Efisiensi Berhasil, Pendapatan ADES Turun Tapi Laba Bisa dikerek
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen air minum dalam kemasan (AMDK) dan kosmetik, PT Akasha Wira International Tbk (ADES) masih berupaya memoles bisnisnya pada tahun ini. Pasalnya, di sepanjang tahun lalu Akasha Wira mencatatkan penurunan penjualan bersih.
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2018 yang baru dipublikasikan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu (27/3), emiten ini membukukan pendapatan sebesar Rp 804 miliar. Jumlah tersebut menurun 1,23% dibandingkan pencapaian 2017 yang senilai Rp 814 miliar.
Menyusutnya pendapatan diikuti oleh kenaikan beban pokok penjualan sebesar 10% year-on-year (yoy) menjadi Rp 415 miliar di sepanjang 2018. Hal tersebut menyebabkan laba kotor Akasha Wira tergerus 11% dari Rp 438 miliar pada 2017 menjadi Rp 389 miliar di tahun 2018.
Meski demikian, dari pos beban penjualan terjadi penurunan sebesar 21% menjadi Rp 226 miliar di tahun lalu. Pada tahun 2017, Akasha Wira mencatatkan beban penjualan sebesar Rp 289 miliar. Alhasil, laba tahun berjalan emiten ini tercatat senilai Rp 52 miliar atau tumbuh 36% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp 38 miliar.
Direktur PT Akasha Wira International Tbk, Thomas Maria Wisnu Adjie, mengemukakan ada pengetatan di beberapa section unit usaha perusahaan. "Kami melakukan efisiensi di operasional," ungkap dia saat dihubungi KONTAN, Rabu (27/3).
Di masa mendatang, produsen air minum dalam kemasan dengan merek Nestle Pure Life ini masih menilai positif segmen pasar produk tersebut. "Prospek bisnis AMDK akan tetap bagus karena produk ini memiliki karakter yang tidak dimiliki oleh provider air lainnya, selain higienis juga praktis," sebut Thomas.
Memang, produk AMDK di sepanjang tahun 2018 tercatat mendominasi bisnis perusahaan ini, dengan sumbangsih sebesar 61% dari total revenue atau senilai Rp 495 miliar. Jumlah tersebut tumbuh 2,2% dibandingkan realisasi di tahun sebelumnya senilai Rp 484 miliar.
Sedangkan sisa pendapatan ADES diisi oleh segmen kosmetik. Akasha Wira juga mempunyai brand untuk rambut seperti Makarizo, yang menyumbangkan pendapatan senilai Rp 308 miliar atau turun 6,6% yoy. Adapun mengenai proyeksi pada tahun depan, manajemen ADES tidak berharap yang muluk-muluk.
Satu hal yang pasti, menurut Thomas, Akasha Wira International masih optimistis akan terus bertumbuh pada tahun ini. "Karena kami mampu mengidentifikasi kekurangan pada tahun 2018, yang akan kami turn around menjadi kekuatan di tahun 2019," sebut dia.
Sebagai gambaran, penjualan ADES pada tahun lalu terkonsentrasi di Pulau Jawa dengan kontribusi mencapai Rp 622 miliar atau 77% dari total revenue. Namun angka itu turun 2,6% dibandingkan 2017. Sedangkan area Sumatra dan Kalimantan terbilang tidak besar, yakni Rp 47 miliar dan Rp 84 miliar. Namun masing-masing segmen itu tumbuh 34% dan 25% (yoy).