Dipakai Buat Bayar Utang dan Intervensi Rupiah, Cadangan Devisa Turun

Sabtu, 07 Maret 2020 | 09:07 WIB
Dipakai Buat Bayar Utang dan Intervensi Rupiah, Cadangan Devisa Turun
[ILUSTRASI. Foto berbagai mata uang asing sebagai ilustrasi cadangan devisa. Cadangan devisa Indonesia ke depan berpotensi tergerus akibat virus corona dan tekanan ekonomi global. DOK/Gov.SA]
Reporter: Bidara Pink | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia akhir Februari 2020 tercatat sebesar US$ 130,3 miliar.

Angka ini melorot US$ 1,3 miliar dibanding posisi pada akhir bulan sebelumnya.

Penyebab penurunan cadev, pertama, pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.

Menilik data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu), total utang pemerintah yang jatuh tempo tahun ini mencapai Rp 238 triliun.

Perinciannya: obligasi negara jatuh tempo sebesar Rp 158 triliun dan pinjaman yang jatuh tempo Rp 80 triliun.

Kedua, penerimaan devisa ekspor masih tersendat.

Ditjen Bea dan Cukai Kemkeu mencatat, devisa ekspor sepanjang Februari 2020 mencapai US$ 13,33 miliar, hanya naik 7,24% dibanding realisasi di bulan sebelumnya sebesar US$ 12,43 miliar.

Ketiga, tak lain dan tak bukan adalah intervensi nilai tukar rupiah.

Soalnya, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan, bahkan menembus kisaran Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat (AS).

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya menyebutkan, dari awal 2020 hingga 3 Maret lalu, bank sentral telah melakukan pembelian surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 103 triliun.

Dari jumlah itu, sebanyak Rp 80 triliun BI borong sejak virus korona mewabah pada akhir Januari 2020.

Tapi, "Posisi cadev tetap tinggi meski sedikit lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2020," kata Onny Widjanarko, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Jumat (6/3).

Posisi cadev Februari setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Serta, angkanya berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Bisa turun lagi

Hanya, pasca pengumuman cadev, nilai tukar rupiah di pasar spot ada di Rp 14.242 per dollar AS pada penutupan perdagangan Jumat (6/3).

Posisi ini melemah 0,48% dibanding penutupan perdagangan pada Kamis (5/3) lalu.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah bertengger di level Rp 14.267 per dollar AS, melemah dibanding hari sebelumnya sebesar Rp 14.168 per dollar AS.

Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 5.498,54, melanjutkan pelemahannya dan anjlok lebih dari 2% di akhir perdagangan kemarin.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro melihat risiko cadev ke depan masih tinggi.

Di satu sisi, sikap moneter bank sentral AS, The Fed yang lebih dovish.

Tambah lagi, potensi inflasi negara kita yang rendah tahun ini. Itu semua membuat aset keuangan Indonesia masih relatif menarik.

Namun, risiko yang berasal dari pertumbuhan global yang lebih lemah dari perkiraan sebelumnya, harga komoditas yang stagnan, dan peningkatan kekhawatiran wabah Covid-19 akan mengganggu ekspor dan sektor pariwisata Indonesia.

"Hal tersebut juga memberikan ketidakpastian dan volatilitas yang lebih tinggi ke pasar keuangan," kata Andry kepada KONTAN.

Andry memperkirakan, rata-rata kurs rupiah tahun ini terdepresiasi ke level Rp 14.296 per dollar AS dibandingkan dengan tahun lalu Rp 13.866 per dollar AS.

Selain itu, defisit transaksi berjalan alias current account defisit (CAD) pada tahun ini akan meningkat ke 2,88% dari produk domestik bruto (PDB).

Tahun lalu, CAD berada di angka 2,72% dari PDB.

Bagikan

Berita Terbaru

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar
| Senin, 23 Desember 2024 | 19:48 WIB

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar

Lexmark perusahaan yang berbasis di Lexington, Kentucky dibentuk sebagai bentuk spin off dari IBM pada bulan Maret 1991.

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler