Ekonom proyeksikan BI pertahankan bunga acuan sebesar 6%

Kamis, 25 April 2019 | 08:24 WIB
Ekonom proyeksikan BI pertahankan bunga acuan sebesar 6%
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Ekonom memproyeksikan Bank Indonesia akan mempertahankan bunga acuan sebesar 6%. Kebijakan bunga acuan, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR), termasuk yang dibahas dalam Rapat Dewan Gubernur yang berlangsung sejak kemarin hingga hari ini.

Menurut Direktur Riset Center of Reform on Economic (Core) Piter Abdullah, masih ada risiko jika BI menurunkan bunga acuannya bulan ini. Walaupun di sisi lain, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan bank sentral-bank sentral negara lain masih dalam tren dovish.

Jika BI menurunkan bunga acuan, maka selisih suku bunga dengan bunga The Fed kian sempit. Akibatnya, arus modal asing yang berpotensi masuk, akan tertahan. "Bahkan bisa memicu arus balik atau sudden reversal yang bisa menyebabkan pelemahan rupiah," kata Piter kepada KONTAN, Rabu (24/4). Sepanjang April 2019, rupiah berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) relatif stabil di kisaran Rp 14.100 per dollar AS.

Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Winang Budoyo juga memprediksi BI masih akan menahan suku bunga. Sebab, "Ketidakpastian masih tinggi jadi BI lebih baik menahan dulu," tambahnya.

Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto menambahkan, dipertahankannya bunga acuan bulan ini sekaligus untuk menjaga daya tarik investor asing untuk memegang aset dalam rupiah . Sehingga, itu bisa membantu daya tahan ekonomi Indonesia dari tekanan eksternal seperti perang dagang, resiko geopolitik, perlambatan ekonomi global, Brexit dan melemahnya harga komoditas.

Ekonom Samuel Aset Manajmen Lana Soelistianingsih juga berpendapat, BI perlu mempertahankan bunga acuan selama defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) masih ingin ditekan ke arah 2,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). "Kalau suku bunga diturunkan, investasi naik maka impor naik lagi tidak mungkin CAD 2,5%," katanya.

Namun, BI memiliki peluang jika ingin memangkas BI7DRRR di kuartal kedua tahun ini. Sebab, tren pertumbuhan ekonomi global melambat dan bank sentral beberapa negara juga telah memangkas suku bunganya.

Apalagi, investor memiliki sentimen positif apabila pemerintahan petahana kembali menjabat. Sebab ada jaminan bahwa kebijakan yang sudah ada akan terus dilanjutkan. "Tentu sambil melihat kondisi neraca dagang," tambah dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Steel Pipe Industry (ISSP) Bidik Pertumbuhan Laba 20%
| Selasa, 26 November 2024 | 07:00 WIB

Steel Pipe Industry (ISSP) Bidik Pertumbuhan Laba 20%

ISSP masih memantau kinerja kuartal IV tahun ini. Diharapkan dapat mencapai target dengan mengejar ketertinggalan di kuartal IV ini.

Kredit Batubara di Bank Lokal Masih Membara
| Selasa, 26 November 2024 | 06:30 WIB

Kredit Batubara di Bank Lokal Masih Membara

Kredit BCA ke sektor batubara per September 2024 mencapai Rp 22,88 triliun atau tumbuh 49,58% secara year to date. 

Batal Belanja
| Selasa, 26 November 2024 | 06:17 WIB

Batal Belanja

Biasanya, produsen akan melanjutkan biaya PPN ke produk akhir. Artinya konsumen yang kemudian membayar lebih untuk mendapatkan barang.

Mulai Menghijau, Tapi Tetap Pasang Mode Waspada, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 26 November 2024 | 05:43 WIB

Mulai Menghijau, Tapi Tetap Pasang Mode Waspada, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Kendati mulai menghijau, hari ini trader dan investor tetap harus waspada. Kemarin asing masih melakukan net sell Rp 573,05 miliar.

Asuransi Umum Siapkan Jurus Hadapi Kenaikan PPN
| Selasa, 26 November 2024 | 05:12 WIB

Asuransi Umum Siapkan Jurus Hadapi Kenaikan PPN

Isu daya beli masyarakat masih akan membayangi bisnis asuransi umum pada tahun 2025 seiring rencana kenaikan PPN. 

Sinar Eka Selaras (ERAL) Menggenjot Penjualan di Semua Lini
| Selasa, 26 November 2024 | 05:12 WIB

Sinar Eka Selaras (ERAL) Menggenjot Penjualan di Semua Lini

ERAL tercatat  mengoperasikan total 145 gerai berbagai merek di Indonesia dan masih akan getol untuk melakukan ekspansi.

Kenaikan Pajak Bisa Tekan KKB Bank
| Selasa, 26 November 2024 | 05:12 WIB

Kenaikan Pajak Bisa Tekan KKB Bank

Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) per Oktober 2024 tercatat tumbuh sebesar 9,9% secara tahunan atau year on year (YoY)

Penerbitan Obligasi Korporasi Semarak
| Selasa, 26 November 2024 | 05:12 WIB

Penerbitan Obligasi Korporasi Semarak

Penurunan suku bunga acuan akan membuat biaya penerbitan surat utang bisa lebih murah bagi perusahaan.

Industri LKM Hadapi Sederet Tantangan
| Selasa, 26 November 2024 | 05:12 WIB

Industri LKM Hadapi Sederet Tantangan

Industri LKM masih dibelit sederet tantangan. Sejumlah upaya disiapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar sektor tersebut bisa bergairah.

Mengawal Pemutihan Kredit Macet UMKM
| Selasa, 26 November 2024 | 05:12 WIB

Mengawal Pemutihan Kredit Macet UMKM

Namun sehebat apapun aturan, tetap saja ada celah penyimpangan (moral hazard) yang bisa dilakukan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

INDEKS BERITA

Terpopuler