Ekonomi Australia Lebih Lambat dari Proyeksi, Cuma Naik 0,3% di Kuartal IV-2023

Rabu, 06 Maret 2024 | 10:55 WIB
Ekonomi Australia Lebih Lambat dari Proyeksi, Cuma Naik 0,3% di Kuartal IV-2023
[ILUSTRASI. Ekonomi Australia naik 1,5% secara tahunan di kuartal IV, lebih rendah dari 2,1% di kuartal III. REUTERS/Loren Elliott]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Perekonomian Australia tumbuh sangat lambat pada kuartal akhir 2023. Penyebabnya, tekanan terhadap pendapatan rumah tangga membuat belanja konsumen terhenti. Data ini memperkuat spekulasi pasar bahwa suku bunga akan diturunkan.

Data dari Biro Statistik Australia, Rabu (6/3), seperti dikutip Reuters, menunjukkan produk domestik bruto (PDB) riil naik 0,2% pada kuartal keempat, di bawah perkiraan 0,3%. Di kuartal III-2023, PDB riil revisi Australia masih naik 0,3%.

Secara tahunan, ekonomi cuma tumbuh 1,5%, melambat dari 2,1% pada kuartal sebelumnya. Ini pertumbuhan terendah sejak awal tahun 2021, ketika perekonomian sedang bangkit dari resesi yang disebabkan oleh pandemi.

Sebagai tanda melemahnya permintaan dalam negeri, belanja rumah tangga tidak menambah pertumbuhan ekonomi sama sekali pada kuartal keempat. Kenaikan belanja kebutuhan pokok sebesar 0,7% diimbangi oleh penurunan belanja diskresi sebesar 0,9%.

Data Biro Statistik Australia menunjukkan rumahtangga menghabiskan lebih banyak uang untuk listrik, sewa, makanan dan kesehatan. Di sisi lain, rumahtangga mengurangi pengeluaran untuk hotel, kafe dan restoran, serta kebutuhan seperti pembelian kendaraan baru atau pakaian dan alas kaki.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV-2023 Diprediksi Naik, Disokong Konsumsi Rumah Tangga

“Konsumen Australia menderita karena tingginya suku bunga dan tekanan biaya hidup, sementara tingkat investasi perumahan masih lesu,” kata Stephen Smith, mitra Deloitte Access Economics.

Reserve Bank of Australia telah menaikkan suku bunga sebesar 425 basis poin sejak Mei 2022 untuk mengendalikan inflasi. Bank sentral Australia ini tidak mengesampingkan potensi kenaikan suku bunga lagi, mengingat kekhawatiran terhadap tingginya inflasi jasa.

Bank sentral memperkirakan perekonomian akan melambat menjadi 1,5% secara tahunan pada akhir tahun lalu dan menjadi 1,3% pada pertengahan tahun 2024.

Untuk kuartal bulan Desember, PDB per kapita turun 0,3%, menyusut selama tiga kuartal berturut-turut. Ini merupakan penurunan terpanjang sejak tahun 1982.

Rasio tabungan rumah tangga meningkat menjadi 3,2%. Namun rasio ini masih lemah setelah berada di angka 1,9% pada kuartal sebelumnya.

 “Mengatasi inflasi masih menjadi perhatian utama kami, namun angka-angka ini menunjukkan bahwa keseimbangan risiko dalam perekonomian beralih dari inflasi ke pertumbuhan,” kata Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV-2023 Berpotensi Naik, Ini Pendorongnya

Pasar yakin siklus pengetatan RBA telah berakhir karena inflasi telah turun ke level terendah dalam dua tahun, sebesar 3,4%. Tapi proyeksi ke depan menunjukkan bahwa pelonggaran suku bunga baru akan terjadi sekitar bulan Agustus.

Bagikan

Berita Terbaru

Eskposur Kecil Solana (SOL) Mampu Tingkatkan Imbal Hasil Portofolio Kripto
| Sabtu, 01 November 2025 | 13:00 WIB

Eskposur Kecil Solana (SOL) Mampu Tingkatkan Imbal Hasil Portofolio Kripto

Solana (SOL) berhasil menembus level US$ 200 atau sebesar Rp 3,32 juta seiring kabar peluncuran Exchange Traded Fund (ETF) berbasis koin ini.

BlackRock, Vanguard, Hingga WisdomTree Ubah Posisi di Saham Rokok Indonesia
| Sabtu, 01 November 2025 | 11:00 WIB

BlackRock, Vanguard, Hingga WisdomTree Ubah Posisi di Saham Rokok Indonesia

Pergerakan investor institusi asing di dua emiten rokok besar, GGRM dan HMSP, menunjukkan dinamika menarik sepanjang 2025.

Beban Ambisi Politisi
| Sabtu, 01 November 2025 | 06:10 WIB

Beban Ambisi Politisi

Di saat bank swasta leluasa menyalurkan kredit ke segmen lebih menguntungkan, bank milik negara kerap harus menanggung risiko sosial lebih besar.

Pasca Lepas Bisnis Es Krim, Unilever Fokus pada Produk Margin Tinggi
| Sabtu, 01 November 2025 | 06:00 WIB

Pasca Lepas Bisnis Es Krim, Unilever Fokus pada Produk Margin Tinggi

Mengupas strategi bisnis PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pasca melepas bisnis es krim di awal tahun 2025

Bank Berburu Fee Based Demi Menjaga Kinerja
| Sabtu, 01 November 2025 | 05:05 WIB

Bank Berburu Fee Based Demi Menjaga Kinerja

.aat laju kredit masih tak bertenaga, sejumlah bank makin bergantung pada pendapatan non bunga demi menjaga keuntungan

Main Aman Saat Ekonomi Tak Pasti, Peserta DPLK Tambah Deposito
| Sabtu, 01 November 2025 | 04:35 WIB

Main Aman Saat Ekonomi Tak Pasti, Peserta DPLK Tambah Deposito

Hingga Juli 2025, dana peserta DPLK di keranjang deposito bertambah Rp 10,7 triliun sejak awal tahun menjadi Rp 78,07 triliun

Pertumbuhan di Tengah Kerentanan
| Sabtu, 01 November 2025 | 04:18 WIB

Pertumbuhan di Tengah Kerentanan

Pemulihan ekonomi bukan hanya soal angka pertumbuhan, tapi juga tentang tumbuhnya kepercayaan bahwa masa depan bisa lebih baik.

Pendapatan Bunga Bikin Cuan Bank Digital Kian Tebal
| Sabtu, 01 November 2025 | 04:15 WIB

Pendapatan Bunga Bikin Cuan Bank Digital Kian Tebal

Pendapatan bunga bersih yang masih tumbuh tinggi, menjadi bahan bakar kenaikan laba bank digital hingga sembilan bulan pertama tahun ini.

Terdepak Dari Indeks LQ45, Berikut Ini Saham Yang Masih Bisa Dilirik
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 20:23 WIB

Terdepak Dari Indeks LQ45, Berikut Ini Saham Yang Masih Bisa Dilirik

BRIS dan JSMR masih lebih diuntungkan karena memiliki sentimen makro, serta dukungan BUMN, katalis belanja & transportasi di kuartal IV.

Prospek Positif Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Berkat Program Stimulus Pemerintah
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 20:17 WIB

Prospek Positif Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Berkat Program Stimulus Pemerintah

AMRT menjadi salah satu emiten yang diuntungkan dari kebijakan dana bantuan tunai mengingat profil konsumennya dominan di kelas menengah-bawah.

INDEKS BERITA

Terpopuler