Dollar AS Berkinerja Paling Moncer Di Antara Safe Haven

Kamis, 22 Juli 2021 | 05:30 WIB
Dollar AS Berkinerja Paling Moncer Di Antara Safe Haven
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun ini, dollar Amerika Serikat (AS) berhasil menjadi aset safe haven dengan kinerja paling baik. Bila dihitung sejak awal tahun hingga Rabu (21/7), kurs spot dollar AS menguat 3,51% terhadap rupiah ke level Rp 14.543.

Ini berbanding terbalik dengan kinerja aset safe haven lainnya. Mata uang yen justru terkoreksi 3,02% terhadap rupiah. Sementara harga emas spot telah melemah 4,68% di periode yang sama.

Biasanya, dana para investor akan mengalir ke instrumen safe haven jika terjadi ketidakpastian ekonomi atau saat kondisi ekonomi global dianggap tidak aman.

Analis melihat, ada beberapa faktor yang mendorong dollar AS menjadi aset safe haven di tengah kenaikan kasus Covid-19 secara global.

Pertama, menurut Analis Monex Investindo Futures Faisyal, AS menjadi salah satu negara yang mendekati herd immunity dan berbagai data ekonominya sudah lebih baik dari ekspektasi pasar. Stimulus ekonomi jor-joran mendukung sentimen pemulihan.

Alasan kedua, Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menyebut, dollar AS diuntungkan ekspektasi pengetatan moneter bank sentral Federal Reserve. Ketika The Fed mulai mengetatkan kebijakan, maka yield obligasi AS akan cenderung naik.

Sentimen yield ini yang mengurangi daya tarik emas. Alhasil, harga logam mulia ini turun. Selain itu, sikap investor adalah cash is king, berbanding terbalik dengan tahun lalu di mana emas adalah raja safe haven.

Menurut Alwi, tahun lalu, seluruh bank sentral dunia menyuntikkan program pelonggaran moneter untuk mengatasi kejatuhan ekonomi akibat serangan pandemi. Alhasil, mata uang pun mengalami depresiasi dan emas dijadikan pilihan safe haven.

Sementara untuk tahun ini, sekalipun kasus Covid-19 kembali naik, perekonomian di beberapa negara justru mulai membaik dan memicu pengetatan ekonomi.

Yield surat utang AS juga lebih menarik dibanding yen, di mana Bank of Japan (BOJ) menganut bunga negatif. 

Faisyal juga menilai, keunggulan dollar AS adalah sifatnya yang likuid.  Ini juga yang membuat aset safe haven franc Swiss kurang menarik.

Di sisa tahun ini, Alwi dan Faisyal memperkirakan, dollar AS masih akan berpotensi melanjutkan tren positif. Jika The Fed tetap melancarkan sinyal kenaikan bunga atau  mengurangi pembelian obligasi, dollar AS kemungkinan makin dicari.

Faisyal memperkirakan, pada akhir tahun nanti, nilai tukar dollar AS terhadap rupiah berpeluang mengarah ke Rp 15.000 per dolar AS.

Sementara Alwi memperkirakan indeks dollar AS masih bisa menguat ke level 94,50 dibanding posisi sekarang 92,99. Sedangkan harga emas spot diperkirakan menuju ke US$ 1.750 per ons troi.

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak
| Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04 WIB

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak

Reli IHSG yang beberapa kali menembus rekor tertinggi, tak lepas dari meningkatnya aktivitas investor ritel, termasuk dari kelompok usia muda

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:59 WIB

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO

Sebagian besar dana IPO terserap untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pembangunan infrastruktur fisik. 

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43 WIB

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan periode non-cancellation pada sesi pra-pembukaan dan pra-penutupan mulai 15 Desember 2025

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:39 WIB

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi

Meskipun trafik data naik, emiten sektor telekomunikasih masih dibayangi persaingan harga yang ketat

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global
| Minggu, 14 Desember 2025 | 06:00 WIB

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,32% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,33%.

Animo Investor Saham
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:50 WIB

Animo Investor Saham

​Kenaikan IHSG terdorong oleh peningkatan investor pasar modal di dalam negeri yang semakin melek berinvestasi saham.

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:35 WIB

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera

Banjir dan longsor membuat layanan telekomunikasi di sejumlah wilayah Sumatera lumpuh. Dalam situasi ini, keandalan peru

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:10 WIB

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas

Banjir dan longsor yang melanda Sumatera akhir November bukan hanya merenggut ratusan nyawa, tapi bikin meriang perdagangan.

 
Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

INDEKS BERITA

Terpopuler