Dengan Menggunakan Skema Sewa, Toyota Merilis Mobil Listrik Baterai Pertamanya

Kamis, 12 Mei 2022 | 16:19 WIB
Dengan Menggunakan Skema Sewa, Toyota Merilis Mobil Listrik Baterai Pertamanya
[ILUSTRASI. Mobil listrik Toyota dipamerkan di Bangkok International Motor Show, di Bangkok, Thailand, 30, Maret 2022. REUTERS/Soe Zeya Tun]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Toyota Motor Corp pada Kamis meluncurkan mobil listrik baterai produksi massal pertamanya di Jepang. Namun untuk menepis kecemasan pengguna tentang masa pakai baterai dan harga jual kembali, Toyota tidak menjual mobil listrik itu, melainkan menyewakannya. 

Mobil bermesin hibrida bensin-listrik tetap jauh lebih populer di pasar Jepang dibandingkan mobil listrik yang menggunakan baterai, alias baterai electric vehicle (BEV). Tahun lalu, penjualan BEV cuma 1% dari total penjualan mobil penumpang di Jepang, menurut data industri. Namun, pasar BEV tumbuh cepat dan mobil buatan produsen non-Jepang, termasuk Tesla Inc, mulai terlihat di jalan-jalan perkotaan, seperti Tokyo.

Dengan menggabungkan asuransi, biaya perbaikan, dan garansi baterai ke dalam kesepakatan, Toyota akan menyewakan bZ4X sport utility vehicle (SUV) dengan harga setara US$ 39.000, atau sekitar Rp 570 juta, untuk empat tahun pertama. Pembatalan dalam 48 bulan pertama akan dikenakan biaya tambahan.

Baca Juga: Gagal Lunasi Kupon Obligasi, Sunac Mengakui Kesulitan Penuhi Kewajiban Lainnya

Analis menilai strategi Toyota kurang tepat. Memang, saat ini pasar Jepang terbilang lambat merespon BEV. Namun, tren itu akan berubah. Dan saat perubahan terjadi, Toyota menghadapi risiko kehilangan pangsa pasar karena berfokus pada model leasing daripada pembelian, kata analis CLSA Christopher Richter.

"Apa pun yang Anda lakukan yang membuatnya lebih sulit untuk dibeli mungkin bukan hal yang baik," katanya. "Itu adalah strategi yang tidak begitu saya sukai. Ini menandakan bahwa Toyota mengambil pasar dalam negeri sedikit begitu saja."

Toyota mengatakan pada bulan Desember akan berkomitmen 8 triliun yen ($ 62 miliar) untuk membangun bisnis mobil listrik pada 2030.

Toyota menargetkan 5.000 unit SUV akan tersewa di tahun keuangan terkini. Target itu menyamai perkiraan analis tentang jumlah EV yang dijual Tesla di Jepang tahun lalu.

Toyota berencana untuk mulai menjual bZ4X di pasar lain akhir tahun ini, dan pre-order sudah dimulai di beberapa negara Eropa. Toyota belum memutuskan kapan akan mulai menjual mobil di Jepang, kata seorang juru bicara.

BEV menjadi populer di Eropa melalui program sewa yang ditawarkan oleh pengusaha. Dan Toyota mungkin mencoba taktik serupa untuk mempopulerkan mobil listrik, kata Seiji Sugiura, analis senior di Tokai Tokyo Research Institute.

Pelanggan pertama kali khawatir tentang masa pakai baterai dan potensi penurunan nilai tukar dari waktu ke waktu, kata Shinya Kotera, presiden KINTO, unit Toyota yang menawarkan sewa. "Ini peran kami untuk menghilangkan kecemasan" terhadap EV, katanya.

Baca Juga: Bank Sentral Taiwan Pertimbangkan Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Tahun ini

Impor baterai untuk mobil listrik melonjak hampir tiga kali lipat ke rekor 8.610 kendaraan pada tahun 2021, menurut data industri. Analis memperkirakan sekitar 60% dari impor itu dilakukan oleh Tesla. Namun, pembuat mobil Jepang tetap berhati-hati untuk beralih ke jalur listrik.

Toyota mempelopori hibrida lebih dari dua dekade lalu dan mempertahankan ambisi besar untuk kendaraan hibrida dan bertenaga hidrogen, bahkan ketika berinvestasi lebih banyak untuk meningkatkan jajaran baterai EV-nya.

