% dari awalnya 1,7%. Setali tiga uang, Uni Eropa juga membabat proyeksi pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa dari 1,7% menjadi 1,3% di akhir 2019 ini.

Selain permintaan yang sudah mulai menurun, harga si hitam juga terseret sentimen negosiasi terkait perang dagang antara AS dan China yang ternyata tak kunjung menemukan kata sepakat. Ancaman Presiden AS Donald Trump yang enggan bertemu Presiden China Xi Jinping pun menambah beban komoditas yang diperdagangkan dengan dollar AS, termasuk di antaranya batubara.

Untuk saat ini, kedua negara adikuasa tersebut masih melanjutkan perundingan dagang. Pekan lalu, AS kembali mendorong China untuk melakukan reformasi hak kekayaan intelektual milik perusahaan-perusahaan AS. Namun keduanya masih belum menemukan kata sepakat.

Di sisi lain, pergerakan batubara juga terseret harga minyak mentah dunia yang kembali masuk tren bearish. Usaha Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) memangkas produksi demi mengerek harga malah terhambat produksi minyak AS yang meluber.

Asal tahu saja, hingga akhir Januari 2019, produksi minyak Negeri Paman Sam sudah mencapai 11,9 juta barel per hari. Ini menjadikan AS produsen minyak mentah terbesar di dunia saat ini.

Lebih lanjut, Deddy menyebut, kini batubara hanya dapat berharap pada perundingan dagang AS dan China berakhir dengan kata sepakat. Jika hal tersebut terealisasi, peluang batubara untuk menguat kembali terbuka.

Ibrahim memprediksi harga batubara hari ini bergerak dalam rentang US$ 92,90-US$ 94,90 per metrik ton. Sedangkan Deddy menghitung, sepekan ke depan si hitam bergerak di kisaran US$ 93,50-US$ 96,40 per metrik ton.

Bagikan

Berita Terbaru

Hitung Jejak Karbon, Lingkungan Asri Kemudian
| Rabu, 25 Juni 2025 | 15:11 WIB

Hitung Jejak Karbon, Lingkungan Asri Kemudian

Kebutuhan hitung jejak karbon membawa peluang bisnis yang cerah.                                         

Ongkos Mahal Kredit UMKM Bikin Bunga Tinggi
| Rabu, 25 Juni 2025 | 15:09 WIB

Ongkos Mahal Kredit UMKM Bikin Bunga Tinggi

Tingkat bunga kredit yang tinggi disinyalir jadi biang keladi perlambatan pertumbuhan kredit UMKM.         

ESG Semen Merah Putih (CMNT): Menjalankan Keberlanjutan yang Bukan Tren Semata
| Rabu, 25 Juni 2025 | 13:32 WIB

ESG Semen Merah Putih (CMNT): Menjalankan Keberlanjutan yang Bukan Tren Semata

Semen Merah Putih atau Cemindo Gemilang memiliki sederetan aksi ESG untuk menghasilkan bisnis semen hijau.

Melihat Persiapan Jayamedica (OMED) Kembangkan Pasar ke Luar Negeri
| Rabu, 25 Juni 2025 | 10:00 WIB

Melihat Persiapan Jayamedica (OMED) Kembangkan Pasar ke Luar Negeri

OMED menuturkan mendapatkan kontrak ekspor tambahan untuk wadah spesimen dari klien yang berbasis di AS, Medline.

Kembali Absen Membagikan Dividen, CMNP Fokus Menuntaskan Proyek
| Rabu, 25 Juni 2025 | 09:17 WIB

Kembali Absen Membagikan Dividen, CMNP Fokus Menuntaskan Proyek

Secara historis, kata Nafan, CMNP tidak rajin membagikan dividen. Terakhir, CMNP menyebar dividen tahun buku 2013 yang dibayar pada 2014. 

Menangkap Peluang dari Rotasi Anggota Indeks Kompas100
| Rabu, 25 Juni 2025 | 09:05 WIB

Menangkap Peluang dari Rotasi Anggota Indeks Kompas100

Memasuki paruh kedua 2025, ada peluang rotasi sektor saham. Terutama, jika tensi geopolitik mereda dan BI memberi sinyal penurunan suku bunga.

Profit 29,82% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tetap (25 Juni 2025)
| Rabu, 25 Juni 2025 | 08:51 WIB

Profit 29,82% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tetap (25 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (25 Juni 2025) Rp 1.942.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 29,82% jika menjual hari ini.

Bukit Asam Genjot Bisnis Non-Batubara
| Rabu, 25 Juni 2025 | 07:07 WIB

Bukit Asam Genjot Bisnis Non-Batubara

PTBA terus mengembangkan potensi proyek strategis, salah satunya adalah artificial graphite dan anode sheet

 Pemerintah Yakin Lifting Minyak Mencapai Target
| Rabu, 25 Juni 2025 | 07:03 WIB

Pemerintah Yakin Lifting Minyak Mencapai Target

SKK Migas mencatat volume produksi minyak nasional dalam tren meningkat, sehingga optimistis target bisa tercapai

Rupiah pada Rabu (25/6) Masih Penuh Ketidakpastian
| Rabu, 25 Juni 2025 | 06:35 WIB

Rupiah pada Rabu (25/6) Masih Penuh Ketidakpastian

Menurut Bloomberg, Selasa (24/6), kurs rupiah spot menguat 0,84% secara harian ke level Rp 16.353 per dolar Amerika Serikat (AS). 

INDEKS BERITA

Terpopuler