Dari Rugi Rp 2,1 Triliun, Saratoga (SRTG) Berhasil Meraup Laba Bersih Rp 15,3 Triliun

Kamis, 29 Juli 2021 | 08:35 WIB
Dari Rugi Rp 2,1 Triliun, Saratoga (SRTG) Berhasil Meraup Laba Bersih Rp 15,3 Triliun
[ILUSTRASI. Presiden Direktur PT. Saratoga Investama Sedaya Tbk. Michael W.P Soeryadjaya (tengah), Direktur Keuangan Saratoga Lany D. Wong (kiri), Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan dalam RUPST yang dilakukan secara virtual di Jakarta (17/6/2020). DOK/SRTG]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berhasil membalikkan keadaan menjadi lebih baik di paruh pertama tahun ini.

Di semester pertama 2021 Saratoga berhasil membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 15,3 triliun. Sebagai perbandingan, pada semester I-2020 Saratoga mesti menanggung rugi bersih sebesar Rp 2,1 triliun.

Saratoga, perusahaan investasi yang dimiliki Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Salahuddin Uno, itu juga mencatatkan net asset value (NAV) senilai Rp 46,5 triliun hingga semester I-2021. Nilai tersebut meningkat dibandingkan NAV pada akhir tahun 2020 yang mencapai Rp 31,7 triliun. 

“Nilai saham yang meningkat dari perusahaan portofolio investasi telah menjadikan NAV Saratoga tumbuh positif di semester I-2021,” kata Presiden Direktur Saratoga Michael Soeryadjaya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (29/7).

 

 

Pencapaian NAV Saratoga di semester I-2021 berasal dari kinerja saham sejumlah perusahaan portofolio investasi yang meningkat. 

Baca Juga: Indonesia Paling Dermawan Sedunia, Inilah Konglomerat RI yang Berdonasi Melawan Covid

Terutama dari PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Provident Agro Tbk (PALM).

Sumbangan dividen dan Adaro, TBIG dan MPMX >>>

Saratoga juga membukukan pendapatan dividen sebesar Rp 866 miliar pada semester I-2021, meningkat 35,3% dari Rp 640 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pendapatan dividen yang diterima Saratoga sebagian besar disumbangkan oleh PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), TBIG dan MPMX.

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menjelaskan, pada semester I-2021 Saratoga terus mendorong sejumlah perusahaan portofolio investasi untuk mengembangkan bisnis ke daerah baru. 

Dia mencontohkan, Primaya Hospital di bawah PT Famon Awal Bros Sedaya telah membuka tiga rumah sakit baru sejak awal tahun. 

Baca Juga: Laba Bersih Indonesian Tobacco (ITIC) di Semester I-2021 Melambung 38,17 Persen

Ketiga rumah sakit tersebut adalah Primaya Hospital Bhakti Wara di Pangkal Pinang-Bangka Belitung, Primaya Hospital Sukabumi di Jawa Barat dan Primaya Hospital Pasar Kemis di Tangerang-Banten.

“Peluncuran rumah sakit baru ini melengkapi aset operasional Primaya Hospital menjadi 12 unit pada semester I-2021,” katanya.

Di tengah tingginya kebutuhan sektor logistik, Devin mengatakan, perusahaan portofolio investasi Saratoga di bisnis ini yaitu MGM Bosco Logistics sedang melakukan ekspansi tahap dua untuk fasilitas gudang pendingin di Bekasi. Fasilitas ekspansi tersebut rencananya mulai beroperasi pada kuartal IV-2021.

“Saratoga akan terus mendampingi seluruh perusahaan portofolio investasi agar mampu mengembangkan peluang bisnis baru dan meningkatkan value bisnisnya. Kami juga terbuka dengan peluang investasi baru, termasuk di sektor teknologi yang kini berkembang sangat cepat di Indonesia,” kata Devin.

Selanjutnya: Produsen Bahan Kimia BASF, Membukukan Laba Kuartal II di Atas Perkiraan Analis

 

Bagikan

Berita Terbaru

Rekomendasi Saham INKP dan TKIM di Tengah Kenaikan Harga Pulp
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 10:18 WIB

Rekomendasi Saham INKP dan TKIM di Tengah Kenaikan Harga Pulp

Harga bahan baku kertas, khususnya kraft pulp menunjukkan tren kenaikan sehingga menjadi sentimen positif untuk emiten kertas

Cetak Rekor, Prospek Emas Antam Masih Menjanjikan
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 10:16 WIB

Cetak Rekor, Prospek Emas Antam Masih Menjanjikan

Lonjakan harga emas turut memoles harga emas Aneka Tambang (Antam) yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa alias all time high (ATH).

Emiten Properti Masih Diadang Daya Beli
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 10:12 WIB

Emiten Properti Masih Diadang Daya Beli

Meski ada pemangkasan suku bunga, prospek sektor properti masih dihantui penurunan daya beli masyarakat

Bukan Tunda Opsen Pajak tapi Pemda Beri Insentif
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 07:40 WIB

Bukan Tunda Opsen Pajak tapi Pemda Beri Insentif

Kementerian Keuangan (Kemkeu) menegaskan, kebijakan opsen pajak daerah tetap berlaku mulai 5 Januari 2025

Dalam 3 Tahun, Tapera Salurkan FLPP Rp 76 Triliun
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 07:36 WIB

Dalam 3 Tahun, Tapera Salurkan FLPP Rp 76 Triliun

BP Tapera telah menyalurkan dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sejak 2022 hingga kini total mencapai Rp 76,04 triliun.

Penyerapan Beras Petani 70% saat Panen Raya Padi
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 07:33 WIB

Penyerapan Beras Petani 70% saat Panen Raya Padi

Meski dalam penugasan ditargetkan 2 juta ton, namun penyerapan beras petani oleh Bulog diharapkan bisa mencapai 3 juta ton.

Lesu Daya Beli Bikin Ekonomi Bantet
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 07:12 WIB

Lesu Daya Beli Bikin Ekonomi Bantet

Geliat bisnis yang lesu, daya beli yang masih lemah hingga upah riil yang gagal penuhi kebutuhan dasar bikin ekonomi lesu

Ketar-Ketir Daya Beli Masyarakat Indonesia Mengendur
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 06:38 WIB

Ketar-Ketir Daya Beli Masyarakat Indonesia Mengendur

Head of Macroeconomic Research Bank BCA Barra Kukuh Mamia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 sebesar 4,9% year on year (YoY).

Utang Kaum Muda
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 04:33 WIB

Utang Kaum Muda

Perlu upaya ekstra untuk mengedukasi para generasi muda kita agar bisa lebih bijak dalam berbelanja kebutuhan.

Kinerja SUN Keok Terseret Situasi Global, Masih Bisa Cuan di 2025?
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 04:32 WIB

Kinerja SUN Keok Terseret Situasi Global, Masih Bisa Cuan di 2025?

Kinerja obligasi pemerintah tergencet oleh tingginya yield obligasi di AS. Ada risiko yield SUN acuan mendaki ke 7,5%.

INDEKS BERITA

Terpopuler