Proyek Infrastruktur Memperbesar Defisit Neraca Transaksi Berjalan

Kamis, 28 Maret 2019 | 09:08 WIB
Proyek Infrastruktur Memperbesar Defisit Neraca Transaksi Berjalan
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemerintah menggenjot proyek infrastruktur turut menyumbang kenaikan defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) tahun 2018. Situasi ini menunjukkan bahwa pembangunan industri dalam negeri tak bisa ditawar-tawar lagi.

Proyek infrastruktur menyedot kebutuhan bahan baku dan barang modal, seperti besi baja, dan mesin. Sayang, industri lokal belum sanggup memenuhi seluruh kebutuhan proyek infrastruktur. Sebagian kebutuhan proyek infrastruktur masih dipenuhi dari impor. Konsekuensi selanjutnya, CAD Indonesia bertambah dalam.

BI mencatat, CAD tahun 2018 mencapai US$ 31,06 miliar atau hampir dua kali lipat dibanding posisi tahun 2017 yang senilai US$ 16,20 miliar. Ini adalah defisit terbesar dalam satu dasawarsa terakhir. Meski begitu, persentase CAD terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya 2,98% atau masih di bawah tahun 2013 yang sebesar 3,19%.

Deputi Senior Gubernur BI Mirza Adityaswara menyebutkan, berdasarkan hitungan BI, proyek infrastruktur menyumbang sekitar US$ 6 miliar atau 19,4% terhadap total CAD. "Tanpa memperhitungkan impor untuk proyek infrastruktur ini, CAD berkisar US$ 25 miliar atau masih di kisaran 2,5% dari PDB tahun lalu," kata Mirza, Rabu (27/3).

Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, impor terkait proyek infrastruktur naik pesat. Misalnya, impor produk dari besi dan baja tumbuh 47,95% year on year (yoy). Impor alat-alat mekanik juga tumbuh 24,94%.

Kenaikan impor barang untuk proyek infrastruktur ini berkaitan dengan belum siapnya industri dalam negeri memenuhi seluruh kebutuhan komponen proyek infrastruktur. Alhasil, pilihannya adalah impor barang modal.

Namun, Mirza menandaskan, impor bahan baku proyek infrastruktur. Infrastruktur memang penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menopang kemudahan berusaha, dan meningkatkan iklim investasi.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Iskandar Simorangkir menyatakan, pemerintah menyadari proyek infrastruktur mendorong lonjakan impor dan memperbesar CAD. Karena itu, pemerintah berjanji menekan impor dan meningkatkan penggunaan bahan lokal. "Kami berharap, impor barang infrastruktur tahun ini tidak setinggi tahun lalu," kata Iskandar.

Mantan Gubernur BI Syahril Sabirin menyarankan agar efek ekonomi setiap rupiah untuk belanja infrastruktur dihitung. "Supaya impor barang proyek infrastruktur ini tidak menjadi beban perekonomian kita," kata dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Fase Konsolidasi & Efek Profit Taking, Inflow ETF Bitcoin dan Ethereum Terus Menurun
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 09:21 WIB

Fase Konsolidasi & Efek Profit Taking, Inflow ETF Bitcoin dan Ethereum Terus Menurun

Penurunan dana ETF kripto belakangan ini juga lebih mencerminkan sikap hati-hati investor menjelang akhir tahun.

Bisnis Pengelolaan Dana Nasabah Tajir di Bank Semakin Bersinar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:55 WIB

Bisnis Pengelolaan Dana Nasabah Tajir di Bank Semakin Bersinar

Bisnis wealth management atau pengelolaan dana nasabah tajir perbankan terus menunjukkan pertumbuhan positif.​

Permintaan Masih Lemah, Kredit Korporasi Goyah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:50 WIB

Permintaan Masih Lemah, Kredit Korporasi Goyah

​Permintaan kredit perbankan di segmen debitur korporasi masih lemah karena pelaku usaha korporasi masih wait and see

Prospeknya Seksi, Setelah TOBA & MHKI, SPMA juga Bakal Masuk Bisnis Pengolahan Limbah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:30 WIB

Prospeknya Seksi, Setelah TOBA & MHKI, SPMA juga Bakal Masuk Bisnis Pengolahan Limbah

Untuk memuluskan agenda ekspansi, SPMA bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Oktober 2025. ​

Timah (TINS) Cari Mitra Penambangan di Laut
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:20 WIB

Timah (TINS) Cari Mitra Penambangan di Laut

Inisiatif tersebut diharapkan dapat mendorong partisipasi pelaku usaha sekaligus memastikan pengelolaan SDA dilakukan secara bertanggung jawab.

Produsen Optimistis Bisa Capai Target
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:16 WIB

Produsen Optimistis Bisa Capai Target

Asus Indonesia sangat optimistis dapat menuntaskan target penjualan 1 juta unit laptop hingga akhir 2025,

Tren Gerai Restoran Siap Saji Mulai Bergeser
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:14 WIB

Tren Gerai Restoran Siap Saji Mulai Bergeser

Perubahan strategi gerai cepat saji yang kini lebih banyak bermigrasi ke lokasi suburban dan food court

Ekosistem Industri Udang Indonesia Terguncang
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:11 WIB

Ekosistem Industri Udang Indonesia Terguncang

Industri udang nasional terdampak tarif tinggi Trump dan isu pencemaran radioaktif sehingga mengguncang ekosistem udang dari hulu hingga hilir

Penambang Nikel Ingin Aturan DHE Diperlonggar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:07 WIB

Penambang Nikel Ingin Aturan DHE Diperlonggar

Bagi perusahaan yang mengekspor produk olahan seperti ferronickel dan stainless steel, aturan sekarang cukup memberatkan.

Mengekor Brasil, Pertamina Kembangkan Bioetanol E10
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:05 WIB

Mengekor Brasil, Pertamina Kembangkan Bioetanol E10

Pertamina telah menjalankan program biodiesel sejak lama, dimulai dari B2,5 hingga kini mencapai B40.

INDEKS BERITA

Terpopuler