Dibayangi Bunga The Fed, Dana Asing Keluar dari Pasar SBN

Jumat, 10 Maret 2023 | 07:51 WIB
Dibayangi Bunga The Fed, Dana Asing Keluar dari Pasar SBN
[ILUSTRASI. Karyawan memantau perdagangan pasar modal pada sebuah kantor sekuritas di Jakarta.]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana asing di pasar surat berharga negara (SBN) kembali berkurang. Per 8 Maret 2023, posisi asing di pasar SBN tersisa Rp 798,05 triliun dengan porsi 14,65%. Angka ini turun dari akhir Februari 2023 yang masih sebesar Rp 804 triliun atau setara dengan 14,79% dari total.

Analis Fixed Income Sucorinvest Asset Management Alvaro Ihsan mengatakan, penurunan kepemilikan asing di pasar SBN terjadi seiring kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang masih kuat serta tingkat inflasi yang di atas ekspektasi. Inflasi AS pada Januari 2023 mencapai 6,4% secara tahunan, lebih tinggi dari perkiraan yang sebesar 6,2%.

Selain itu, bank sentral AS The Fed juga berpotensi kembali menaikkan suku bunga acuan secara agresif. "Dalam jangka pendek, kepemilikan asing masih berpotensi menurun meskipun dampaknya tidak terlalu signifikan, karena persentase yang tidak sebesar beberapa tahun sebelumnya," kata Alvaro, Kamis (9/3).

Baca Juga: Laba Masih Tebal, Simak Rekomendasi Saham TAPG

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menambahkan, penurunan kepemilikan asing di pasar SBN merupakan efek dari sentimen global. Ini terkait dengan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang akan lebih agresif. Kondisi ini membuat yield obligasi AS naik dan nilai tukar rupiah kembali tertekan.

Fajar menilai, arus dana asing di pasar SBN akan sangat tergantung dengan prospek kebijakan moneter di AS. Jika The Fed menaikkan suku bunga secara agresif, maka dampaknya negatif terhadap arus dana asing di pasar SBN.

"Jika data ekonomi AS termasuk inflasi masih solid, bisa jadi sentimen negatif bagi investor asing," kata Fajar.

Sementara itu, sentimen yang dapat mengundang dana asing untuk masuk lagi ke pasar SBN adalah meredanya kekhawatiran pasar terhadap ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed serta tren penurunan inflasi global. Fajar melihat ini berpeluang terjadi pada paruh kedua 2023.

Alvaro memperkirakan, pergerakan harga obligasi bakal cukup volatil dalam jangka pendek. Tapi, jika investor memiliki horizon investasi jangka menengah, di tengah tingkat yield yang menarik, maka SBN dapat memberikan imbal hasil yang baik.

Fajar menambahkan, untuk jangka pendek, investor bisa melakukan rotasi aset obligasi ke tenor-tenor yang lebih pendek, sambil mencermati valuasi di tenor menengah dan panjang yang masih atraktif. Investor bisa melakukan strategi averaging down, seiring dengan yield yang sudah mulai atraktif.

Bagikan

Berita Terbaru

Pesaing Masih Gencar Promosi Bikin Bisnis ODS Melambat, GOTO Andalkan Bisnis Fintech
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:13 WIB

Pesaing Masih Gencar Promosi Bikin Bisnis ODS Melambat, GOTO Andalkan Bisnis Fintech

Penurunan kerugian dari Tokopedia-TikTok Shop memberi sinyal positif bahwa GOTO berpeluang mencetak laba bersih lebih cepat dari perkiraan awal.

Ada Rumor Anak Usaha MDKA di Tambang Emas Bakal IPO September 2025, Begini Profilnya
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 15:37 WIB

Ada Rumor Anak Usaha MDKA di Tambang Emas Bakal IPO September 2025, Begini Profilnya

Proyek Emas Pani digadang-gadang akan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia dan Asia Pasifik.

Berencana Liburan, Timbang Metode Pembayaran di Luar Negeri
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 12:00 WIB

Berencana Liburan, Timbang Metode Pembayaran di Luar Negeri

Berbagai alat pembayaran saat berlibur di luar negeri tersedia saat ini. Tapi, ada cara agar kemudahan bertransaksi tak bikin boros.

Penjualan Semen Bulan Juli Membaik & Diklaim bisa Berlanjut, Simak Prospek Saham INTP
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 11:01 WIB

Penjualan Semen Bulan Juli Membaik & Diklaim bisa Berlanjut, Simak Prospek Saham INTP

Prospek emiten semen, termasuk INTP sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan otoritas moneter.

Dua Tahun Terakhir ITMG Membagikan Dividen Interim pada September, bisa Dilirik?
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 09:41 WIB

Dua Tahun Terakhir ITMG Membagikan Dividen Interim pada September, bisa Dilirik?

Meski peluang cuan dari dividen menarik, investor mesti mencermati risiko dari sisi harga saham ITMG yang masih tertekan harga batubara.

Perdana, India Impor CPO dari Kolombia dan Guatemala, Begini Dampaknya buat Indonesia
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:45 WIB

Perdana, India Impor CPO dari Kolombia dan Guatemala, Begini Dampaknya buat Indonesia

Pembelian minyak sawit dari Amerika Latin diprediksi akan terus meningkat dalam beberapa bulan ke depan.​

Ambisi Prabowo Mengerek Tax Ratio Pupus
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:44 WIB

Ambisi Prabowo Mengerek Tax Ratio Pupus

Dalam Nota Keuangan beserta RAPBN 2026, di 2029 mendatang, tax ratio ditargetkan hanya sekitar 11,52%-15,01% dari PDB

Valuasi Harga Saham DKFT bisa Terkerek Jika Ekspansi ke Hilirisasi Nikel Terwujud
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:38 WIB

Valuasi Harga Saham DKFT bisa Terkerek Jika Ekspansi ke Hilirisasi Nikel Terwujud

Harga saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) sudah melambung ratusan persen sejak awal tahun 2025.

Metrodata Electronics (MTDL) Pacu Bisnis Data dan Akal Imitasi
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:30 WIB

Metrodata Electronics (MTDL) Pacu Bisnis Data dan Akal Imitasi

Manajemen MTDL memproyeksikan bisnis data dan akal imitasi yang dijalani perusahaan dapat bertumbuh setidaknya 50% pada tahun ini

APBN Dihimpit Utang, Belanja Bisa Tumbang
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:30 WIB

APBN Dihimpit Utang, Belanja Bisa Tumbang

Alokasi anggaran pembayaran bunga utang tahun 2026 mencapai 17,19% dari total belanja negara        

INDEKS BERITA

Terpopuler