Efisiensi Berhasil, Pendapatan ADES Turun Tapi Laba Bisa dikerek

Kamis, 28 Maret 2019 | 08:12 WIB
Efisiensi Berhasil, Pendapatan ADES Turun Tapi Laba Bisa dikerek
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen air minum dalam kemasan (AMDK) dan kosmetik, PT Akasha Wira International Tbk (ADES) masih berupaya memoles bisnisnya pada tahun ini. Pasalnya, di sepanjang tahun lalu Akasha Wira mencatatkan penurunan penjualan bersih.

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2018 yang baru dipublikasikan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu (27/3), emiten ini membukukan pendapatan sebesar Rp 804 miliar. Jumlah tersebut menurun 1,23% dibandingkan pencapaian 2017 yang senilai Rp 814 miliar.

Menyusutnya pendapatan diikuti oleh kenaikan beban pokok penjualan sebesar 10% year-on-year (yoy) menjadi Rp 415 miliar di sepanjang 2018. Hal tersebut menyebabkan laba kotor Akasha Wira tergerus 11% dari Rp 438 miliar pada 2017 menjadi Rp 389 miliar di tahun 2018.

Meski demikian, dari pos beban penjualan terjadi penurunan sebesar 21% menjadi Rp 226 miliar di tahun lalu. Pada tahun 2017, Akasha Wira mencatatkan beban penjualan sebesar Rp 289 miliar. Alhasil, laba tahun berjalan emiten ini tercatat senilai Rp 52 miliar atau tumbuh 36% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp 38 miliar.

Direktur PT Akasha Wira International Tbk, Thomas Maria Wisnu Adjie, mengemukakan ada pengetatan di beberapa section unit usaha perusahaan. "Kami melakukan efisiensi di operasional," ungkap dia saat dihubungi KONTAN, Rabu (27/3).

Di masa mendatang, produsen air minum dalam kemasan dengan merek Nestle Pure Life ini masih menilai positif segmen pasar produk tersebut. "Prospek bisnis AMDK akan tetap bagus karena produk ini memiliki karakter yang tidak dimiliki oleh provider air lainnya, selain higienis juga praktis," sebut Thomas.

Memang, produk AMDK di sepanjang tahun 2018 tercatat mendominasi bisnis perusahaan ini, dengan sumbangsih sebesar 61% dari total revenue atau senilai Rp 495 miliar. Jumlah tersebut tumbuh 2,2% dibandingkan realisasi di tahun sebelumnya senilai Rp 484 miliar.

Sedangkan sisa pendapatan ADES diisi oleh segmen kosmetik. Akasha Wira juga mempunyai brand untuk rambut seperti Makarizo, yang menyumbangkan pendapatan senilai Rp 308 miliar atau turun 6,6% yoy. Adapun mengenai proyeksi pada tahun depan, manajemen ADES tidak berharap yang muluk-muluk.

Satu hal yang pasti, menurut Thomas, Akasha Wira International masih optimistis akan terus bertumbuh pada tahun ini. "Karena kami mampu mengidentifikasi kekurangan pada tahun 2018, yang akan kami turn around menjadi kekuatan di tahun 2019," sebut dia.

Sebagai gambaran, penjualan ADES pada tahun lalu terkonsentrasi di Pulau Jawa dengan kontribusi mencapai Rp 622 miliar atau 77% dari total revenue. Namun angka itu turun 2,6% dibandingkan 2017. Sedangkan area Sumatra dan Kalimantan terbilang tidak besar, yakni Rp 47 miliar dan Rp 84 miliar. Namun masing-masing segmen itu tumbuh 34% dan 25% (yoy).

Bagikan

Berita Terbaru

Lahan Menciut, Produksi Kopi Indonesia Naik Tipis
| Rabu, 21 Mei 2025 | 18:23 WIB

Lahan Menciut, Produksi Kopi Indonesia Naik Tipis

Di tahun 2024-2025 produksi kopi Indonesia diprediksikan naik ketimbang 2023. Padahal pada 2023, luas lahan perkebunan kopi justru lebih besar.

Aktivitas Pelesiran Akan Naik di Musim Libur Juni 2025, Emiten Pariwisata Bersiap
| Rabu, 21 Mei 2025 | 16:21 WIB

Aktivitas Pelesiran Akan Naik di Musim Libur Juni 2025, Emiten Pariwisata Bersiap

PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) melihat, momentum long weekend pada bulan Juni 2025, berpotensi menjadi peluang positif bagi bisnis PJAA.

Iwan Kurniawan Lukminto Direktur Utama Sritex Ditangkap Kejaksaan Agung
| Rabu, 21 Mei 2025 | 14:20 WIB

Iwan Kurniawan Lukminto Direktur Utama Sritex Ditangkap Kejaksaan Agung

Sejak beberapa waktu yang lalu, Kejagung telah memulai penyelidikan terkait dugaan korupsi di perusahaan Sritex.

Profit 27,98% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lagi (21 Mei 2025)
| Rabu, 21 Mei 2025 | 09:27 WIB

Profit 27,98% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lagi (21 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (21 Mei 2025) 1 gram Rp 1.894.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,98% jika menjual hari ini.

Gerak Transisi MEDC Kian Kencang, dari Energi Hijau Hingga Merangsek Pengembangan LNG
| Rabu, 21 Mei 2025 | 08:17 WIB

Gerak Transisi MEDC Kian Kencang, dari Energi Hijau Hingga Merangsek Pengembangan LNG

Sepanjang 2025 pedoman produksi migas PT Medco Energi International Tbk (MEDC) sebesar 145 juta MBOEPD hingga 150 MBOEPD.​

Rencana CUAN Gelar Stock Split Direspons Positif, ke Depan Harga Masih bisa Melejit
| Rabu, 21 Mei 2025 | 07:56 WIB

Rencana CUAN Gelar Stock Split Direspons Positif, ke Depan Harga Masih bisa Melejit

Pendapatan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) untuk setahun penuh 2025 diproyeksi dapat mencapai US$ 1,2 miliar dengan laba bersih US$ 469 juta.

Entitas Grup Sinarmas Anak Usaha Sinar Mas Multiartha (SMMA) Gugat PMH Satgas BLBI
| Rabu, 21 Mei 2025 | 07:48 WIB

Entitas Grup Sinarmas Anak Usaha Sinar Mas Multiartha (SMMA) Gugat PMH Satgas BLBI

Satgas BLBI menjadi tergugat pertama, dalam perkara yang didaftarkan pada awal pekan ini, Senin, 19 Mei 2025.

Arah IHSG Menanti Keputusan BI Rate
| Rabu, 21 Mei 2025 | 07:35 WIB

Arah IHSG Menanti Keputusan BI Rate

Investor akan mencermati hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan menurunkan suku bunga

Menakar Peluang Cuan di Saham-Saham IDX30
| Rabu, 21 Mei 2025 | 07:30 WIB

Menakar Peluang Cuan di Saham-Saham IDX30

Ruang penguatan untuk saham-saham IDX30 masih terbuka namun tetap perlu mengantisipasi potensi koreksi jangka pendek 

Widodo Makmur Unggas (WMUU) Perbaiki Kinerja Pasca Restrukturisasi
| Rabu, 21 Mei 2025 | 07:00 WIB

Widodo Makmur Unggas (WMUU) Perbaiki Kinerja Pasca Restrukturisasi

WMUU berkomitmen untuk melaksanakan seluruh kewajiban sesuai dengan ketentuan perjanjian perdamaian yang telah berkekuatan hukum tetap.

INDEKS BERITA

Terpopuler