Default Rusia Mungkin Terjadi, IMF Menilai Itu Tidak Memicu Krisis Finansial Global

Senin, 14 Maret 2022 | 05:53 WIB
Default Rusia Mungkin Terjadi, IMF Menilai Itu Tidak Memicu Krisis Finansial Global
[ILUSTRASI. Pertemuan menteri keuangan negara G7 di Lancaster House, London, Inggris, Sabtu (5/6/2021). REUTERS/Henry Nicholls/Pool]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Rusia kemungkinan gagal membayar utangnya akibat menerima serangkaian sanksi atas invasinya ke Ukraina. Namun default yang dialami Rusia tidak akan memicu krisis keuangan global, demikian pernyataan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva pada Minggu (14/3).

Dalam program “Face the Nation” yang disiarkan CBS, Georgieva menuturkan bahwa sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara demokrasi lain sudah memiliki dampak besar terhadap ekonomi Rusia. Dan, sanksi itu akan memicu resesi yang mendalam di sana tahun ini.

Perang dan sanksi juga akan memiliki efek limpahan yang signifikan pada negara-negara tetangga yang bergantung pada pasokan energi Rusia, dan telah mengakibatkan gelombang pengungsi dibandingkan dengan yang terlihat selama Perang Dunia Kedua, katanya.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai “operasi khusus.”

 Baca Juga: Separuh Cadangan Devisa Miliknya Beku Akibat Saksi Barat, Rusia Mengandalkan China

Sanksi itu juga membatasi kemampuan Rusia untuk mengakses sumber dayanya dan membayar utangnya, yang berarti default tidak lagi dipandang sebagai "mustahil," kata Georgieva.

Ditanya apakah default seperti itu dapat memicu krisis keuangan di seluruh dunia, dia berkata, "Untuk saat ini, tidak."

Total eksposur bank ke Rusia berjumlah sekitar $ 120 miliar, jumlah yang meskipun tidak signifikan, "tidak relevan secara sistemik," katanya.

Ditanya apakah Rusia dapat mengakses $1,4 miliar dana darurat IMF yang disetujui untuk Ukraina pekan lalu jika Moskow memenangkan perang dan mengangkat pemerintahan baru, Georgieva mengatakan dana tersebut ada di rekening khusus yang hanya dapat diakses oleh pemerintah Ukraina.

Baca Juga: Aksi Menjegal Para Miliarder Rusia di Berbagai Negara  

Seorang pejabat IMF mengatakan bahwa IMF mengacu ke pemerintah Ukraina yang “mendapat pengakuan internasional."

IMF tahun lalu memblokir akses ke dana Afghanistan oleh Taliban setelah mereka menguasai pemerintah, dengan alasan kurangnya kejelasan atas pengakuan penguasa Taliban dalam komunitas internasional.

Georgieva pekan lalu mengatakan IMF akan menurunkan perkiraan sebelumnya untuk pertumbuhan ekonomi global 4,4% pada 2022 sebagai akibat dari perang, tetapi mengatakan lintasan keseluruhan tetap positif.

Pertumbuhan tetap kuat di negara-negara seperti Amerika Serikat yang cepat pulih dari pandemi COVID-19, katanya kepada CBS.

Dampaknya akan paling parah dalam hal menaikkan harga komoditas dan inflasi, berpotensi menyebabkan kelaparan dan kerawanan pangan di beberapa bagian Afrika, katanya.

Bagikan

Berita Terbaru

Bumi Citra Permai (BCIP) Bidik Cuan Bisnis Kaveling Industri
| Sabtu, 23 November 2024 | 10:38 WIB

Bumi Citra Permai (BCIP) Bidik Cuan Bisnis Kaveling Industri

PT Bumi Citra Permai Tbk bersiap menggenjot bisnis dengan menyediakan lebih banyak kaveling industri dan pergudangan. 

Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:19 WIB

Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%

Pertumbuhan laba bersih SMRA itu didongkrak melejitnya pendapatan di periode Januari-September 2024.

Pendapatan dan Laba Harita Nickel (NCKL) Melesat di Kuartal III-2024
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:11 WIB

Pendapatan dan Laba Harita Nickel (NCKL) Melesat di Kuartal III-2024

Pendapatan dan laba bersih PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) alias Harita Nickel kompak naik di sembilan bulan 2024. 

Menguat Dalam Sepekan, IHSG Ditopang Optimisme Pasar
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:01 WIB

Menguat Dalam Sepekan, IHSG Ditopang Optimisme Pasar

Dalam sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakumulasi penguatan 0,48%. Jumat (22/11), IHSG ditutup naik 0,77% ke level 7.195,56 

Insentif Pajak Lanjutan, Harapan Emiten Kendaraan Listrik
| Sabtu, 23 November 2024 | 06:54 WIB

Insentif Pajak Lanjutan, Harapan Emiten Kendaraan Listrik

Menakar efek insentif pajak lanjutan PPnBM DTP dan PPN DTP terhadap prospek kinerja emiten kendaraan listrik​.

Timah (TINS) Memacu Produksi Bijih Timah
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:45 WIB

Timah (TINS) Memacu Produksi Bijih Timah

TINS berhasil memproduksi bijih timah sebesar 15.189 ton hingga kuartal III-2024 atau naik 36% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Total Bangun Persada (TOTL) Menembus Target Kontrak Baru
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:40 WIB

Total Bangun Persada (TOTL) Menembus Target Kontrak Baru

TOTL menerima nilai kontrak baru senilai Rp4,4 triliun per Oktober 2024. Perolehan ini melampaui target awal TOTL sebesar Rp 3,5 triliun.

Mobil Baru Siap Meluncur Menjelang Akhir Tahun
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:30 WIB

Mobil Baru Siap Meluncur Menjelang Akhir Tahun

Keberadaan pameran otomotif diharapkan mampu mendorong penjualan mobil baru menjelang akhir tahun ini.

Lion Air Group Mendominasi Pasar Penerbangan di Indonesia
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:25 WIB

Lion Air Group Mendominasi Pasar Penerbangan di Indonesia

Menurut INACA, Lion Air Group menguasai 62% pasar penerbangan domestik di Indonesia, khususunya segmen LCC.

Produk Terstruktur BEI Sepi Peminat
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:20 WIB

Produk Terstruktur BEI Sepi Peminat

Masalah likuiditas membuat produk terstruktur kurang diminati. Berdasarkan data KSEI, AUM ETF sebesar Rp 14,46 triliun hingga Oktober 2024.

INDEKS BERITA

Terpopuler