Dilema Peternak Ayam Petelur

Selasa, 26 Oktober 2021 | 09:05 WIB
Dilema Peternak Ayam Petelur
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah hampir dua bulan berlalu pasca drama peternak ayam petelur protes di kepada Presiden, hingga saat ini mereka tak kunjung ada penyelesaian.

Peternak merasakan masih terjepit oleh persoalan kesulitan pasokan bahan pakan hingga tekanan pasar akibat harga telur yang rendah di bawah rerata ongkos produksi mereka.

Harga telor yang rerata hanya sebesar Rp 14.000 an di tingkat peternak, tentu berat lantaran ongkos produksi yang harus ditanggung sudah cukup mahal. Rerata ongkos produksi mereka mencapai Rp 19.000 per kilogram.

Pasca drama Suroto, seorang peternak telor asal Blitar Jawa Timur yang protes saat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo, belum ada solusi kongrit seperti harapan peternak yakni pakan murah dan mudah di dapat, dengan harga jual wajar sehingga mereka bisa mengantongi keuntungan yang memadai.

Upaya  peternak untuk mencari solusi beberapa waktu lalu dengan mengunjungi Kementerian Pertanian, tidak mendapatkan hasil. Karena mereka hanya ditemui staf yang tidak kompeten dan hanya memprovokasi peternak dan menyulut emosi.

Wajar apabila ada setiap pejabat yang datang, peternak ramai-ramai mengeluh. Sebab selama ini seakan tidak ada perhatian pemerintah bagi kelompok peternak telur ini.

Lebih parah lagi peternak harus berhadapan langsung dengan korporasi besar yang menguasai jalur produksi, distribusi hingga pasar ke tingkat konsumen. Korporasi ini leluasa mengatur harga pakan, bagi peternak yang tidak tergabung dalam jaringan mereka maka tidak akan mendapatkan jatah pakan ternak untuk ayam petelur mereka.

Peternak yang tergabung dalam jaringan korporasi pun tak leluasa untuk bisa menentukan harga hasil panen mereka lantaran sudah masuk dalam jaringan pemasaran dari korporasi tersebut.

Ada dugaan kartel dalam sistem produksi telur ayam ini. Sebuah tudingan yang tentu tidak mudah untuk bisa dibuktikan oleh para peternak yang lemah.

Kiranya Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bisa melakukan investigasi akan dugaan kartel ini. Akademisi juga bisa menurunkan tim untuk meneliti jalur produksi pakan ternak hingga konsumen agar bisa mengurai masalahnya.

Namun dalam jangka pendek peternak perlu uluran tangan negara. Pemerintah bisa membeli telor para peternak dengan harga wajar agar tidak tekor oleh ongkos produksi. Telur ini bisa disalurkan untuk bantuan sosial agar masyarakat bisa mencukupi asupan protein.           

Bagikan

Berita Terbaru

Menangkap Merdunya Cuan Investasi Royalti dari Musik dan Lagu
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 04:05 WIB

Menangkap Merdunya Cuan Investasi Royalti dari Musik dan Lagu

Sejatinya, investor besar berinvestasi di royalti musik cukup banyak. Ada Blackstone, KKR dan Dundee Venture Capital juga investasi di royalti. 

Lakukan Divestasi Rumah Sakit, First REIT Gerus Eksposur Bisnisnya di Indonesia
| Jumat, 17 Januari 2025 | 14:44 WIB

Lakukan Divestasi Rumah Sakit, First REIT Gerus Eksposur Bisnisnya di Indonesia

SILO Telah menekan nota kesepahaman awal yang tidak mengikat (letter of intent/LOI) dengan First REIT Management Limited.

Bareskrim Tetapkan PT AJP & Komisarisnya Sebagai Tersangka Pencucian Uang Judi Online
| Jumat, 17 Januari 2025 | 14:09 WIB

Bareskrim Tetapkan PT AJP & Komisarisnya Sebagai Tersangka Pencucian Uang Judi Online

PT Area Jaya Putra (PT AJP) diduga menerima aliran dana judi online dalam kurun waktu 2020 hingga 2022.

Rumor Akuisisi Grup Salim Melambungkan Harga Saham CMNP
| Jumat, 17 Januari 2025 | 09:24 WIB

Rumor Akuisisi Grup Salim Melambungkan Harga Saham CMNP

Meski masih sebatas rumor, langkah Salim merupakan hal wajar. Ini sebagai upaya Grup Salim melakukan diversifikasi. 

Saatnya Membandingkan Kinerja Grup Konglomerat di Sepanjang Tahun 2024
| Jumat, 17 Januari 2025 | 09:01 WIB

Saatnya Membandingkan Kinerja Grup Konglomerat di Sepanjang Tahun 2024

Terdapat sembilan grup konglomerat. Kapitalisi terbesar per 2024 disabet Grup Barito sebesar Rp 2.129 triliun. 

Sama Seperti DAAZ, RATU Disuspensi Sehari Oleh BEI Pasca Cetak ARA Berturut-turut
| Jumat, 17 Januari 2025 | 08:48 WIB

Sama Seperti DAAZ, RATU Disuspensi Sehari Oleh BEI Pasca Cetak ARA Berturut-turut

Dalam empat hari perdagangan perdananya, emiten milik pengusaha Happy Hapsoro ini terus-menerus menyentuh auto-reject atas (ARA).

Ancaman Profit Taking, Hari Ini IHSG Berpotensi Melemah Lagi
| Jumat, 17 Januari 2025 | 08:34 WIB

Ancaman Profit Taking, Hari Ini IHSG Berpotensi Melemah Lagi

Pelemahan nilai tukar rupiah jadi sentimen negatif. IHSG hari ini berpotensi berbalik arah atau profit taking. 

Naskah Akademik Sebelum Bahas Omnibus Law Politik
| Jumat, 17 Januari 2025 | 07:15 WIB

Naskah Akademik Sebelum Bahas Omnibus Law Politik

Parlemen mewacanakan omnibus law sistem politik merespon penghapusan presidential threshold oleh Makmakah Konstitusi. 

Perputaran Uang Kejahatan Narkotika Rp 104,5 Triliun
| Jumat, 17 Januari 2025 | 07:05 WIB

Perputaran Uang Kejahatan Narkotika Rp 104,5 Triliun

PPATK mengindikasikan perputaran uang di kejahatan narkotika yang besar selama periode tahun 2022 sampai 2024. 

Pelayaran Nasional Ekalaya Purnamasari (ELPI) Andalkan Kapal Pengangkutan Migas
| Jumat, 17 Januari 2025 | 07:00 WIB

Pelayaran Nasional Ekalaya Purnamasari (ELPI) Andalkan Kapal Pengangkutan Migas

Manajemen ELPI memproyeksikan pendapatan di atas Rp 1 triliun untuk tahun ini dengan andalkan ngkutan migas.

INDEKS BERITA

Terpopuler