Dirut ASHA, William Sutioso: Disiplin Mengukur Risiko Investasi

Sabtu, 11 Juni 2022 | 04:25 WIB
Dirut ASHA, William Sutioso: Disiplin Mengukur Risiko Investasi
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi ilmu menjadi hal penting bagi William Sutioso, Direktur Utama PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA). Bagi dia, waktu untuk menimba ilmu dan meraup pengalaman harus dijalani  sebelum terjun langsung dan mencicipi investasi riil ataupun aset finansial.

Semasa remaja, William diajari oleh orangtuanya untuk banyak belajar. Bahkan, saat libur, ia banyak menghabiskan waktu untuk belajar usaha di sektor industri perikanan. "Jadi dulu kalau ada hari libur, bukan jalan-jalan, tapi orangtua mengajak belajar usaha di lapangan, di laut," ujar dia.

William berkisah, orangtuanya melakukan hal tersebut agar timbul keinginan untuk menjalankan bisnis dari muda pada anak-anak mereka. Tak heran, saat William menempuh pendidikan di University of Southern California, ia sudah berkecimpung pada bisnis jual beli. Pertama kali dia lakukan adalah jual beli barang elektronik. 

Baca Juga: Jangan Sampai Rugi Besar, Warren Buffett Beri Tips Ini Saat Berinvestasi

William mengenang, ia membeli barang secara online dan menjual kembali barang tersebut secara online dengan harga jual lebih tinggi. Setelah mengantongi untung dari hasil jualannya tersebut, pria kelahiran September 1983 ini menggunakan keuntungan investasi untuk bisnis yang dijalaninya sekarang, di bidang perikanan. Ia membeli kapal dan berinvestasi pada perusahaannya saat ini. 

Selain berinvestasi dalam bentuk bisnis, William menempatkan dana investasi untuk aset fisik kebutuhan perusahaan. Ia juga membeli aset berupa properti. 

Sementara untuk investasi pasar modal, William mulai tertarik masuk ke investasi saham pada 2008, saat pasar saham turun. Di tengah penurunan bursa saham, ia mendapati peluang membeli saham berfundamental baik dengan murah. 

Pria yang pernah belajar bahasa Mandarin di Shanghai Jiaotong University ini mengaku mempelajari investasi saham secara autodidak dengan banyak membaca. Ia juga memiliki prinsip untuk memilih dan bermain saham secara aman. Karena itu, saham yang dikoleksi oleh William adalah saham-saham bluechips. 

Kenali instrumen

Alhasil, setelah pasar mengalami perbaikan, William berhasil meraup keuntungan besar dari hasil investasi saham. Tak puas sampai di situ, ia mencoba membeli saham-saham yang bukan termasuk bluechips dan sempat tak disiplin dalam menjaga risiko.  

"Sifat dasar manusia itu tidak ada kata puas, pernah suatu waktu sudah mencapai target tapi saya tahan-tahan tidak saya jual, esok harinya turun bahkan kena auto reject bawah (ARB)," curhat pria yang kini berusia 38 tahun tersebut.

Baca Juga: Ini Tips Investasi Terbaik Warren Buffett Agar Tidak Alami Kerugian Besar

Alhasil, William pernah mengalami kerugian karena harga yang terus mengalami penurunan. Dari situ, pria yang lahir dan dibesarkan di Jakarta ini sekarang lebih disiplin lagi dalam berinvestasi. 

Selain disiplin, William pun memegang teguh prinsip-prinsip investasi lainnya. Misalnya, tidak terlalu serakah dalam mengejar keuntungan investasi. 

Prinsip selanjutnya yang hingga kini William pegang adalah mengenali instrumen investasi yang akan dijadikan lahan investasi. "Sebelum memutuskan membeli saham, saya memastikan sudah paham kondisi fundamental dan prospek bisnis emiten ke depan seperti apa," terang dia. 

Kemudian tahap selanjutnya adalah  mempertimbangkan profil risiko. "Dulunya saya merupakan investor yang agresif," kata William. Tahun 2020 dan saat market crash, William juga tetap menjadi pemodal agresif. Namun saat ini, pria yang sudah menikah ini mengaku mulai berpikir konservatif ketimbang memilih saham yang penuh risiko. 

Instrumen investasi lain yang pernah dimiliki oleh William adalah reksadana. Namun dia mengaku, investasi di reksadana hanya berjalan satu tahun. Sebab, menurut William, ia merasa tidak memiliki kendali secara penuh atas portofolio saat berinvestasi di reksadana. Sehingga ia tidak bisa mengukur risiko dan menjalankan prinsip investasinya. 

Baca Juga: Gandeng Melbourne Seafood Distributors,Cilacap Samudera (ASHA) bidik ekspor Australia

Ke depannya, William berencana menempatkan dana investasinya pada perusahaan-perusahaan yang baru dibangun. Tapi dia mengaku akan menyisir terlebih dahulu untuk mencari yang prospeknya berkembang.           

Investasi Keterampilan dan Jaringan

Usai lulus kuliah, Direktur Utama PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk William Sutioso memutuskan menginvestasikan waktunya selama satu tahun untuk belajar bahasa Mandarin. Menurut dia, mempelajari bahasa Mandarin menjadi penting karena China memegang peran penting dalam perdagangan dunia.

"Ini juga menjadi suatu investasi, karena investasi waktu untuk belajar bahasa itu sangat terpakai, membantu untuk melakukan transaksi dengan pelanggan. Apalagi kami ada ekspor ke Tiongkok juga," papar William.  Setelah belajar bahasa Mandarin di China, anak pertama dari empat bersaudara ini pulang ke Indonesia pada 2006 dan bekerja di PT Arabikatama Khatulistiwa Fishing Industry, sebagai Branch Manager di Bali, hingga tahun 2011.

William kini menjadi Direktur Utama di PT Arabikatama Khatulistiwa Fishing Industry. Kini di sela-sela kesibukannya menjabat sebagai Direktur Utama di dua perusahaan, William juga aktif dalam beberapa asosiasi. Ia bergabung dengan asosiasi Perikanan Tangkap Terpadu sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri, yang bertugas untuk mengembangkan jaringan bisnis internasional untuk anggota.

William juga menjadi anggota dewan di Asosiasi Demersal Indonesia (ADI), yang bertugas untuk menjembatani hubungan antaranggota, regulator, dan pemangku kepentingan. Ia berharap dengan bergabung di berbagai asosiasi bisa mengembangkan jaringan dan tentu industri perikanan agar semakin maju. Ia juga berharap regulasi di Indonesia konsisten. 

Baca Juga: Gencar Ekspansi, Cilacap Samudera (ASHA) Optimistis Target Pendapatan Tercapai

Bagikan

Berita Terbaru

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

INDEKS BERITA

Terpopuler