Dompet Media Nusantara Citra (MNCN) Kian Tebal Berkat Segmen Digital

Jumat, 01 Juli 2022 | 04:25 WIB
Dompet Media Nusantara Citra (MNCN) Kian Tebal Berkat Segmen Digital
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) diperkirakan melanjutkan kinerja positif di tahun ini. MNCN akan terbantu segmen digital, yang bakal mendorong kinerja emiten media ini.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan, salah satu pendorong kinerja MNCN di kuartal I-2022 datang dari segmen digital yang tumbuh hingga 102,1% menjadi Rp 648 miliar. Kontribusi segmen ini mencapai 23,2% dari total pendapatan. 

Apiknya kinerja segmen digital ini berasal dari pertumbuhan RCTI+. Kini pengguna aktif bulanan RCTI+ telah mencapai 64 juta pengguna, naik 124% secara tahunan. 

Baca Juga: Bisnis Digital Kian Ekspansif, Intip Rekomendasi Saham Media Citra Nusantara (MNCN)

"Kami meyakini, kontribusi segmen digital terhadap total pendapatan MNCN akan terus tumbuh seiring dengan adanya pergeseran permintaan dari para pengiklan ke iklan digital," tulis Christine dalam riset 20 Juni 2022. 

Ke depan, manajemen MNCN akan mematangkan segmen digital dengan membuat video games. Christine memaparkan, ini sejalan dengan riset dari Statista yang menyebut video game menjadi segmen terbesar di media digital ke depan.

RCTI+ juga telah menyiapkan konten baru bernama Orkes Semesta. Program ini akan menghadirkan konser audio-visual dari RCTI+ yang menggunakan teknologi Dolby. Christine meyakini, dengan kehadiran program baru dan pengembangan produk, maka jumlah pelanggan berbayar RCTI+ akan terus tumbuh pada sisa tahun ini. 

Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy  meyakini profitabilitas MNCN terus meningkat seiring iklan digital yang bisa menghasilkan margin lebih tinggi. MNCN juga masih memiliki kemampuan memonetisasi konten free to air (FTA).

Apalagi, tahun ini MNCN telah mengkonsolidasikan platform OTT miliknya, yaitu Vision+ yang sebelumnya dimiliki PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN), ke dalam struktur bisnisnya. Saat ini, Vision+ memiliki 45 juta pelanggan aktif bulanan dan 2,1 juta pelanggan berbayar. Pada kuartal I-2022, pendapatan dari layanan subscription video on demand (SVOD) ini mencapai Rp 123,9 miliar. 

Baca Juga: RUPST Surya Citra Media (SCMA) Putuskan Tebar Dividen 2021, Ini Besarannya

Selain mencatatkan kinerja solid, MNCN juga berhasil mempertahankan posisinya sebagai pemegang audience share terbesar untuk siaran prime time di kuartal I-2022, yakni 45,5%.  Jika dilihat dari perspektif global, banyak perusahaan media besar memonetisasi konten dengan kombinasi advertisers video on demand (AVOD) dan SVOD. 

Menurut Paulus, tren digitalisasi ini menguntungkan MNCN sebagai pembuat konten terbesar di Indonesia. MNCN memiliki lebih dari 300.000 jam konten yang punya posisi kuat di industri media Indonesia. Hanya saja, perebutan market share yang kian ketat bisa jadi risiko. 

Tantangan bisnis

Salah satu tantangan MNCN di tahun ini adalah naiknya harga komoditas dan pelemahan nilai tukar rupiah. Ini bisa menekan kinerja operasional perusahaan konsumer. Padahal, perusahaan konsumer biasanya memiliki belanja iklan paling besar. 

Paulus menjelaskan, sejumlah emiten konsumer memang berencana menurunkan anggaran marketing dan advertising karena tekanan dari naiknya bahan baku. MNCN juga akan kena dampak, tapi efeknya jauh lebih minim. 

Baca Juga: Berencana Stock Split, MNC Digital Entertainment (MSIN) Minta Restu Pemegang Saham

MNCN bisa meraup pendapatan dari segmen lain. Berdasarkan data Nielsen, pengeluaran belanja iklan di Indonesia masih akan terus tumbuh, walaupun ada perlambatan dari sektor FMCG. Apalagi MNCN merupakan market leader emiten media.

Menurut Christine, belanja iklan perusahaan teknologi akan menjadi salah satu faktor pendorong pendapatan. "Kami memprediksi biaya belanja iklan di tahun ini akan naik di kisaran 5%," ujar dia. 

Di segmen digital, Paulus menilai, MNCN masih akan mendapat tambahan pendapatan Rp 3 triliun pada akhir tahun ini. "Sepanjang tahun ini pendapatan MNCN bisa mencapai Rp 10,16 triliun dengan laba bersih Rp 2,71 triliun," proyeksi dia.

Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan  memperkirakan, pendapatan MNCN akan mencapai Rp 10,4 triliun dengan laba bersih Rp 2,9 triliun. Ia masih mempertahankan rekomendasi beli saham MNCN dengan target harga Rp 1.400 per saham. 

Setali tiga uang, Paulus juga memberi rekomendasi beli dengan target harga Rp 1.450 per saham. Christine juga meyakini MNCN layak mendapat rekomendasi beli dengan target Rp 1.500 per saham.      

Baca Juga: Saham-Saham Grup MNC Ini Melesat, Begini Rekomendasi Analis

 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi

​ Pemerintah, dengan semangat dan ambisi besar seperti biasanya, menargetkan 2026 sebagai pijakan awal menuju mimpi pertumbuhan ekonomi 8%.

INDEKS BERITA

Terpopuler