Berita Market

Cuan Emiten Rumahsakit Bersemi di Tengah Pandemi

Senin, 07 Juni 2021 | 05:55 WIB
Cuan Emiten Rumahsakit Bersemi di Tengah Pandemi

Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis emiten pengelola rumahsakit melejit di tengah pandemi Covid-19. Kinerja keuangan emiten rumahsakit melesat tajam.

Joshua Michael, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menulis dalam risetnya, dana penanganan Covid-19 yang diberikan kepada rumahsakit membuat margin yang diperoleh perusahaan sektor ini makin tebal. Ia mencontohkan kinerja PT Medialoka Hermina Tbk (HEAL).

Joshua mencatat, margin bersih HEAL di sepanjang tahun lalu mencapai 10,7%. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraannya, yaitu sebesar 8,2%.

Info saja, di sepanjang tahun lalu, sekitar 30%-35% pendapatan rawat inap HEAL berasal dari pasien Covid-19. Joshua mengatakan, HEAL memperkirakan di kuartal II-2021 alokasi tempat tidur rawat inap untuk pasien Covid-19 kembali normal ke 1.500, dari 1.700 di kuartal I-2021.

Tak heran, sepanjang tahun lalu, pendapatan bersih HEAL naik 21,62% secara tahunan menjadi Rp 4,42 triliun. Lalu, laba bersih HEAL melejit 85,31% secara tahunan menjadi Rp 473,22 miliar.

Kinerja tersebut masih mungkin meningkat di tiga bulan pertama tahun ini. Pasalnya, emiten pengelola rumahsakit lainnya juga masih mencetak kinerja positif di kuartal I-2021.

PT Siloam International Hospital Tbk (SILO) mencatat pendapatan sebesar Rp 1,91 triliun. Angka tersebut naik 32,62% secara tahunan. Laba bersih emiten anggota Lippo Group ini bahkan melesat 790,4% menjadi Rp 143,89 miliar secara tahunan.

Kompak, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) berhasil mencetak kenaikan laba bersih hingga 59,15% secara tahunan menjadi Rp 316,34 miliar. Sementara, pendapatan naik 37,62% secara tahunan menjadi Rp 1,2 triliun.

MIKA juga mengalami kenaikan operasional tempat tidur dengan jumlah rawat inap yang naik 2,7% ke 184.000 di kuartal I-2021 dari periode yang sama di tahun lalu, sebesar 179.000. Pertumbuhan kinerja MIKA juga didukung peningkatan pendapatan rawat inap per hari, yang naik 43,8% secara tahunan menjadi Rp 4,42 juta per hari.

Anggaraksa Arismunandar, Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, menulis dalam risetnya, kenaikan jumlah pasien rawat inap di rumahsakit yang dikelola MIKA didukung penangangan Covid-19. Level okupansi untuk pasien Covid-19 jadi lebih mendominasi, yakni mencapai 79%, dibanding okupansi pasien non Covid-19 yang sebesar 61%.

Di semester satu tahun ini, Anggaraksa memandang penanganan Covid-19 masih akan memberi kontribusi besar pada pertumbuhan MIKA. Di semester dua nanti, bisnis MIKA juga bakal terdorong penambahan kapasitas usai pembangunan rumahsakit baru.

Emiten pengelola rumahsakit juga bakal mendapat pemasukan tambahan setelah terpilih sebagai rumahsakit yang menyalurkan vaksin Gotong Royong. Salah satunya HEAL

Manajemen HEAL berharap vaksin Gotong Royong bisa menghasilkan margin yang lebih tinggi daripada layanan kesehatan biasa. Joshua mengatakan, HEAL saat ini sudah menerima permintaan vaksin dari 100 perusahaan lebih.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya meyakini kinerja emiten sektor rumahsakit di tahun ini akan tetap stabil. Emiten pengelola rumahsakit berpeluang mencatatkan pertumbuhan kinerja positif.

Selain pertambahan pendapatan terkait Covid-19, William menilai kesadaran masyarakat terhadap kesehatan kini semakin besar. Ini juga terkait dengan berkembangnya asuransi. "Sebelum pandemi, kesadaran masyarakat terkait kesehatan juga sudah meningkat, didukung asuransi yang membuat orang lebih sering ke rumahsakit," kata William, Jumat (4/6).

Kalaupun vaksinasi sudah digalakkan dan pandemi berhasil diredam, William cukup yakin pertumbuhan kinerja emiten rumahsakit akan tetap stabil, karena kesadaran masyarakat terhadap kesehatan setelah pandemi akan semakin baik. "Meski kehidupan kembali normal dan bebas dari pandemi, tidak serta merta masyarakat melupakan kesehatan," kata William.

Namun, persaingan di bisnis layanan kesehatan akan makin ketat seiring munculnya beragam klinik atau layanan kesehatan yang juga menawarkan layanan tes terkait Covid-19.

Josua merekomendasikan beli HEAL dengan target harga Rp 6.000. Ia menilai HEAL menarik setelah melakukan stock split yang bisa memperbesar pasar dan likuiditas HEAL di bursa. Sementara Anggaraksa merekomendasikan beli MIKA dengan target harga Rp 3.250 per saham. 

Terbaru