Diborong Fund Manager, Ini Prospek Saham Barito Pacific (BRPT)

Rabu, 29 Mei 2019 | 06:30 WIB
Diborong Fund Manager, Ini Prospek Saham Barito Pacific (BRPT)
[]
Reporter: Dimas Andi, Harris Hadinata | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemarin, nilai transaksi saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) di bursa tercatat jumbo. Nilainya mencapai Rp 1,25 triliun dan melibatkan sekitar 329,2 juta unit saham.

Kabar yang beredar, lonjakan nilai transaksi itu tak lepas dari masuknya BRPT dalam anggota MSCI. Faktor ini memicu sejumlah pengelola dana besar memborong saham ini.

Di sisi lain, sentimen masuknya MSCI ini masih harus diuji. Sebab, fluktuasi harga minyak menjadi pengganjal saham ini.

Selasa (28/5) per pukul 16.15 WIB, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli di New York Metal Exchange melonjak 29,73% (ytd) jadi US$ 58,91 per barel. Kenaikan harga minyak berdampak negatif bagi kinerja keuangan BRPT.

Pasalnya, anak usaha Barito, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sangat bergantung pada minyak mentah. "Minyak mentah merupakan bahan baku produk petrokimia," ujar Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe, Selasa (28/5).

Dampak volatilitas harga minyak dunia sudah dirasakan emiten anggota Kompas100 tersebut. Laba bersih Barito tahun lalu turun 53,16% secara tahunan menjadi US$ 72,2 juta. Untungnya, pendapatan perusahaan ini masih mampu tumbuh sebesar 7,84% menjadi US$ 3,08 miliar.

Penurunan laba bersih tersebut disebabkan kenaikan biaya bahan baku Chandra Asri lantaran terpapar sentimen lonjakan harga minyak dunia. Tercatat, di 2018 lalu biaya bahan baku Barito naik 30% menjadi US$ 650 per ton.

Menurut Kiswoyo, menaikkan harga jual produk sejauh ini menjadi opsi yang paling mungkin dilakukan oleh Barito. Hal ini dilakukan untuk mengakali kenaikan harga minyak dunia.

Meski begitu, prospek bisnis perusahaan ini masih oke. Alasannya, kebutuhan produk petrokimia, seperti plastik, masih tinggi. "Hasil produksi kami cuma memenuhi 40% kebutuhan pasar, sisanya impor," jelas Agus Salim Pangestu, Direktur Utama Barito Pacific.

Chandra Asri kini tengah berupaya meningkatkan kapasitas produksi agar bisa meningkatkan pangsa pasar. Anak usaha BRPT ini tengah menyelesaikan pembangunan dua pabrik polipropilena. Targetnya, akhir tahun bisa selesai.

Namun, bulan depan, ada fasilitas pabrik Chandra Asri yang harus ditutup untuk perawatan. Selama kegiatan ini berlangsung, produksi akan dihentikan. Ini merupakan perawatan rutin empat tahunan. "Tahun ini waktunya diperkirakan lebih pendek, satu dua bulan," kata Direktur Chandra Asri Suryandi.

Analis menilai hal ini akan memengaruhi produksi. "Kami berekspektasi peningkatan volume penjualan produk petrokimia akan terbatas akibat produksi yang cenderung stagnan di tahun ini," tulis Lee Young Jun, analis Mirae Asset Sekuritas, dalam riset.

Lee merekomendasikan trading buy BRPT dengan target harga Rp 3.950 per saham. Kiswoyo merekomendasikan hold BRPT dengan target Rp 3.700 per saham. Kemarin, BRPT naik 4,85% ke Rp 3.820 per saham.\

Bagikan

Berita Terbaru

Intip Profil Calon Menteri Trump yang Dikenal Pro Energi Fosil
| Selasa, 26 November 2024 | 18:49 WIB

Intip Profil Calon Menteri Trump yang Dikenal Pro Energi Fosil

Beberapa nama calon menteri yang diumumkan Donlad Trump masuk kabinetnya, tidak pro terhadap energi hijau.

Menakar Kelebihan & Kekurangan Ikut PUPS dan IPO Adaro Andalan (AADI)
| Selasa, 26 November 2024 | 18:26 WIB

Menakar Kelebihan & Kekurangan Ikut PUPS dan IPO Adaro Andalan (AADI)

Harga penawaran umum oleh pemegang saham (PUPS) kadang dinilai tidak menarik, karena lebih mahal dari harga IPO. 

Tren IPO Perusahaan Nikel Akan Berlanjut di 2025, Ada yang Bakal Melantai Semester I
| Selasa, 26 November 2024 | 17:58 WIB

Tren IPO Perusahaan Nikel Akan Berlanjut di 2025, Ada yang Bakal Melantai Semester I

Belum ada isu spesifik yang dianggap bisa menyurutkan minat perusahaan mineral dan batubara masuk ke pasar modal tahun depan.

Rajin Diborong Pengendalinya, Prospek Kinerja dan Saham HEAL Dinilai Masih Positif
| Selasa, 26 November 2024 | 17:25 WIB

Rajin Diborong Pengendalinya, Prospek Kinerja dan Saham HEAL Dinilai Masih Positif

Ekspansi organik yang dilakukan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) dinilai menjadi amunisi bagi pertumbuhan kinerja di masa depan.

Setoran Pajak Rokok 2025 Mencapai Rp 22,98 Triliun
| Selasa, 26 November 2024 | 09:01 WIB

Setoran Pajak Rokok 2025 Mencapai Rp 22,98 Triliun

Estimasi setoran pajak rokok pada tahun depan, naik tipis dibandingkan dengan estimasi setoran pajak rokok 2024

Kenaikan Tarif PPN Hambat Proyek Infrastruktur
| Selasa, 26 November 2024 | 08:51 WIB

Kenaikan Tarif PPN Hambat Proyek Infrastruktur

Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi) juga ikut menolak kebijakan kenaikan tarif PPN menjadi 12%

Target Laju Ekonomi Tahun Ini Bisa Meleset
| Selasa, 26 November 2024 | 08:42 WIB

Target Laju Ekonomi Tahun Ini Bisa Meleset

Ekonom memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak mungkin mencapai target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024

Credit Agricole Hingga FMR Rajin Borong, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham BBCA
| Selasa, 26 November 2024 | 08:05 WIB

Credit Agricole Hingga FMR Rajin Borong, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham BBCA

Perdagangan saham BBCA oleh investor asing institusi sepanjang pekan lalu didominasi oleh transaksi beli.

ABM Investama (ABMM) Akuisisi Entitas Anak Usaha Citra Tubindo (CTBN)
| Selasa, 26 November 2024 | 08:00 WIB

ABM Investama (ABMM) Akuisisi Entitas Anak Usaha Citra Tubindo (CTBN)

Pada 21 November 2024, PT Cipta Krida Bahari (CKB) telah melakukan penandatanganan perjanjian pengikatan jual beli saham (PPJB) dengan CTBN.

Delta Dunia Makmur (DOID) Akuisisi Tambang Batubara di Australia
| Selasa, 26 November 2024 | 07:55 WIB

Delta Dunia Makmur (DOID) Akuisisi Tambang Batubara di Australia

Aksi ini memberikan BUMA International kepemilikan pengendali atas salah satu tambang batubara metalurgi terbesar di Australia.​

INDEKS BERITA

Terpopuler