Dibahas di House Pekan Ini, RUU yang Mendukung Industri Chip AS Berpeluang Lolos

Sabtu, 29 Januari 2022 | 13:58 WIB
Dibahas di House Pekan Ini, RUU yang Mendukung Industri Chip AS Berpeluang Lolos
[ILUSTRASI. Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Ketua DPR Nancy Pelosi mendengarkan pidato Presiden AS Joe Biden pada sesi gabungan Kongres di majelis DPR AS di Washington, AS, Rabu (28/4/2021). Jim Watson/Pool via REUTERS]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS), alias House of Representatives, minggu depan akan membahas rancangan undang-undang (RUU) yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing negeri itu dengan China.

RUU itu juga bermaksud mendukung industri chip di AS, termasuk mengalokasikan dana US$ 52 miliar untuk mensubsidi manufaktur semikonduktor dan penelitian. Pemimpin fraksi mayoritas di DPR AS, Steny Hoyer, mengatakan pada Jumat bahwa DPR akan mendukung calon beleid yang bertajuk “America Competes” itu.

Tertuang dalam dokumen setebal 2.900 halaman, RUU itu disebut akan “membuat AS melangkah lebih jauh dalam inovasi, teknologi, dan manufaktur maju.” Termasuk dalam RUU itu adalah kewenangan penggunaan dana hingga $45 miliar untuk mendukung ketahanan rantai pasokan dan pembuatan barang-barang penting, peralatan industri, dan teknologi manufaktur.

 Baca Juga: SEC Terbitkan Lisensi untuk Bursa Baru yang Memanfaatkan Blockchain

Pemerintahan Presiden Joe Biden mendorong Kongres untuk menyetujui pendanaan untuk mensubsidi produksi chip di AS. Defisit pasokan komponen mobil dan komputer telah memacetkan rantai pasokan.

Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan pada Jumat bahwa RUU itu akan "menciptakan ribuan pekerjaan di seluruh AS. Kami membutuhkan Kongres untuk meloloskan RUU itu untuk merevitalisasi manufaktur Amerika."

Senat meloloskan Undang-Undang Inovasi dan Persaingan AS tahun lalu. UU itu mencakup pengalokasian dana hingga $52 miliar untuk meningkatkan produksi semikonduktor AS serta kewenangan membelanjakan dana hingga US$190 miliar untuk memperkuat teknologi dan penelitian AS agar mampu bersaing dengan China.

RUU DPR memiliki beberapa perbedaan dengan versi Senat. Jika lolos di DPR, para pemimpin kedua kamar akan berunding untuk menyelesaikan perbedaan.

RUU yang dibahas di DPR juga mencakup sejumlah ketentuan perdagangan dan akan menjatuhkan sanksi tambahan pada China atas apa yang dikatakan AS sebagai pelanggaran hak terhadap Uyghur dan kelompok minoritas Muslim lainnya di wilayah Xinjiang.

China membantah tuduhan itu. RUU itu juga akan menawarkan status pengungsi bagi orang-orang yang memenuhi syarat dari Hong Kong. Di pulau yang berstatus wilayah administrasi khusus itu, Beijing telah menindak para aktivis pro-demokrasi.

 Baca Juga: Aturan Akan Direvisi, Bank Asing di Uni Eropa Harus Siap-Siap Tambah Modal

Liu Pengyu, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa China “dengan tegas menentang AS membuat masalah tentang China dan menganggapnya sebagai musuh imajiner.” Ia menyebut RUU itu "sangat mencampuri urusan dalam negeri China dan lebih cocok disebut Hinder China to Compete Act daripada The America Competes Act.”

RUU versi DPR juga mengesahkan dan merevisi program Bantuan Penyesuaian Perdagangan, yang membantu pekerja yang pekerjaan atau gajinya dirugikan oleh impor, dan mereformasi Sistem Preferensi Umum, sistem tarif preferensial untuk impor.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Pedoman Umrah Mandiri Dikebut
| Kamis, 20 November 2025 | 05:40 WIB

Pedoman Umrah Mandiri Dikebut

Pemerintah tengah menyiapkan sistem pelaksanaan umrah mandiri supaya bisa berjalan secara aman dan nyaman..

Bosch Membangun Pabrik Anyar di Cikarang
| Kamis, 20 November 2025 | 05:35 WIB

Bosch Membangun Pabrik Anyar di Cikarang

Bosch membangun pabrik anyar dengan sistem modular.di areal Cikarang, Kabupaten Bekasi yang ditargetkan beroperasi kuartal I-2027.

Pemerintah Tambah Tenaga Medis dan Rumah Sakit
| Kamis, 20 November 2025 | 05:15 WIB

Pemerintah Tambah Tenaga Medis dan Rumah Sakit

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tengah menggeber tambahan tenaga medis serta rumah sakit di berbagai daerah.

Pebisnis Menanti Insentif untuk Kerek Industri Otomotif
| Kamis, 20 November 2025 | 05:10 WIB

Pebisnis Menanti Insentif untuk Kerek Industri Otomotif

Pabrikan mobil dan industri komponen otomotif nasional mengharapkan adanya insentif pada tahun depan.

Sabar, Keputusan UMP 2026 Baru Awal Desember
| Kamis, 20 November 2025 | 05:00 WIB

Sabar, Keputusan UMP 2026 Baru Awal Desember

Diskusi penentuan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2026 antara pemerintah dan pengusaha masih alot.

Pertumbuhan Kredit Industri Bank Masih Jauh dari Target
| Kamis, 20 November 2025 | 04:50 WIB

Pertumbuhan Kredit Industri Bank Masih Jauh dari Target

Kredit industri perbankan cuma naik 7,36% di Oktober 2025, lebih rendah dari bulan sebelumnya dan jauh dari target BI di 8%-11%.

QRIS Tap Kian Populer Transaksi Tembus Rp 13,8 Miliar dalam Tujuh Bulan
| Kamis, 20 November 2025 | 04:50 WIB

QRIS Tap Kian Populer Transaksi Tembus Rp 13,8 Miliar dalam Tujuh Bulan

Transaksi QRIS Tap melesat Rp 13,8 miliar dalam tujuh bulan, dipakai 1,1 juta merchant. BI enjot perluasan ke sektor ritel dan transportasi.

DSI Minta Waktu Satu Tahun untuk Lunasi Lender
| Kamis, 20 November 2025 | 04:50 WIB

DSI Minta Waktu Satu Tahun untuk Lunasi Lender

Dana Syariah Indonesia dan para pemberi pinjaman mencapai kata sepakat dalam rencana pengembalian dana pinjaman.

Bunga Kredit Tak Kunjung Layu Kendati Sudah Dipacu
| Kamis, 20 November 2025 | 04:45 WIB

Bunga Kredit Tak Kunjung Layu Kendati Sudah Dipacu

Penurunan suku bunga acuan belum berdampak signifikan terhadap tingkat kredit bank dan bunga kredit yang diberikan ke konsumen

Proyeksi IHSG Kamis (20/11): Potensi Sideways Menanti Rilis Data AS
| Kamis, 20 November 2025 | 04:45 WIB

Proyeksi IHSG Kamis (20/11): Potensi Sideways Menanti Rilis Data AS

Meski IHSG naik, analis ingatkan volatilitas jelang data tenaga kerja AS & sinyal The Fed. Pelajari proyeksi pergerakan dan saham pilihan.

INDEKS BERITA