Rival Nissan Motor Co memelopori BEV untuk pasar massal dengan Leaf pada tahun 2010. Namun baru setelah 10 tahun kemudian, Nissan meluncurkan model BEV keduanya, yaitu SUV Ariya, pada Kamis. Ariya akan dijual dengan harga yang setara dengan US$ 41.500, tidak termasuk subsidi pemerintah.

Honda Motor Co pada bulan April menetapkan target untuk meluncurkan 30 model kendaraan listrik secara global pada tahun 2030. 

Bagikan

Berita Terbaru

Akui Bukan SWF Biasa, Mari Kupas Jati Diri BPI Danatara
| Kamis, 06 November 2025 | 15:25 WIB

Akui Bukan SWF Biasa, Mari Kupas Jati Diri BPI Danatara

Danantara merupakan SWF berbasis BUMN sehingga tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban pelayanan publik (public servic obligation).

Anak Usaha TLKM Buka Suara Soal Kepailitan TELE dan Investasi Rp 1,39 Triliun
| Kamis, 06 November 2025 | 13:53 WIB

Anak Usaha TLKM Buka Suara Soal Kepailitan TELE dan Investasi Rp 1,39 Triliun

PT PINS Indonesia, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), akhirnya buka suara menanggapi kabar kepailitan PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE)

Ruang Pendanaan Masih Terbatas, PELNI Buka Opsi Tambah Kapal dari Penjualan Tiket
| Kamis, 06 November 2025 | 13:46 WIB

Ruang Pendanaan Masih Terbatas, PELNI Buka Opsi Tambah Kapal dari Penjualan Tiket

Penyertaan Modal Negara sudah tak lagi digunakan sehingga beberapa upaya diluncurkan PT Pelni guna memastikan kelanjutan investasi armada.

Konsumsi Daging Ayam Melejit, Laba Bersih Japfa Comfeed (JPFA) Naik Dua Digit
| Kamis, 06 November 2025 | 10:29 WIB

Konsumsi Daging Ayam Melejit, Laba Bersih Japfa Comfeed (JPFA) Naik Dua Digit

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) membukukan kinerja positif di sepanjang sembilan bulan tahun 2025.

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Membalikkan Rugi Menjadi Laba Per Kuartal III-2025
| Kamis, 06 November 2025 | 10:21 WIB

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Membalikkan Rugi Menjadi Laba Per Kuartal III-2025

Pertumbuhan laba itu disokong lonjakan pendapatan usaha PIPA yang mencapai 30,49% secara tahunan jadi Rp 25,89 miliar per September 2025

Daya Beli Belum Maksi, Laba Emiten Properti Masih Bertaji
| Kamis, 06 November 2025 | 10:17 WIB

Daya Beli Belum Maksi, Laba Emiten Properti Masih Bertaji

Sejumlah emiten properti mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba di sepanjang periode Januari-September 2025

Harga Emas Masih Tinggi, Bumi Resources Minerals (BRMS) Genjot Produksi
| Kamis, 06 November 2025 | 10:08 WIB

Harga Emas Masih Tinggi, Bumi Resources Minerals (BRMS) Genjot Produksi

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) membidik pertumbuhan produksi emas 68.000 ons sampai 72.000 ons hingga akhir 2025.​

Penjualan Belum Laris Manis, Kepulan Laba Emiten Rokok Semakin Tipis
| Kamis, 06 November 2025 | 09:52 WIB

Penjualan Belum Laris Manis, Kepulan Laba Emiten Rokok Semakin Tipis

Tekanan daya beli masyarakat masih jadi tantangan emiten rokok. Penurunan daya beli memicu pergeseran konsumsi ke segmen value for money (VFM).

TELE Pailit, Tak Cuma Telkom (TLKM) dan Haiyanto, Ribuan Investor Saham Ikut Merugi
| Kamis, 06 November 2025 | 09:00 WIB

TELE Pailit, Tak Cuma Telkom (TLKM) dan Haiyanto, Ribuan Investor Saham Ikut Merugi

Kasus pailit PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE) mencerminkan buruknya perlindungan investor publik.

Menakar Efek Kinerja Sembilan Bulan 2025 dan Rights Issue ke Kinerja PANI
| Kamis, 06 November 2025 | 08:15 WIB

Menakar Efek Kinerja Sembilan Bulan 2025 dan Rights Issue ke Kinerja PANI

Analisis aksi korporasi PANI: Rights issue Rp 16,6 triliun, akuisisi CBDK, dan prospek saham di tengah pemulihan pasar properti.

INDEKS BERITA

Terpopuler